Tribun-timur.com | Sabtu, 6 Maret 2010 | Alergi telur sering dialami
anak-anak. Untuk menghindari alergi telur biasanya disarankan tidak
makan telur. Tapi kini peneliti telah menemukan cara jitu untuk
mengatasi alergi telur yakni dengan memberikan putih telur dalam dosis
yang dinaikkan.

Studi yang dilakukan Hopkins Children di AS menemukan bahwa anak-anak
yang mengonsumsi telur dengan dosis protein yang lebih tinggi ternyata
dapat mengatasi alergi telur yang dialaminya.

Penemuan telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy
of Allergy, Asthma & Immunology pada 2 Maret 2010 seperti dilansir
Indiavision, seperti diberitakan detikhealth.

Penemuan sebelumnya di Hopkins Children juga menunjukkan pendekatan
yang sama. Penemuan tersebut dikenal dengan oral immunotherapy, yang
telah berhasil digunakan untuk mengobati alergi susu pada anak.

Beberapa anak dalam penelitian alergi susu ini telah berhasil mengatasi
keadaan mereka dan banyak yang mengalami gejala alergi lebih ringan
setelah diterapi. Kini para peneliti melaporkan hasil yang sangat
menggembirakan pada anak-anak alergi yang terhadap telur.

"Seperti yang kita lihat pada pasien dengan alergi susu sebelumnya,
oral immunotherapy untuk anak alergi telur bekerja dengan cara yang
sama, tapi dengan pelatihan sistem imun yang perlahan untuk menolerir
alergen yang menyebabkan reaksi alergi," kata Robert Wood, MD, direktur
Allergy & Immunology di Hopkins Children.

Para peneliti mengatakan hasil awal ini membutuhkan pemantauan jangka
panjang terhadap pasien. Mereka juga memperingatkan bahwa oral
immunotherapy dapat dilakukan hanya terhadap alergi pediatrik yang
terlatih.(nda)

Jangan Pakaikan Bantal

BAYI yang baru lahir sebenarnya tidak dianjurkan menggunakan bantal.
Bayi yang baru keluar dari kandungan ibu akan merasa nyaman tidur jika
posisinya datar. Kapan baiknya bayi boleh menggunakan bantal?

Bantal merupakan salah satu fasilitas tidur yang penting. Orang yang
terbiasa tidur memakai bantal akan merasa sakit dan kaku lehernya jika
tidak menggunakannya. Tapi berbeda halnya pada anak-anak, penggunaan
bantal saat tidur tergantung dari usia dan tempat dimana mereka tidur.

"Bayi yang berusia di bawah 2 tahun tidak dianjurkan untuk menggunakan
bantal, meskipun sudah terdapat dalam satu set perlengkapan tidur. Ini
disebabkan hal tersebut akan mengurangi kenyamanannya dan mengganggu
waktu tidurnya," ujar Judith Owens, seorang ahli pediatric sleep,
seperti dikutip dari Babycenter, seperti dilansir detikhealth, Jumat
(5/3).

Selain itu anak usia tersebut belum membutuhkan dukungan untuk
menyokong kepalanya dan yang lebih penting dapat menimbulkan risiko
anak tercekik di bawah bantal. Sebagian besar penelitian juga
menunjukkan bahwa bantal biasanya bukan suatu barang yang harus
digunakan oleh anak dibawah usia dua tahun.

Karena itu sebaiknya orangtua mulai memperkenalkan bantal pada anaknya
ketika sudah berusia di atas 2 tahun. Namun jika anak dapat tidur
nyenyak tanpa menggunakan bantal, orangtua tak perlu memaksanya dan
bisa mulai memperkenalkannya secara bertahap.

Jika ingin mulai memperkenalkan bantal, usahakan menggunakan bantal
khusus untuk bayi atau anak-anak dan bukan bantal orang dewasa. Bentuk
dan posisi bantal yang tidak tepat bisa menimbulkan rasa tidak nyaman
atau sakit pada leher bayi, akibatnya bayi juga bisa mengalami demam.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 3/07/2010 12:07:00 AM

Kirim email ke