http://kemoning.info/blogs/ Pura Alit Widya Dharma di Hannover
Saniscara Umanis wuku Watugunung umat hindu (terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya) dimanapun berada seperti biasa pasti akan merayakan hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati. Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk memuja Sang Hyang Widhi dalam kekuatannya menciptakan ilmu pengetahuan dan ilmu kesucian.Saraswati adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Saraswati berasal dari kata “saras” dan “wati”. Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir. Sedangkan kata wati berarti memiliki. Dengan demikian Saraswati berarti sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus air kehidupan dan ilmu pengetahuan. Dari arti ini, maka terungkap bahwa Dewi Saraswati yang selama ini lebih dikenal hanya sebagai Dewi ilmu pengetahuan. Ternyata juga merupakan Dewi sungai sebagai sumber Dewi Kehidupan. Pada perayaan Hari raya Saraswati yang baru saja berlalu yaitu pada tanggal 3 January 2009, salah seorang umat hindu yang berdomisili di Hannover, yaitu Ibu Alit Aryani, yang juga selaku ibu kelian banjar nyama braya bali di Jerman, di saat hari Saniscara Umanis wuku Watugunung selain merayakan Hari raya turunnya ilmu pengetahuan, juga melangsungkan pawedalan di Pura Alit Widya Dharma, yang terletak di pekarangan rumah beliau di Hannover. Di saat cuaca tidak begitu bersahabat di barengi dengan suhu udara yang sangat dingin ditambah lagi dengan turunnya hujan salju yang rintik-rintik di hari sabtu 3 January kemaren, tidaklah menyurutkan semangat dari Ibu Alit Aryani untuk merayakan pawedalan bersama seluruh anggota keluarga beliau. Secara umum di bali kita mengenal sikap persembahyangan Padmasana yaitu duduk bersila bagi laki-laki atau bersimpuh bagi wanita, begitu juga kita mengenal sikap persembahyangan Pada Asana yaitu sembahyang berdiri (bagi mereka yang memiliki kesulitan untuk duduk), namun di saat musim winter di temani dinginnya hujan salju yang turun rintik-rintik, Ibu Alit Aryani dan keluarga tetap hening melaksanakan persembahyangan dengan cara duduk di kursi (seperti tampak pada gambar berikut). apapun jenis sikap persembahnyangan yang dilakukan, yang terpenting pikiran tetap terpusatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Seperti kita ketahui bersama, Ida Sang Hyang Widi Wasa itu tidak hanya Maha Penyayang dan Maha Pengampun, tapi juga “Maha Mengerti” segala situasi dan kondisi umatnya … Lebih lanjut, Pada perayaan Hari Raya Saraswati dan pawedalan Pura Alit Widya Dharma yang jatuh tgl 3 January kemaren juga terasa sangat spesial, karena Ibu Alit Aryani yang baru kembali dari tanah air untuk menghadiri penerimaan penghargaan Festival Film Indonesia FFI yang berlangsung di Bandung tgl 12 Desember 2008, dimana sebagai pemeran pembantu wanita dalam film Under the Tree yang di sutradari oleh Garin Nugroho, Ibu Alit Aryani terpilih sebagai pemenangnya dan berhak memboyong pulang ke hannover piala Citra , yaitu piala kebanggaan bagi insan perfileman di tanah air indonesia. Di tengah kesibukan beliau sebagai seorang ibu dari ke empat anaknya dan sebagai istri dari suami yang bernama Wayan Sukrama (nama seorang pria jerman Markus setelah di sudi wadani), namun tetap memiliki keinginan belajar yang tinggi akan sesuatu yang baru, seperti belajar seni peran untuk tampil di layar perak yang di tawarkan oleh Sutradara Garin Nugroho. Di dukung oleh kecintaannya yang tinggi akan seni tari bali dengan terus mempromosikannya di eropa, di barengi dengan Kerja kerasnya dan selalu yakin akan diri sendiri serta berserah kepada yang diatas, akhirnya usaha dari Ibu Alit Aryani berbuah manis dengan mendapatkan pengakuan sebagai salah satu insan film terbaik di tanah air. Kembali ke Pura Alit Widya Dharma, seandainya Hari Raya Saraswati tiba di saat selain musim winter, perayaan pawedalan Pura Alit Widya Dharma ini seperti biasanya selalu ramai di kunjungi oleh Umat Hindu atau nyama braya bali lainnya serta para student bali yang berdomisili di sekitar Hannover, selain untuk turut serta merayakan Hari Raya Saraswati juga untuk melakukan persembahyangan bersama di Puranya Ibu Alit Aryani ini. Kesempatan kumpul-kumpul “temu kangen” orang bali ini oleh Ibu klian banjar Nyama braya Bali di sambut dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan, dan para pengunjungpun di jamu dan dimanjakan dengan segala jenis aneka masakan bali, seperti sayur urab, sayur plecing, sambal matah, minuman kopi bali, dan segala aneka jajanan bali lainnya. bagi umat hindu bali yang berdomisili di Jerman, memang tidak banyak yang bisa memiliki Padmasari atau Pura Alit , hal ini dikarenakan sebagian besar masih bermukin di apartement bertingkat yang tidak memiliki pekarangan. Tanpa mengurangi keheningan dan kesucian dalam melakukan persembahyangan umat hindu yang bermukim di apartement tetaplah memasang Pelangkirang di setiap rumahnya. Dan apa yang di lakukan oleh Ibu Agung Aryani dengan membangun Padmasari atau Pura Alit di pekarangan rumah beliau meberikan inspirasi bagi umat-umat hindu atau nyama braya bali lainnya yang berdomisili di Jerman yang telah memiliki bangunan rumah berikut pekarangannya untuk memikirkan memiliki bangunan Pura sejenis di pekarangan masing-masing dan tentunya dengan “mengimport” semua jenis bangunan Pura yang di perlukan langsung dari Bali, seperti apa yang pernah di lakukan oleh Ibu Alit Aryani sebelumnya. Keberadaan Pura Alit Widya Dharma di Hannover ini semakin melengkapi Pura yang ada di Eropa, seperti Pura Hindu Bali yang ada di Belgia, dan Pura yang akan mulai di bangun di Hamburg akhir Februari 2009 ini. Semoga semakin banyak lagi Pura yang akan berdiri di daratan Eropa seperti yang kita yakini Ida Sang Hyang Widi Wasa ada di mana-mana (Wyapi Wyapaka). dan semoga semakin banyak lagi srikandi-srikandi bali yang tumbuh menjamur di berbagai belahan bumi ini, meniru Ibu Alit Aryani, yang mampu memberikan contoh serta menjadi inspirator bagi umat lainnya. Mengakhiri artikel ini, Seandainya ada pembaca artikel ini yang sekiranya memiliki kesempatan melakukan perjalanan ke kota Hannover, kota yang terkenal karena merupakan pusat pameran teknologinya seperti CEBIT (pameran IT terbesar di dunia) yang dilangsungkan setiap tahun di pertengahan bulan maret, atau pameran industri tahunan di setiap bulan april Hannover Messe (pameran industri automation, energy, dll), pameran dua tahunan EMO (pameran mesin tool) yang di selenggarakan di setiap bulan oktober , sudi kiranya meluangkan waktunya untuk juga berkunjung melakukan persembahyangan di Pura Alit Widya Dharma yang terletak di jantung kota Hannover ini. tentunya dengan menghubungi Ibu Alit Aryani terlebih dahulu, baik lewat email, atau kirim email ke milis hindu-dha...@itb.ac.id , karena Ibu Alit Aryani juga aktif berdiskusi di milis Hindu itu. salam waRning, gambar-gambar diatas saya pinjam dari website Nyama Braya Bali di Jerman berikut: http://nyamabrayabali.multiply.com/