Salam... Jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita, “kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begini dan bukan begitu”, maka dia akan memaparkan jawaban tentang ‘kebeginian’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begini’. Pun demikian jika kita menoleh kepada orang yang disamping kanan kita, dan menanyakan, “ Dan kenapa anda meyakini bahwa manusia itu adalah begitu dan bukan begini”, maka orang yang disamping kanan kita akan mengungkapkan jawaban yang berbeda dengan orang disamping kiri kita dengan memaparkan teori tentang ‘kebegituan’ sehingga dia tiba kepada keyakinan bahwa manusia itu adalah ‘begitu’. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda atas satu permasalahan yang sama? Disini menarik untuk kita teliti, apa sih yang menyetir pikiran orang sehingga kemudian masing-masing individu dan golongan cenderung untuk mempertahankan dan membela apa yang diyakininya. Mari kita lihat dulu proses bagaimananya…, Bagaimana seseorang tiba kepada sebuah keyakinan. Seseorang tiba kepada sebuah keyakinan tentang sesuatu sesuai dengan porsi pengetahuannya (epistemologi), dari pengetahuan yang didapat tersebut kemudian terbentuklah sebuah ‘pandangan alam’ dan dari pandangan alam ini muncullah sebuah ideologi yang pada akhirnya akan menentukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditolak, mana yang halal dan mana yang haram. Dari proses kebagaimanaan tersebut, nanti kita akan memfokuskan pembicaraan kita kepada teori pengetahuan. Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, alat untuk mendapatkan pengetahuan, sumber pengetahuan, tahapan pengetahuan dan jika memungkinkan akan kita kaji juga bentuk dan bagian pengetahuan.. Namun sebelum sampai kesana, sekarang kita perlu tahu sedikit, bagaimana hubungan pengetahuan dengan ideologi seseorang. Bagaimana pengetahuan itu melahirkan “Pandangan Alam”. Pandangan Alam adalah bentuk dari sebuah kesimpulan, penafsiran dan hasil kajian seseorang terhadap alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah. Sebagaimana yang saya kemukakan pada pembuka tulisan ini bahwa antara orang yang disebelah kiri dan kanan kita juga telah dan atau bisa terjadi perbedaan pandangan alam, yang satu mengatakan bahwa manusia itu adalah begini dan yang lainnya mengatakan begitu. Perbedaan pandangan alam secara otomatis akan membawa kepada perbedaan ideologi karena sandaran atau dasar sebuah ideologi itu adalah pandangan alam. Ideologi akan menentukan sederet perintah dan larangan, anda tidak boleh begini, anda harus begitu, yang ini yang harus dipertahankan, yang itu yang harus ditolak, yang ini yang baik, yang itu yang jelek dan seterusnya. Dan semua perintah dan larangan yang ditentukan oleh ideologi tersebut mengandung sebuah pertanyaan “Kenapa?” Kenapa tidak boleh begini, kenapa boleh begitu, kenapa harus mempertahankan yang ini dan kenapa harus menolak yang itu, kenapa yang ini baik dan kenapa yang itu jelek dan seterusnya. Dan semua jawaban atas pertanyaan “kenapa” itu akan dijawab oleh pandangan alam seseorang. Bentuk pandangan alam seperti apapun yang kita miliki terhadap alam semesta ini maka ideologi kitapun akan selalu mengikuti pandangan alam itu. Misalnya, tidak mungkin orang yang mempunyai pandangan alam bahwa alam semesta ini adalah hanya materi semata, manusia itu adalah materi semata lalu ia akan meyakini bahwa akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi yang non materi. Disinilah dikatakan bahwa ideologi merupakan buah hasil dari “pandangan alam” Pandangan alam, tidak ubahnya seperti pondasi atau dasar dari sebuah bangunan, sedangkan ideologi adalah “bangunan atas” dari sebuah bentuk pemikiran. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa pandangan alam adalah “teori” dan ideologi adalah “praktek” dari sebuah pemikiran. Salam, Iman K. www.parapemikir.com
Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg