DetikFinance.com | Senin, 18 Januari 2010 | Taufik Gumulya | Pembaca
yang bijak diawal tahun 2010 ini kami ingin menyampaikan bahwa mumpung
masih awal tahun semangat untuk lebih maju pasti masih besar demikian
juga dengan semangat untuk menjadi lebih kaya pasti juga sangat besar.

Pada artikel kami yang pertama telah kami sampaikan bagaimana menyikapi
kondisi agar kita dapat mencapai fase I yaitu kesehatan keuangan. Pada
artikel ini juga sekalian kami bahas beberapa pertanyaan terkait dengan
arikel kami yang pertama khususnya mengenai hutang yang memang
merupakan merupakan 'makhluk' yang dapat berfungsi sebagai 'madu dan
racun', berikut adalah paparannya:

1. Bagi mereka yang memiliki pengeluaran 'hanya' sebesar 10% s/d 30%
dari penghasilan maka batasan cicilan hutang sebesar 30% menjadi
relatif, jawaban tegas dari kami bahwa batasan hutang maksimum sebesar
30% dari penghasilan anda adalah mutlak meskipun pengeluaran 'hanya'
sebesar 10% s/d 30%. Berdasarkan survey empiris menyatakan sebuah
lembaga keuanganpun tidak akan member kredit kepada seorang debitur
jika jumlah cicilan perbulan melebihi 30% s/d 40% dari total
penghasilan (kecuali ada rekayasa dari debitur dan kreditur).

2. Untuk mereka yang berada pada poin 'd' maka silahkan anda ikuti
saran berikut yakni tetap mencari solusi untuk menyelesaikan hutang
secara jangka menengah panjang, sementara jangka pendek anda harus
meminta pertolongan dana bantuan bukan pinjaman. Langkah berikut sudah
kami paparkan pada artikel yang lalu.

Demikian jika anda sudah menuju untuk berada dalam jalur menuju koridor
berhutang yang sehat maka kini saatnya anda melakukan perhitungan akan
kebutuhan (bukan keinginan) keuangan anda yang lain. Dapat kami
sampaikan bahwa anda perlu memperbesar penghasilan anda namun sebelum
itu tercapai maka ada hal yang lebih mudah anda lakukan yakni menekan
pengeluaran, mengapa lebih mudah menekan pengeluaran?, karena
pengeluaran yang dilakukan adalah sebagian besar sangat bergantung
kepada diri anda sendiri, sementara meningkatkan penghasilan sebagian
besar sangat bergantung pada pihak lain diluar anda.

Cara yang efektif adalah mulai melakukan pencatatan atas seluruh
pengeluaran bulanan (diluar cicilan hutang), lakukan review terhadap 5
(lima) pengeluaran terbesar bulanan anda, lakukan efisiensi atas
pengeluaran anda sehingga dapat ditekan besaran pengeluarannya. Setelah
anda melakukan pencatatan dan efisiensi pengeluaran, langkah
selanjutnya melakukan pencatatan seluruh pembayaran hutang (cicilan +
pokok) per bulannya kemudian lakukan penilaian (valuasi) atas
penghasilan anda apakah sudah mencapai besaran yang tepat?

Sekedar informasi seluruh pencatatan mohon dilakukan dalam kolom
sebelum review dan setelah review dilakukan.

Dalam melakukan valuasi penghasilan anda, ada tahapannya:
1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation);
2.Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation);
3.Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation).

Agar memudahkan, berikut penjelasannya :

1.Tahapan yang buruk (Poor Income Valuation): adalah tahapan dimana
kondisi total pengeluaran lebih besar dari penghasilan alias 'Besar
Pasak dari pada Tiang', dalam kondisi ini arus kas menjadi defisit atau
negatif serta bobot cicilan hutang perbulan diatas 50% dari total
penghasilan. Lihat contoh berikut:

Tabel 1:
============================================================================
Uraian per bulan Besarnya Bobot vs Pendapatan
============================================================================
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan hutang) Rp 17.500.000 93,33%
Cicilan hutang Rp 9.825.000 52,40%
Total pengeluaran = 2+3 Rp 27.325.000 145,73%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp (8.575.000) -45,73%
Surplus (defisit) cicilan hutang Rp (4.200.000) -22,40%
============================================================================

Dalam kasus diatas terlihat bahwa pengeluaran (defisit) Rp 8.575.000.

Pada kasus ini kemungkinan besar untuk menutupi kekurangan maka
dilakukan dengan cara menambah hutang melalui kartu kredit. Cara
tersebut sangat berbahaya dan tidak dapat dibenarkan. Sebaiknya pada
kondisi ini segera minta bantuan dana dari relasi ataupun keluarga
dekat.

Kami sangat menyarankan agar dapat melakukan review atas aktifitas
usaha kasus diatas, carilah potensi yang besar untuk meningkatkan
penghasilan.

2. Tahapan yang wajar (Fair Income Valuation): kembali pada kasus
diatas individu atau keluarga tersebut wajib meningkatkan penghasilan,
masalahnya adalah berapa penghasilan yang wajar untuk kasus diatas?,
berikut adalah formulasi Valuasi Penghasilan Wajar:

Total pengeluaran dalam kondisi defisit / 90%

Mengapa pembagi harus 90%?, hal ini disebabkan karena untuk mencapai
zona kebebasan finansial atau anda menjadi lebih kaya maka wajib
menyisihkan penghasilan minimal 10% dan ditempatkan pada investasi yang
tepat (akan kami bahas di artikel berikutnya).

Sehingga kasus diatas penghasilan menjadi Rp 30.361.111. Atau dalam
tabel berikut:

Tabel 2:
============================================================================
Valuasi Penghasilan Wajar Besarnya Bobot vs Pendapatan
============================================================================
Pendapatan Bersih Wajar Rp 30.361.111 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 3.036.111 10%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) RP 17.500.000 57,64%
Cicilan utang Rp 9.825.000 32,36%
Total pengeluaran Rp 30.361.111 100%
Surplus (defisit) pengeluaran - 0
Surplus (defisit cicilan utang) Rp (716.667) -2,36%
============================================================================

Dari tabel terlihat bahwa defisit sudah nol dan cicilan hutang menurun
dari bobot terhadap penghasilan 52,40% menjadi 32,35%.

3. Tahapan yang ideal (Ideal Income Valuation): pada tahapan ini
individu/keluarga tersebut sudah berada pada koridor keuangan yang
sehat, yakni sesuai tabel:

Tabel 3:
============================================================================
Valuasi Penghasilan Ideal (saat nanti) Besarnya Bobot vs Pendapatan
============================================================================
Pendapatan bersih ideal Rp 50.250.000 100%
Dana yang diinvestasikan (wajib) Rp 5.025.000 10%
Pengeluarn (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 34,83%
Cicilan utang Rp 9.825.000 19,55%
Total Pengeluaran Rp 32.350.000 64,38%
Surplus (defisit) pengeluaran Rp 17.900.000 35,62%
Surplus (defisit) cicilan utang Rp 5.250.000 10,45%
Dana yang diinvestasikan Rp 17.900.000 35,625
============================================================================

Adapun formulasi Valuasi Penghasilan Ideal adalah:

Cicilan hutang perbulan/30% + Pengeluaran (diluar cicilan hutang)
Terlihat bahwa bobot cicilan hutang telah mencapai < 30% yaitu 19,55%
serta terjadi surplus sebesar 35,62%.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana saya mendapatkan tambahan
penghasilan tersebut?, hal ini dapat dicapai dengan pindah pekerjaan
atau melakukan usaha tambahan. Memang bukan merupakan hal yang mudah
namun setidaknya anda sudah mengetahui batasan penghasilan yang sehat
sesuai dengan kondisi anda.
Sekedar informasi penghasilan dan cicilan hutang yang dimaksud disini
adalah dapat merupakan penghasilan dan cicilan hutang gabungan (suami &
istri).

Namun sebaliknya secara realistis kita harus siap dan wajib
melakukan 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran jika proyeksi untuk
mendapatkan penghasilan tambahan belum nampak.

Tabel berikut adalah contoh sebuah keluarga yang telah melakukan
review 'pengetatan ekstra' terhadap pengeluaran dikarenakan proyeksi
penghasilan tambahan belum nampak (kasus sama dengan diatas):

Tabel 4:
===================================================================================================================
Uraian (Total per Bulan) Besarnya Bobot vs Pendapatan Besarnya Bobot vs
Pendapatan
(sblm review) (sblm Review) (stlh review) (stlh review)
===================================================================================================================
Penghasilan Bersih Rp 18.750.000 100% Rp 18.750.000 100%
Pengeluaran (diluar cicilan utang) Rp 17.500.000 93,33% Rp 8.925.000
47,60%
Cicilan Utang Rp 9.825.000 52,40% Rp 9.825.000 52,40%
Total Pengeluaran Rp 27.325.000 145,73% Rp 18.750.000 100%
Surplus (defisit) pengeluaran (Rp 8.575.000) -45,73% - 0%
Surplus (defisit) cicilan utang (Rp 4.200.000). -22,40% (Rp 4.200.000)
-22,40%
===================================================================================================================

Perhatikan pengeluaran diluar cicilan hutang wajib dan harus ditekan
sehingga total pengeluaran tidak menjadi defisit. Memang sekali lagi
ini adalah hal yang berat dan tidak mudah namun dapat dilakukan dengan
semangat dan disiplin yang ekstra tinggi.

Sekarang kita kembali pada keluarga yang telah berhasil mendapatkan
tambahan penghasilan, kisaran peningkatan yang berada diantara
Penghasilan Wajar hingga Ideal adalah sudah cukup untuk membuat
kekayaan anda bertambah, dengan catatan minimal sebanyak 10% dari
pendapatan anda per bulan ditempatkan pada investasi bukan spekulasi.

Pembaca yang bijak, apakah beda investasi dan spekulasi? pada artikel
berikut akan kami bahas serta bagaimana sebuah keluarga melakukan
investasi yang benar dan akurat sehingga masa depan keluarga lebih
terjamin, mari kita tunggu.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to FINANCIAL PLANNER at 7/18/2010 02:00:00 AM

Kirim email ke