Jack si Pelompat
Kisah tentang Keberanian dan Kejahatan Philip Pullman Harga : Rp 17.000,- * Ukuran : 13.5 x 20 cm Tebal : 128 halaman Terbit : September 2008 Soft Cover Penerbit : Gramedia Pustaka Utama --------------- Philip Pullman yang pernah sukses dengan novel yang kemudian difilmkan dengan judul yang sama The Golden Compass yang dibintangi Nicole Kidman, kini hadir dengan kisah terbarunya, Jack Si Pelompat (Spring Heeled Jack, Kisah Tentang Keberanian Dan Kejahatan). Dengan genre cerita anak-anak, Pullman masih menyelipkan kisah tentang keberanian yang juga dituangkan dalam kisah sebelumnya di Trilogi The Golden Compass, yang mengungkapkan keberanian tokoh Lyra. Ini buku paling tipis alias paling sedikit halamannya yang saya baca minggu ini, di antara tumpukan buku-buku tebal semacam Eclipse,Maximum Ride,Dongeng Ketiga Belas. Jadi jangan kaget jika buku ini bisa dibaca dalam sekali lahap. Kisah dalam cerita Jack Si Pelompat ini tokoh-tokohnya benar-benar dibuat ‘hitam-putih’. Yang baik, baiikk…banget, yang jahat, jahaaaattt... banget. Jadi gampang sekali membedakannya, maklum ceritanya kan memang buat anak-anak hahaha… Lawan utama si Jack ini adalah Mack si pelempar pisau. Konon ceritanya si Jack ini punya kemampuan melompat karena bantuan per yang ada di tumit sepatu botnya, mungkin kalau didramatisir jika si Jack melompat akan berbunyi twuing... twuing… twuinggg… Selain Jack, tokoh-tokoh yang mewarnai kisah ini ada Rose, Lily, dan Ned. Mereka adalah anak-anak yang kehilangan orangtuanya yang kabarnya tenggelam sewaktu berlayar di Samudera Hindia. Mereka akhirnya ‘terdampar’ disebuah panti asuhan di London yang diurus oleh pengurus jahat bernama Mr. Killjoy (ada-ada saja nih Pullman kasih nama) dan Miss Gasket. Satu-satunya harta yang masih tersisa dan mengingatkan mereka pada orangtua adalah sebuah liontin yang berisi foto ibu mereka. Karena tidak tahan didera oleh penderitaan selama 18 bulan di panti asuhan, tiga bersaudara itu nekat melarikan diri dari panti asuhan. Setelah lolos dari panti asuhan mereka lari-lari ditemani anjing kampung yang diberi nama Spangle. Malang, ketika berteduh dan ingin pergi ke pelabuhan, obrolan mereka didengar oleh Mack si pelempar pisau yang jahat, yang punya hobi sembunyi di tong sampah. Karena mendengar ketiga anak itu memiliki harta yang bisa dijual, yaitu liontin, Mack akhirnya menyandera salah satu dari mereka. Sesaat kemudian Jack muncul dan menyelamatkan Rose dan Lily, dan meminta bantuan seorang gadis bernama Polly untuk melindunginya. Sayangnya, Polly meskipun baik hati, dia sedikit kurang pandai membaca situasi. Saat Mr. Killjoy mengetahui tempat persembunyian ‘anak-anaknya’ yang hilang, Polly malah menyerahkan mereka. Ia mendengar Mr. Killjoy mengoceh tentang panti asuhannya yang kehilangan anak-anak dan ingin mereka kembali karena ia sangat menyayanginya. Akhirnya Rose dan Lily kembali ke panti asuhan lagi dan liontin jatuh ke tangan Mr. Killjoy. Padahal, alasan utama Mr. Killjoy dan Miss Gasket mati-matian mengambil kembali anak-anak tersebut adalah karena ada Klausul 44, semacam aturan dari yayasan panti asuhan tersebut. Bunyi Klausul 44 itu adalah: “Gaji para pengasuh akan dibayar hanya bila isi panti mencapai angka maksimum, dan akan dihentikan pembayarannya bila tidak mencapai angka tersebut, dan tidak akan dibayarkan hingga kekurangan dipenuhi.”(hal. 23) Bahasa sederhananya; kalau jumlah anak pantinya tidak memenuhi jumlah maksimal maka pengurusnya tidak akan mendapat bayaran. Sementara itu Ned yang berada dalam sekapan para penjahat gerombolan si Mack, begitu tahu tampang-tampang mereka langsung komentar usilnya keluar: “Mestinya kau menjual tampang mereka ke pabrik keju, untuk mengasamkan susu. Kau bisa menjual tampang mereka ke tukang pos untuk menakuti anjing. Kau juga bisa menjualnya ke perkumpulan antimabuk untuk dipajang dengan tulisan: Halusinasi karena minuman beralkohol.”(hal. 33) Senangkah mereka mendengar komentar usil Ned? Haha... tentu saja tidak! Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya dengan mereka? Akankah Jack bisa menyelamatkan mereka dari pengurus panti asuhan yang jahat dan membebaskan Ned dari Mack? Buku yang sebenarnya dibuat untuk genre anak-anak tak jarang diminati juga oleh orang dewasa. Terbukti, seperti buku Donald Bebek,Doraemaon, dll, yang membaca adalah orang dewasa. Jangan bilang Anda tidak pernah baca.... Hayo ngaku.... Kisah yang sederhana dan cukup seru untuk dibaca bisa didapat pada karya Pullman ini. Buku Jack Si Pelompat ini juga dilengkapi dengan ilustrasi semacam komik pendek di sepanjang isi bukunya, dan font size-nya dibuat besar-besar hingga buku ini memiliki keterbacaan yang tinggi. Moral yang terkandung di dalamnya memang seperti yang sudah-sudah: kejahatan itu pada akhirnya akan kalah juga oleh kebaikan... Jadi, jika Anda sudah bosan dengan buku-buku novel ‘serius’ buku ini bisa jadi pilihan, ceritanya segar dan ringan, bukunya pun cukup tipis, lumayan untuk sedikit mengendurkan saraf muka…:D, bisa dijadikan dongeng sebelum tidur untuk anak-anak. Cheerz -Evi- Blog of EVIWIDI: http://eviwidi.wordpress.com