VIVAnews.com | Minggu, 23 November 2008 | Pemuda Jepang ini
telah "berumah" di Bandara Mexico City selama hampir tiga bulan.
Mungkin Anda ingat film drama komedi berjudul the Terminal yang rilis
tahun 2004 lalu. Film yang disutradarai Steven Spielberg ini
mengisahkan seorang laki-laki, Viktor Navorski yang diperankan Tom
Hanks, yang terjebak di salah satu terminal di Bandara International
JFK, New York.

Selama sembilan bulan Navorski terpaksa hidup di bandara, karena
ditolak masuk ke AS dan tak bisa kembali ke negaranya, Krakozhia, yang
sedang dilanda konflik.

Ternyata kisah seorang laki-laki yang hidup di bandara bukan hanya ada
dalam film. Hiroshi Nohara, warga negara Jepang, sejak 2 September 2008
lalu hidup di bandara Mexico City, dan tak berencana untuk pergi dari
situ.

Untuk alasan yang belum diketahui, Nohara telah tinggal di Terminal I
Bandara Internasional Benito Juarez, Mexico City, selama hampir tiga
bulan. Selama itu, ia menyambung hidup dengan mengandalkan sumbangan
dari restoran cepat saji dan para penumpang. Kursi tunggu pun menjadi
tempat tidur tetapnya.

Mulanya, dia membuat takut para penumpang. Otoritas bandara bahkan
sempat minta Kedutaan Jepang untuk menyelidiki kenapa Nohara menolak
pergi. Sekarang, setelah kisahnya ditayangkan televisi Meksiko, Nohara
menjelma bak selebriti. Para turis berhenti untuk kemudian berfoto
bersamanya, atau meminta tanda tangannya.

Warga Tokyo ini terbang ke Meksiko berbekal visa turis plus tiket untuk
kembali. Namun, dalam wawancara Kamis lalu, Nohara mengatakan dia tak
punya alasan untuk tidak memperpanjang masa tinggalnya. Dengan cuek,
dia juga mengatakan tak tahu sampai kapan akan bertahan di situ.

“Saya sendiri tak mengerti kenapa saya ada di sini. Saya tak tahu
alasannya,” kata Nohara kepada stasiun televisi setempat, dengan
dibantu seorang penerjemah.

Kedutaan Jepang pun tak bisa memaksa dia untuk pergi karena visa
Meksiko yang dipegangnya masih berlaku. Alhasil, petugas imigrasi tak
bisa berbuat apa-apa, kecuali menunggu masa berlaku visa habis pada
awal Maret mendatang.

Nohara tampak kurus. Janggutnya memanjang berantakan. Rambut merahnya
penuh debu dan ketombe. Jaket warna krem dan selimutnya kumal dan kotor
karena terlalu lama tak dicuci. Tubuhnya pun bau nauzubillah karena tak
mandi berbulan-bulan.

“Dia laki-laki yang tenang dan baik,” kata Silvia Navarrete del Toro,
petugas kebersihan bandara.”Dia hanya duduk di sini dan makan
seharian,” katanya seperti dikutip AP, Jumat, 21 November 2008.

Berbagai restoran di bandara memberi Nohara makanan dan minuman gratis.
Kadang mereka memberinya topi atau cangkir kopi berlogo restoran itu
untuk mendapat publikasi gratis karena Nohara kerap tampil di layar
televisi.

Jumat itu, Nohara bicara dan tertawa selama berjam-jam di meja yang
penuh dengan cangkir kopi, saus tomat, dan roti lapis dibungkus kertas
alumunium. Meski membantah tingkahnya diilhami film Terminal, Nohara
toh mengakui ada kemiripan antara keduanya. “Hidup saya adalah Terminal
2,” katanya, terkekeh.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 3/20/2010 07:59:00 AM

Kirim email ke