ZAKAT FITHRI BERUPA UANG

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
http://almanhaj.or.id/content/1635/slash/0/dipaksa-mengeluarkan-zakat-fithri-dengan-uang-bolehkah-zakat-fithri-berupa-daging/

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bolehkah zakat fithri 
ditunaikan pada awal-awal Ramadhan dan berupa uang .?

Jawaban.
Mengeluarkan zakat fithri pada awal-awal Ramadhan masih diperselisihkan ulama. 
Tetapi menurut pendapat terkuat tidak boleh, sebab zakat fithri hanya bisa 
disebut sebagai zakat fithri bila dilakukan di akhir Ramadhan mengingat fithri 
(berbuka puasa) berada di ujung bulan. Rasul-pun memerintahkan agar zakat 
fithri ditunaikan sebelum orang pergi shalat Ied. Disamping itu, ternyata para 
shahabat melakukannya sehari atau dua hari sebelum hari raya. Begitu pula, 
mengeluarkan zakat fithri berupa uang masih diperselisihkan ulama.

Tetapi menurutku, zakat fithri harus berupa makanan berdasarkan pernyataan Ibnu 
Umar berikut :

فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكاَةَ الْفِطْرِ 
صَاعًامِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيْرٍ

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, menetapkan zakat fithri sebesar satu 
sha' tamar (kurma) atau satu sha' sya'ir (gandum)".

Abu Sa'id al-Khudry berkata :

كُنَّا نُخْرِجُها عَلَي عَهْدِ رَسُول اللهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
صَاعًا مِنْ طَعَامٍ وكان طعامُنَا التَمْرُ والشعير والزبيب والأَقِطُ 

"Kami keluarkan zakat fithri pada zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam, satu sha' makanan. Ketika itu makanan kami berupa kurma, gandum, buah 
zabi dan aqath (semacam mentega)".

Dari kedua hadits diatas dapat dipetik keterangan bahwa zakat fithri hanya 
dapat dipenuhi dengan makanan, sebab makanan akan lebih nampak kelihatannya 
oleh seluruh anggota keluarga yang ada. Lain halnya jika berupa uang yang bisa 
disembunyikan oleh sipenerimanya sehingga tak terlihat syi'arnya bahkan akan 
berkurang nilainya.

Mengikuti cara yang ditetapkan agama (syara') adalah yang terbaik dan penuh 
berkah. Namun ada saja yang mengatakan bahwa zakat fithri berupa makanan kurang 
bermanfa'at bagi si fakir. Tetapi perlu diingat bahwa makanan apapun akan 
bermanfaat bagi yang benar-benar fakirnya


ZAKAT FITHRI BERUPA UANG TUNAI


Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bolehkah zakat fithri dengan 
uang dan apa alasan hukumnya .?

Jawaban.
Zakat fihtri hanya boleh berupa makanan saja, tidak boleh dengan harganya 
(uang). Sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan zakat fithri 
satu sha' berupa makanan, buah kurma atau gandum sebagaimana yang diterangkan 
dalam hadits Ibnu Umar dan hadits Sa'id al-Khudry dalam bahasan sebelumnya.

Karena itu, seseorang tidak boleh mengeluarkan zakat fithri berupa uang dirham, 
pakaian atau hamparan (tikar). Zakat fithri mesti ditunaikan sesuai dengan apa 
yang diterangkan Allah melalui sabda Rasul-Nya. Tidak bisa dijadikan dasar 
hukum adanya sikap sebagian orang yang menganggap baik zakat fithri dengan 
uang, sebab syara' tidak akan pernah tunduk kepada otak manusia. Syara' itu 
berasal dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jika zakat fithri telah ditetapkan melalui sabda Rasul Shallallahu 'alaihi wa 
sallam, berupa satu sha' makanan, maka kertentuan tersebut mesti kita patuhi. 
Jika ada seseorang yang menganggap baik sesuatu yang menyalahi syara', 
hendaknya ia menganggap bahwa putusan otaknya itulah yang jelek.


DIPAKSA MENGELUARKAN ZAKAT FITHRI DENGAN UANG


Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana hukumnya orang 
dipaksa mengeluarkan zakat fithri harus dengan uang dan apakah hal ini memenuhi 
kewajibannya .?

Jawaban.
Yang jelas menurut kami, hendaklah ia mengeluarkannya jangan sampai terlihat 
menentang pengurus setempat. Namun di samping itu, untuk menjaga keutuhan 
hubungan dengan Allah, hendaklah mengeluarkan fithri sesuai dengan perintah 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, berupa satu sha' makanan, sebab tuntunan 
pengurus setempat tidak sejalan dengan perintah syara'.


BOLEHKAH ZAKAT FITHRI BERUPA DAGING


Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Sebagian orang desa tidak 
punya makanan untuk zakat fithri, maka bolehkan mereka menyembelih binatang 
lalu dibagikan dagingnya kepada para fakir .?

Jawaban.
Hal seperti itu tidak boleh dilakukan, sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa 
sallam, telah menetapkan bahwa zakat fithri harus berupa satu sha' makanan. 
Biasanya daging itu ditimbang, sedang makanan di takar. Perhatikan hadits yang 
diterangkan oleh Ibnu Umar dan Said al-Khudry sebelumnya.

Dengan demikian, pendapat terkuat menyatakan bahwa zakat fithri tidak bisa 
dipenuhi dengan uang dirham, pakaian atau hamparan. Juga tidak bisa dijadikan 
dasar hukum adanya pendapat yang menyatakan bahwa zakat fithri bisa dipenuhi 
dengan uang. Sebab selama kita punya ketetapan pasti dari Rasul Shallallahu 
'alaihi wa sallam, maka sepeninggalnya, seseorang tidak diperkenankan 
berpendapat lain menurut anggapan baik akalnya dan membatalkan aturan 
syara'nya. Allah tidak akan menanyakan kepada kita tentang pendapat si fulan 
dan si fulan pada hari kiamat, tetapi kita akan ditanya tentang sabda Rasul-Nya 
:

وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ

"Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata : 'Apakah 
jawabanmu kepada para rasul ?". [Al-Qashash : 65).

Coba bayangkan dirimu di hadapan Allah pada hari kiamat, di mana Allah telah 
menetapkan melalui sabda Rasul-Nya agar kamu menunaikan zakat fithri berupa 
makanan, maka mungkinkah kamu bisa menjawab ketika ditanya : "Apa jawabanmu 
terhadap Rasulullah tentang zakat fithri ? Mungkinkah kamu dapat mempertahankan 
dirimu dan berkata : "Demi Allah inilah madzhab si fulan dan inilah pendapat si 
fulan ? Tentu kamu tak akan berdaya dan tak bermanfaat jawaban seperti itu.

Yang pasti zakat fithri hanya dapat dipenuhi dengan berupa makanan yang berlaku 
di suatu negeri.

Jika kamu perhatikan pendapat ulama dalam masalah ini terbagi kedalam tiga 
kelompok. Pertama berpendapat bahwa zakat fithri bisa dikeluarkan berupa 
makanan dan berupa uang dirham. Kedua berpendapat bahwa zakat fithri tidak bisa 
dikeluarkan berupa uang dan tidak pula berupa makanan kecuali dalam lima macam 
; padi, kurma, gandum, zabib dan buah aqah. Kedua pendapat ini saling 
berlawanan. Ketiga pendapat yang menyatakan bahwa zakat fithri bisa dikeluarkan 
dari segala makanan yang bisa dimakan orang, baik berupa beras, kurma, pisang, 
cengkeh, jagung bahkan daging bila memang sebagai makanan pokok. Dengan 
demikian, jelas apa yang ditanyakan oleh penanya tentang penduduk suatu kampung 
yang berzakat fithri dengan daging, tidaklah memenuhi syarat.

[Disalin dari Buku 257 Tanya Jawab Fatwa-Fatwa Al-Utsaimin, karya Syaikh 
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 174-179. Penerbit : Gema Risalah Press, 
alih bahasa Prof. Drs. KH. Masdar Helmy]                                        
   

Kirim email ke