BUAH-BUAH KEIKHLASAN

Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
http://almanhaj.or.id/content/3666/slash/0/buah-buah-keikhlasan/

PERINTAH IKHLAS, LARANGAN RIYA, DAN SYIRIK [1]
Ketahuilah –wahai saudaraku sesama muslim- semua amalan pasti itu pasti
terjadi dengan niat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya semua amalan itu terjadi dengan niat, dan setiap orang
mendapatkan apa yang dia niatkan. [HR. Bukhâri dan Muslim]

Mengikhlaskan niat untuk Allâh Subhanahu wa Ta’ala adalah wajib berdasarkan
firman-Nya Azza wa Jalla:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ
الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allâh dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus. [al-Bayyinah/98:5]

Ayat dan hadits di atas menunjukkan kewajiban ikhlas dalam seluruh amal
perbuatan manusia. Oleh karena itu kita wajib ikhlas dalam menuntut ilmu,
mengamalkannya, melaksanakan shalat, zakat, infaq, puasa, haji, jihad, amar
ma’ruf nahi mungkar, dakwah, nikah dan walimahnya, dan lain sebagainya.
Jangan hanya meniatkan dunia semata, seperti meraih kedudukan, sanjungan,
pujian, dan kesenangan dunia semata.

MAKNA IKHLAS
Secara bahasa, ikhlas artinya memurnikan, sedangkan dalam istilah syara’,
ikhlas adalah memurnikan niat dalam beribadah kepada Allâh, semata-mata
mencari ridha-Nya dan mengharapkan pahala di akhirat, serta membersihkan
niat dari syirik niat, seperti riya’, sum’ah, mencari pujian, balasan, dan
ucapan terimakasih dari manusia, serta niat duniawi lainnya.

Ikhlas adalah mencari ridha Allâh sebagaimana firman-Nya Azza wa Jalla :

وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا
عَظِيمًا

Dan barangsiapa yang berbuat demikian (yaitu: memberi sedekah, atau berbuat
ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia) karena mencari
keridhaan Allâh, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
[An-Nisa’/4:114]

BUAH-BUAH IKHLAS
Karena ikhlas memiliki kedudukan yang sangat agung dalam agama Allâh, maka
pasti ia memiliki banyak faedah. Diantara faedah-faedahnya adalah :

Amalannya diterima dan mendapatkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ
أَجْرًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa yang berbuat demikian (yaitu: memberi sedekah, atau
berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia) karena mencari
keridhaan Allâh, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
[an-Nisa’/4:114]

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa harus ada dua hal penting pada
setiap amalan, jika tidak ada, maka amalannya tidak akan diterima. Kedua
hal itu :

a. ikhlas karena Allâh Azza wa Jalla .
b. amalan itu sesuai dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allâh dalam
al-Qur’an atau dijelaskan oleh Rasul-Nya n .

Jika salah satu dari dua hal ini rusak, amalan itu tidak akan diterima,
sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allâh Azza wa Jalla :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا
يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Rabb-nya. [Al-Kahfi/18:110]

Dalam ayat ini Allâh Azza wa Jalla memerintahkan agar amalan itu shalih,
maksudnya sesuai dengan syari’at, kemudian Allâh Azza wa Jalla
memerintahkan agar pelakunya ikhlas.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Dua hal ini
merupakan rukun diterimanya amalan, yaitu amalan itu harus murni untuk
Allâh, benar sesuai syari’at Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.”[Tafsir surat al-Kahfi]

MERAIH PERTOLONGAN ALLAH AZZA WA JALLA
Dalam sebuah hadits disebutkan :

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ ظَنَّ أَنَّ لَهُ فَضْلاً
عَلَى مَنْ دُونَهُ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ فَقَالَ نَبِىُّ اللَّهِ :
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ
وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ

Dari Mush’ab bin Sa’d, dari bapaknya, bahwa dia menyangka dirinya memiliki
keunggulan dibandingkan para sahabat Nabi yang lainnya, maka Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menolong umat
ini adalah dengan sebab doa, sholat, dan keikhlasan orang-orang yang lemah
dari umat ini.” [HR. an-Nasâ’i, no. 3191; dishahihkan oleh al-Albâni dalam
Shahîhut Targhîb, no. 6]

HATI YANG BERSIH DARI DENDAM, HASAD DAN KHIANAT.
Dalam sebuah hadits dinyatakan, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

ثَلاَثٌ لاَ يُغَلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ
وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومِ جَمَاعَتِهِمْ فَإِنَّ
الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ

Hati seorang mukmin tidak akan dimasuki dendam dengan sebab tiga perkara
(yaitu) ikhlas dalam amal untuk Allâh; memberi nasehat kepada para pemimpin
kaum muslimin; menetapi jama’ah mereka, karena sesungguhnya do’a mereka
meliputinya”. [HR. Tirmidzi, no. 2870; Ibnu Mâjah, no. 3056; dishahihkan
oleh al-Albâni]

SELAMAT DI DUNIA.
Sesungguhnya kehidupan dunia ini penuh dengan ujian dan godaan. Jalan
keselamatan dari hal itu adalah keikhlasan. Marilah kita perhatikan
bagaimana Nabi Yusuf Alaihissallam bisa selamat dari cobaan! Ikhlas itulah
sebabnya. Allâh Azza wa Jalla berfirman.

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ
ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ
عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan
Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata
dia tidak melihat tanda (dari) Rabbnya. Demikianlah, agar Kami memalingkan
darinya kemungkaran dan kekejian. sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba
Kami yang terpilih. [Yusuf/12: 24]

KESELAMATAN DI AKHIRAT.
Allah Azza wa Jalla berfirman mengenai sekelompok hamba-hambaNya yang
ikhlas, dalam surat al-Insân, ayat 8 – 12.

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan.

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا
شُكُورًا

(Mereka berkata dalam hati:) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allâh, kami tidak menghendaki balasan
dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا

Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari
itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan”

فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
.
Maka Rabb memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada
mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.

وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan)
surga dan (pakaian) sutera. [Al-Insan/76: 8-12]

Dan lain-lain dari buah dan faedah ikhlas yang sangat banyak.

Inilah sedikit pembahasan tentang ikhlas dan buah-buahnya, semoga Allâh
selalu menganugerahkan keikhlasan niat kepada kita dan kebenaran di dalam
amal. Sesungguhnya Dia Maha mendengar doa dan berkuasa mengabulkannya.

Al-hamdulillahi rabbil ‘alamin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XV/1432H/2011. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Lihat Kitab Al-Ikhlas, hlm. 11-13, karya syaikh Husain bin ‘Audah
Al-‘Awaisyah

Kirim email ke