KOMPAS.com | Senin, 31/8/2009 | Kadang, saking ingin terlihat fashion
forward, beberapa wanita rela mengorbankan kenyamanannya dalam
berpakaian. Celana superketat, sepatu supertinggi yang sulit dipakai
berjalan, hingga baju yang minim, hingga bikin kedinginan pun dipakai.

Hati-hati, ternyata para desainer kenamaan di mana pun kadang lebih
mementingkan estetika ketimbang kenyamanan (bahkan keselamatan) si
pemakainya. Jika Anda tak ingin celaka atau membahayakan diri, Dr Bob
Emery P.H., profesor kesehatan di University of Texas memberikan saran
untuk menghindari tren berikut:

Hak super tinggi
Entah Anda memerhatikan atau tidak, tapi sepatu hak tinggi belakangan
ini kembali “in”. Johanna Youner, DPM, ahli penyakit kaki dari New York
mengatakan, “Semakin tinggi hak sepatu, semakin tinggi tingkat
bahayanya.” Seiring waktu, tambahan tekanan pada kaki, khususnya di
bagian depan kaki bisa menyebabkan saraf terjepit, masalah di
persendian, cantengan, atau kaki kapalan. Tak jarang pula wanita yang
sudah sering mengenakan sepatu hak tinggi pun terjengkal. Contohnya,
para model di runway yang seringkali terjungkal saat mengenakan sepatu
hak tinggi. Hasilnya? Cedera pada sendi kaki, keseleo, bahkan tulang
bergeser.

Disarankan untuk mengenakan sepatu dengan tinggi 2-3 inci (sekitar 5-7
cm) dengan bagian depan sepatu yang melengkung (tidak menyempit) atau
terbuka (peep-toe). Hal ini akan membantu mendistribusikan berat tubuh
lebih merata, dan memberikan ruang untuk jari-jari yang membengkak
seiring dipakainya sepatu. Jika memang Anda harus mengenakan sepatu hak
yang agak tinggi, lebih baik pilih sepatu wedges, yang haknya ada dari
ujung jari ke ujung tumit. Jangan lupakan juga tali pengait di bagian
belakang sepatu agar melekatkan sepatu pada kaki Anda dengan nyaman.

Tas besar
Anda mungkin seringkali melihat para selebriti Hollywood menenteng tas
oversized ke mana-mana. Tas-tas ini memang sempat booming di kalangan
fashionista. Mereka terlihat supersibuk dengan menenteng tas besar yang
mampu memuat banyak barang tersebut. Tetapi, ada perbedaan antara
kebiasaan dan budaya di Indonesia dan di Amerika. Pertama, orang
Amerika terbiasa minum susu, sehingga tulang mereka lebih padat dan
kuat. Kedua, mereka pun sejak kecil digendong dengan cara yang sebisa
mungkin menyangga tulang punggung agar tetap pada posisi lurus.
Sementara di Indonesia, karena kebiasaan menggendong yang miring, tak
sedikit orang Indonesia memiliki masalah di tulang punggung, umumnya
skoliosis.

Ditambah dengan menenteng tas besar, apalagi yang berisi banyak (dengan
alasan praktis), makin beratlah beban yang dipikul pundak Anda.
Hasilnya? Pundak kaku, punggung sakit, sakit kepala, bahkan membuat
aliran darah tertahan. Belakangan ini, ada tas-tas desainer yang bisa
mencapai berat hingga 5 kg, bahkan dalam keadaan kosong. Cobalah cari
tas dengan ukuran menengah, atau dengan bahan yang lebih ringan,
seperti sutera, katun, atau nilon. Untuk mendistribusikan berat tas
lebih baik, pilih tas dengan tali yang cukup lebar dan panjangnya bisa
digunakan menyimpang diagonal di dada. Tas dengan banyak kantung juga
bisa menyebar berat. Hindari mengumpulkan seluruh barang dalam satu
tempat saja. Untuk menghindari pundak tinggi sebelah, usahakan untuk
sesekali menaruh tas di pundak yang berbeda setiap beberapa saat.

Anting oversized
Pernah melihat para wanita dari suku Dayak yang memiliki telinga
panjang karena mengenakan anting berat? Nah, sama juga ketika Anda
mengenakan anting oversized (terlalu besar dan berat). Tak jarang pula,
ketika ini terjadi, lubang di cuping telinga yang rusak atau berdarah
bisa terluka dan sulit sembuh.

Batasi penggunaan berat anting-anting hanya selama beberapa jam sehari.
Jangan pernah mencoba mengenakan anting (apalagi anting panjang dan
menggelayut) dekat anak kecil yang sering menarik benda di dekatnya.
Hindari anting dengan batu-batuan yang berat. Cobalah beralih ke
anting-anting yang lebih ringan, seperti anting bundar dari besi tipis,
plastik, atau biji-bijian.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 9/02/2010 02:00:00 AM

Reply via email to