Tribunnews.com | Rabu, 18 Agustus 2010 | Banyak orang merasakan digigit
nyamuk, baik suka atau tidak suka hewan kecil pengisap darah itu seakan
tahu keberadaan objeknya. Walau orang "sembunyi" di rumah, kantor,
sekolah, ladang, sawah, sungai atau hutan dan tempat lain nyaris tidak
pernah lepas dari kedatangannya nyamuk.

Dengan ilmu apa nyamuk bisa tahu calon mangsanya? Para pakar penasaran
dengan hewan kecil perantara kuman dan virus demam berdarah, malaria
dan kaki gajah ini.

Davis, ilmuwan dari Universitas California berhasil menguak teka-teki
tersebut setelah menemukan aroma khusus pada manusia atau burung hingga
menjadi perangsang kehadiran nyamuk Culex.

Bau tersebut berasal dari senyawa kimia yang disebut nonanal. Bahan ini
termasuk semiochemical kuat, yakni zat atau campuran bahan kimia yang
dapat membawa pesan. Aroma khas nonanal dapat "mengundang" Culex dan
menuntunnya menemukan sumber darah.

Menurut profesor ahli serangga Walter Leal, Nonanal yaitu cara
bagaimana mereka menemukan sasarannya. Sungut Culex quinquefasciatus
dirancang sangat canggih untuk mengenali nonanal, meskipun dalam kadar
sangat rendah sekalipun, maka Culex akan mengenali bau tersebut melalui
saraf penerima bau yang terletak pada sungutnya.

Para peneliti menguji ratusan senyawa alami yang dipancarkan oleh
manusia dan burung. Mereka mengumpulkan senyawa kimia beraroma dari 16
orang dewasa yang mewakili beragam ras dan kelompok etnis.

Kemudian mengukur kekhususan (spesifisitas) dan kepekaan (sensitivitas)
saraf penerima bau ke senyawa yang telah dikumpulkan tersebut pada
sungut nyamuk. Cara ini pernah dilakukan peneliti bernama Syed Zain
yang juga penasaran dengan sungut nyamuk.

Leal dan Syed berpendapat bahwa nonanal yang mereka temukan tersebut
bekerja saling menguatkan dengan karbondioksida. Gas karbon dioksida
ini sudah lama dikenal sebagai zat penarik kedatangan (atraktan) nyamuk.

Dengan memberi umpan perangkap nyamuk berupa campuran nonanal dan
karbon dioksida, akhirnya nyamuk benar-benar datang bahkan mampu
mengundang sekitar 2.000 nyamuk dalam satu malam saja.

Nonanal yang dicampur karbondioksida dapat meningkatkan hasil tangkapan
lebih dari 50 persen bila dibandingkan dengan perangkap berumpankan
karbon dioksida saja.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 9/03/2010 12:20:00 PM

Kirim email ke