Gambar diambil dari: http://emilyincairo.files.wordpress.com

Analisadaily.com | WANITA melayani wanita. Ini dicerminkan oleh mulai
beroperasinya taksi berpengemudi wanita yang juga membawa penumpang
wanita saja di jalanan Kairo.



Salah satu dari supir taksi khusus itu adalah Inas Hamam, yang tengah
menanti penumpang pertama, yakni wanita Mesir, yang sudah jenuh dengan
pelecehan seksual sehingga lebih menyukai supir taksi wanita.

Mengikuti jejak layanan lain yang ramah terhadap wanita -- gerbong
khusus buat wanita di metro Kairo dan kafe buat wanita saja--taksi
pertama berpengemudi wanita itu mulai muncul di jalanan ramai Kairo.
Langkah tersebut dikecam para penentang pemisahan demikian.

“Ini baru permulaan. Saya pikir ini merupakan sebuah ide istimewa yang
menyediakan tempat khusus buat wanita di angkutan umum,” ungkap Inas,
36, yang ibu satu anak. “Saya akan jadi orang pertama untuk
mendorongnya,” imbuh Inas, yang seperti kebanyakan wanita Muslim Mesir
memakai jilbab.

Panggilan

Prakarsa taksi khusus itu diluncurkan oleh perusahaan swasta Cairo Cab,
yang menyediakan bagian dari armadanya untuk layanan khusus wanita
saja. Perusahaan itu menerima sekira 300 panggilan sehari, dengan 80
persen dari penelepon wanita meminta supir wanita, ungkap Mahmud Kamel
dari Cairo Cab.

Dalam beberapa tahun terakhir, wanita-wanita- penduduk Mesir baik pakai
jilbab atau tidak, dan warga asing - bersikap semakin vokal saja soal
pelecehan seksual secara lisan atau fisik di jalanan dan di atas
angkutan umum, di tengah berbagai upaya pemerintah dan berbagai
kelompok pemerhati hak asasi untuk menyingkap problema itu.

Serukan

Dalam Desember lalu, wakil ketua parlemen Mesir dan anggota Dewan
Wanita Nasional Zeinab Radwan menyerukan sebuah rancangan undang-undang
untuk melindungi wanita dari pelecehan seksual, yang menurutnya telah
mencapai tingkat “biadad” dan mengancam ambruknya masyarakat.

Berbagai kelompok hak asasi wanita di Mesir sudah lama berkampanye
menentang pelecehan dan serangan seksual di Kairo, seraya menuding
polisi tutup mata saja terhadap fenomena tersebut. Pemidanaan jarang
terjadi di Mesir, yang tidak memiliki UU yang menentukan pelecehan
seksual.

Menurut sebuah studi oleh Egyptian Centre for Women’s Right (ECWR), 83
persen dari wanita Mesir dan 98 persen dari wanita asing yang tinggal
di Mesir pernah mengalami pelecehan seksual. Tapi kelompok HAM itu
kurang begitu sreg dengan ide layanan taksi khusus wanita karya mereka
berkeyakinan hal tadi akan meningkatkan gap antara jenis kelamin di
tempat publik.

Reaksi

Layanan itu menerima reaksi beragam di jalanan. “Kami tak terbiasa
melihat supir taksi wanita,” ujar mahasiswi Mona Ashraf. Dia menilai
pekerjaan itu sebagai dunianya pria. Namun seorang ayah bernama
Mohammed Salah yang berasal dari kawasan kelas pekerja, menilai skema
itu menghibur.

“Jika saya pesan taksi untuk putri saya, maka saya lega mengetahui
supir taksi itu seorang wanita,” ucapnya. Begitupun, banyak orang Mesir
yang menilai naik taksi masih terbilang mahal, harus memilih mini-bus
padat penumpang tempat perbuatan iseng dan kurang terpuji terhadap
wanita merupakan hal yang terbilang umum.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 3/14/2010 04:28:00 PM

Kirim email ke