Hmmmmmm....

Kita hanya bisa menghela nafas panjang....
Ya Tuhan.. beri pencerahan pada seluruh anak negeri ini...
Karena Korupsi.. pemerasan.. perampasan hak... dan sebagainya itu adalah cermin 
bahwa bangsa ini kehilangan kearifan yang sudah dianggap sebagai spirit yang 
kuno...
kehilangan spirit gotong royong...
kehilangan spirit saling berbagi sebagai sesama manusia...
mungkin karena jiwa sebagai manusia sudah hilang dalam ruh..

karena terdorong nafsu karena kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan...
karena rasa syukur hanya terucap dimulut...
karena ibadah hanya menjadi formalitas...
Jangan-jangan sekarang ini adalah zaman kegelapan bagi bangsaku...
karena uang sudah menjadi berhala baru...
karena ingin pamer kelebihan sudah menjadi dewa
 baru...
Bahkan mungkin
 NamaMU hanya ditempelkan pada berhala baru untuk dijadikan pembenar... 
tindakan tindakan yang sebenarnya bertentangan dengan KeagunganMu..
bertentangan dengan KebesaranMu yang  Maha Pengasih lagi Penyayang...

Mungkin kaum terdahulu yang Engkau beri Pelajaran karena telah menyekutukanMu..
sebenarnya juga tidak sadar akan tindakan mereka...
Sehingga Engkau beri mereka adzab sebagai pelajaran bagi manusia yang mau 
beriman dan berpikir...

Apakah memang bangsa ini perlu diberi adzab yang dahsyat sebagai pelajaran.... 
bukan sebagai hukuman... karena aku tahu bahwa Engkau adalah Maha besar... Maha 
Pengasih lagi Penyayang...
Karena adzab yang sudah cukup besar sekalipun tetap tidak memberikan kesadaran..
sudah dihantam tsunami masih mengeruk pulau sampai pulaunya tenggelam..
sudah dihantam banjir dan longsor tapi masih serakah menebang hutan..
Mungkin beranggapan bahwa yang sengsara toh orang lain yang tidak
 berdaya...

Sama persis mungkin dengan para jaksa ini...
mungkin beranggapan .. bahwa dia bisa lebih dari orang lain..
jika pembangunan macet toh yang sengsara orang lain....

Karena mungkin di mulut tiap waktu peribadatan.. hampir semua mulut anak negeri 
ini memujaMu...
Tapi beberapa saat kemudian menempatkan nafsu sebagai sekutu bagiMu
Mungkin karena mereka belum sadar... bahwa tiap hari tindakan mereka telah 
menyekutukanMu... 

Untuk itu dengan keagunganMu... berilah pencerahan... berilah
 kesadaran...
masa depan yang penuh persaudaraan.. penuh kearifan.. bagi anak cucu negeri ini
Amin....


Dari: Nanang Heriyanto <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: Ringtone HP Menarik: Rekaman Jaksa Minta Upeti

Tanggal: Selasa, 14 Oktober, 2008, 3:00 AM










    
            bersumber dari Harian Gorontalo Post, Sabtu 11 Oktober 2008

Beberapa waktu yang lalu percakapan antara jaksa Urip dan Artalyta (Ayin) dalam 
kasus BLBI jadi pusat perhatian, bahkan sampai dijadikan ring-tone (nada 
panggil ) HP

Kasus serupa terjadi di Kabupaten Boalemo, Propinsi Gorontalo. Rekaman 
percakapan antara jaksa kejaksaan negeri setempat dengan staf pemerintahan 
kabupaten juga menghebohkan dan dijadikan ring-tone.

Bedanya, percakapan Urip dan Ayin banyak memakai kata sandi, sedangkan 
percakapan di Boalemo malah sangat vulgar dan jelas.

Dari suaranya, diduga yang berbicara adalah Kepala Kejaksaan Negeri Boalemo, 
Tilamuta Ratmadi Saptono SH.

dalam Percakapan berdurasi 34 menit itu disebut2 soal janji menyerahkan uang...

Salah satu cuplikan rekaman percakapan telpon itu:
"... paling kasih 15 juta. proyek dia miliaran, Handoyo kalau ngasih dibawah 50 
juta, saya ndak akan terima. kasih tahu
 dia.... kalau dia ngasih 20 juta,
 nggak usah temui saya. Saya tangkap dia nanti..."

Rekaman itu mulai beredar di masyarakat sepekan lalu dan kini kian banyak warga 
yang mencarinya.

Justru setelah menyebar, yang sudah punya rekaman malah berhati-hati. Mereka 
tidak serta merta mengizinkan orang lain merekamnya.
"dengar saja dulu, jangan dulu rekam. Soalnya jangan sampai orang terbawa-bawa 
lagi", kata warga yang memiliki rekaman ketika ditemui Gorontalo Post.

Mencuatnya peredaran rekaman percakapan itu memunculkan tanggapan warga. 
Menurut warga, rekaman itu menguatkan indikasi adanya permainan dalam upaya 
penegakan hukum.
Kata warga: "Ini terbukti bahwa kasus korupsi yang seharusnya diusut tuntas, 
malah didiamkan karena diberi upeti".

Kalau menurut saya: 
Itu benar, malah yang lebih menakutkan adalah kemungkinan yang lain, yakni 
bahwa orang harus melakukan korupsi agar bisa memberi upeti.
Jika tidak bisa memberi upeti akan ditangkap.
Artinya JIKA
 TIDAK KORUPSI, MAKA
 AKAN DITANGKAP.

dari rekaman pembicaraan antara Kepala kejaksaan negeri Boalemo dengan staf 
pemerintahan kabupaten setempat. yang dibicarakan adalah suplier/ rekanan/ 
pemborong yang mengerjakan sebuah proyek di kabupaten tersebut.

Sudah menjadi rahasia umum saat ini bahwa dalam proyek pemerintahan 
kabupaten/kota sampai propinsi dan seterusnya, bahwa pimpinan proyek atau 
kepala dinas atau instansi pemerintah yang bersangkutan harus setor upeti pada 
aparat hukum. Jika tidak, maka akan dicari-cari kesalahannya agar bisa diperas. 
Makanya pak.. kalau mau selamat korupsi aja proyek pembangunan yang ada.
Sebab jika anda tidak korupsi atau minta fee pada suplier/ rekanan/ pemborong 
yang melaksanakan proyek ditempat anda... anda gak bisa kasih setoran. 
Jika anda bekerja bersih sudah sesuai aturan, tidak korupsi, tidak menerima 
fee.. wah bisa fatal... karena pasti dicari-cari kesalahan anda

Itu masih untung, kadang bahkan sudah diperas
 masih dijadikan
 "obyek jalur  prestasi". Artinya sudah diperas sampai kering, masih harus 
dijadikan target harus dihukum karena untuk dapat penilaian berprestasi, 
sehingga dapat naik pangkat.. naik jabatan dan sebagainya.

Selain itu, obyek pemerasan yang lain adalah suplier/ rekanan/ pemborong yang 
mengerjakan proyek. Karena dianggap untung, maka harus menyisihkan keuntungan 
sebagai upeti. Jika tidak setor upeti... wah jangan coba-coba deh...

kadang bahkan mintanya berlebihan, seperti dalam rekaman tadi. Mungkin saja
si pemborong setelah mengerjakan proyek sekian bulan untung kotor tidak sampai 
100 juta.. dipotong operasional, gaji karyawan dan sebagainya mungkin bersih 
untung 75 juta, maka dia menawar bagaimana kalau kepala kejaksaan negeri itu 
diberi upeti 20an juta... 
hehehe ya jelas marah... keinginan penguasa yang punya wewenang tanpa batas 
untuk menyengsarakan manusia kok ditawar...
kalau mau selamat korupsi aja bos....

Coba
 bayangkan saja...
 pernah ada berita menarik... dimana pemborong mengerjakan pembuatan meja, 
dengan spesifikasi panjang lebar harus 50cm x 100cm. karena panjang mejanya 
hanya kurang 1 milimeter!!! maka ya harus terima nasib dijadikan bulan-bulanan 
dengan tuduhan korupsi. Meskipun lebar meja melebihi ketentuan yakni lebih 
1cm...
Makanya kadang saya bingung dengan berita bahwa aparat ini berhasil membongkar 
korupsi... setelah saya baca lengkap ternyata.... ........
Yang lain lagi... saya baca.. dituduh korupsi karena administrasi kurang baik...
dan sebagainya.. .

Makanya daripada kerja dengan benar dan jujur... tapi anda tidak bisa kasih 
upeti... 
Karena tidak bisa kasih upeti... anda bisa dihukum...
Lebih baik anda korupsi aja deh.. karena dengan itu anda bisa beri upeti...
kemungkinan selamat ada...
kemungkinan tidak selamat juga ada.... hehehehe

Karena sekarang memang zamannya...
Dimana Korupsi terbesar adalah ada pada para aparat
 penegak
 hukum....

Maka bisa dibaca berita di media massa...
dimana anggaran belanja pembangunan dibanyak daerah hanya terserap kurang dari 
20%, artinya dari dana yang ada untuk pembangunan yang terpakai hanya kurang 
dari 20%. sisanya dianggarkan lagi tahun depannya...
karena semua takut...
Kalau anggaran belanja rutin ya terserap semua... karena untuk gaji pegawai 
negeri dan sebagainya.. . kalau tidak... pegawai negeri tidak gajian..hehehe

Jadinya saya ini kadang kadang mikir...
Ingat semboyan iklan tentang pajak di TV...
Bayar pajaknya... awasi penggunaannya. ..
Apa kata dunia....

Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) ini kan sebagian besar berasal 
dari pajak.
Ternyata ... kita semua ini yang taat bayar pajak (pajak bumi bangunan, pajak 
kendaraan bermotor,... makan direstoran harganya sudah termasuk ada pajaknya, 
beli kebutuhan ditoko/minimarket harganya sudah termasuk pajaknya.. dan 
sebagainya)
Semua itu
 ternyata sebagian besar
 adalah untuk membayari para pegawai negeri termasuk juga aparat hukum....
Tapi orang-orang yang kita gaji dari pajak kita itu tidak melayani kita...
jika tidak setor uang... urusan dipersulit.. . (malah di Indonesia ini, 
jangankan menuntut hak... melaksanakan kewajiban saja dipersulit.. . mau contoh 
konkret, mau bayar pajak kendaraan bermotor saja, jika ingin cepat ya pakai 
jasa calo. Lihat dikantor pajak.. betapa orang melaksanakan kewajiban 
perpajakan harus antri panjang...d ansebagainya)
Aparat hukum yang kita gaji dari pajak kita... jika tidak kasih upeti... wah 
rawan bencana....
  
        Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br>
Cepat sebelum diambil orang lain! 
        Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br>
Cepat sebelum diambil orang lain!
      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      
___________________________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Reply via email to