Keluhan Sakit Perut Dan Penyembuhannya

Nyeri, mual, kembung, dsb. tidak selalu merupakan gejala sakit maag, tetapi 
bisa juga akibat terganggunya organ di luar saluran cerna macam hati, 
ginjal, empedu. Penyebabnya bisa karena makanan tertentu yang merangsang, 
asam lambung, amuba, kuman yang bandel ditambah stress.
Seorang tetangga mengeluh, lambungnya sering nyeri. Apalagi telat makan 
atau sehabis makan yang pedas-pedas dan asam. Kalau sudah begitu, ia 
langsung menenggak obat maag yang bisa dibeli bebas di pasaran. Untuk 
sementara memang sembuh tapi kemudian kambuh kembali. Lebih-lebih kalau 
pekerjaan di kantornya menumpuk, belum lagi mengurusi anak-anaknya di rumah.
Ketegangan sering kali membuat kambuh penyakit maag yang sudah cukup lama 
dia derita. Kata dokter, kondisi lambungnya sebenarnya tidak seberapa 
serius asalkan ia bisa mengurangi rasa tegang dan makan secara teratur.
Rumitnya sistem pencernaan
Keluhan nyeri atau perih pada perut dan gejala lain macam mual, kembung, 
mulas, sebah (perut terasa penuh), panas, nyeri ulu hati, cepat kenyang, 
ditambah diare atau susah buang air besar, tidak selalu menunjukkan 
seseorang menderita kelainan pada saluran cerna (intra luminer). Bisa juga 
gejala itu akibat gangguan organ di luar saluran cerna (ekstra luminer), 
misalnya hati, empedu, pankreas, ginjal, kandungan, dsb.
Keluhan nyeri, mual, kembung, dan kawan-kawannya itu secara medis disebut 
sindrom atau kumpulan gejala dispepsia.
Bila pasien datang dengan keluhan sakit perut, pemeriksaan umum oleh para 
dokter hampir selalu berupa wawancara tentang riwayat penyakit, penekanan 
pada bagian yang sakit, pengetukan perut untuk mengecek kembung atau 
tidaknya. Pemeriksaan demikian bisa untuk mendiagnosis gangguan pada perut, 
tetapi belum menjamin tegaknya diagnosis yang pasti.
"Memang tidak mudah mendeteksi penyakit dengan sindrom dispepsi karena, 
entah sumbernya intra atau ekstra luminer, cetusannya banyak yang sama," 
tutur dr. H. Chudahman Manan, DSPD, konsultan gastroentero serta patologi 
saluran cerna dan hati dari FKUI-RSCM, Jakarta. Namun dengan bantuan 
peralatan yang semakin canggih kini diagnosis bisa lebih tepat.
"Seandainya lewat pemeriksaan USG ternyata kelainan bukan pada ekstra 
luminer, dokter bisa meneliti dengan saksama bagian alat pencernaan lain 
mana yang sakit," kata dr. Manan. Sindrom dispepsi pencernaan itu sendiri 
masih terbagi lagi menjadi dua, yakni ulcerlike dyspepsia (kerusakan lokal, 
luka atau borok pada permukaan dalam saluran cerna) dan non ulcer dyspepsia 
seperti radang esofagus (dengan gejala rasa panas di dada akibat asam 
lambung masuk ke esofagus), dismotilitas (kurang normalnya gerakan alat 
pencernaan), serta kelainan nonspesifik lainnya.
Melihat betapa rumitnya sistem pencernaan kita, tidak heran kalau penyakit 
pada pencernaan yang panjang melingkar-lingkar ini sulit dideteksi. Organ 
pencernaan itu mulai dari saluran esofagus (kerongkongan), lambung, usus 
halus yang terdiri atas usus 12 jari, jejunum dan ileum, usus besar, sampai 
anus.
Lambung sendiri terbagi dalam 3 bagian, yakni fundus (puncak), korpus atau 
badan, serta ruangan menuju usus dua belas jari (antrum). Proses cerna 
dimulai dari lambung ini dengan bantuan asam lambung dan enzim-enzim. 
Proses penyerapan makanan dilakukan sepanjang usus halus serta penyerapan 
air dan elektrolit terutama pada usus besar. Pembuangan sisa makanan 
dilakukan dari anus (dubur).
Sedangkan usus buntu yang terletak pada pertemuan usus besar dan usus halus 
berbentuk kantung kecil dan menempel pada kantung usus fungsinya tidak 
penting, sebab itu kalau dipotong tidak membawa masalah apu pun.
Lambung tidak tahan gempuran
Di antara sekian banyak gangguan sistem pencernaan, menurut dr. Manan, 
pasien dengan keluhan nyeri pada lambung paling banyak penderitanya, mulai 
yang akut sampai kronis. Sakit lambung umumnya terjadi akibat serangan asam 
lambung yang tinggi atau terlalu banyak makan makanan yang bersifat 
merangsang (pedas, asam, kopi, alkohol, nikotin, bakmi yang mengandung air 
abu, obat tertentu). Makanan yang "tajam" ini menggasak dinding lambung. 
Faktor stres juga bisa menjadi pencetus karena meningkatnya asam lambung. 
Karena melemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan tadi, 
kehadiran zat-zat merangsang itu menyebabkan lambung terasa sakit, nyeri, 
mual, mulas, kembung dan ada kalanya sampai menimbulkan luka (peptic ulcer).
Gejala khas sakit lambung atau maag, berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu 
hati meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa pedih hanya terjadi 
sebelum makan atau di kala lapar dan mereda sehabis makan, biasanya itu 
cuma akibat produksi asam lambung berlebihan; yang bersangkutan belum 
menderita sakit maag.
Kalau sering bertahak (bersendawa), itu pun belum merupakan pertanda sakit 
lambung. Sebab, bertahak hanyalah mekanisme pencernaan untuk mengurangi 
kembung secara refleks.
Memang ada orang yang dinding lambungnya mudah terkikis, ada pula yang 
tahan gempuran. Apa sebabnya, masih merupakan misteri. Diduga karena faktor 
bawaan, pola makan yang salah, atau menahan tekanan batin cukup berat.
Keluhan kembung yang disebabkan menumpuknya gas di dalam perut serta tidak 
lancarnya proses gerakan usus yang mendorong udara tertumpuk untuk turun ke 
bawah dan keluar, juga tidak selalu menandakan sakit lambung. Tapi bisa 
karena faktor ekstra luminer.
Sakit maag pada awalnya diobati secara simtomatik dengan pemberian obat 
yang menetralisasi atau menghambat produksi berlebihan asam lambung (jenis 
antasid) atau obat penghambat produksi asam yang memperbaiki motilitas 
(sistem gerakan usus). Apabila setelah dua minggu obat tidak memberikan 
reaksi yang berarti, dokter akan memeriksa dengan bantuan peralatan khusus 
seperti USG, endoskopi, dll.
Penyakit maag akut umumnya penatalaksanaannya lebih mudah daripada yang 
kronis. Pada jenis akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas pada 
dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam 
lambung sesaat atau akibat makanan "tajam" yang terlalu banyak. Sedangkan 
pada jenis kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau radang pada 
dinding lambung, luka, sampai perdarahan membentuk peptic ulcer atau 
gastric ulcer.
Gara-gara kuman bandel
Semula para gastroenterolog menduga gangguan pencernaan atau ulcer 
pencernaan yang tak kunjung sembuh itu akibat terlalu banyak merokok, minum 
alkohol, pola hidup serta pola makan yang salah. Belakangan, menurut Manan, 
penyakit pencernaan yang demikian banyak dihubungkan dengan kuman 
Helicobacter pylori (H. pylori). Kuman ini bisa bertahan hidup karena 
mempunyai kemampuan mengubah situasi lingkungan yang sesuai baginya. 
Berbentuk cocoid, kuman ini sekali waktu tertidur, tapi di kala lingkungan 
hidupnya sedang menunjang (misalnya asam lambung meningkat), ia terbangun.
Celakanya, kuman ini tidak mempan terhadap obat-obatan maag atau perut 
biasa. Hasil penelitian menyatakan, kuman ini berperan dalam penyakit ulcer 
pencernaan terutama pada lambung dan usus 12 jari kambuhan (80%) maupun 
penyakit kanker pencernaan (60 - 70%).
Di negara maju ataupun tidak gangguan pencernaan oleh kuman H. pilori itu 
sama tingginya. Di Jepang, menurut Majalah Look Japan, 70% penduduk di atas 
usia 40 yang menderita ulcer lambung serta ulcer usus 12 jari, sebagian 
besar terinfeksi kuman ini.
Menurut dr. Oei Kim Ie, M.D., Ph.D., ahli bedah gastroenterologi RS 
Pertamina, Jakarta, yang pernah lama tinggal di Jepang, memang banyak 
pekerja kantor yang memburu kenaikan posisi di Negeri Sakura itu menderita 
ulcer usus. "Diduga karena terlalu banyak stres ditambah pola makan serta 
hidup tidak teratur," kata Oei. Namun kalau dulu penderita ulcer kebanyakan 
harus dibedah, kini dengan adanya obat khusus tidak perlu lagi.
"Di Indonesia pun sekarang pasien dengan sindrom dispepsi yang sering 
kambuh dicurigai mengidap kuman tersebut," kata Manan. Di RSCM, menurut dr. 
Manan, banyak ditemui pasien pengidap kuman H. pylori, Sementara dari 
pengamatan Dr. Amal Sutopo, ahli penyakit dalam dari RS Pertamina, kasus 
dengan H. pylori hanya satu dua pasien; belum mengkhawatirkan.
Deteksi adanya kuman ini bisa dilakukan secara noninvasif, yakni melalui 
pemeriksaan serologi (pemeriksaan serum darah; positif atau tidak) serta 
tes urea pernapasan (urea breath test).
Dalam tes urea pernapasan, penderita diberi minuman yang mengandung zat 
karbon urea. Beberapa saat kemudian tubuhnya dimiringkan ke kiri dan ke 
kanan dalam posisi berbaring. Selanjutnya, ia diminta mengembuskan napas 
kuat-kuat, udara yang ke luar ditampung dalam tabung. Udara tersebut 
dipantau oleh kadar karbon yang dilabel tersebut. Namun pemeriksaan 
noninvasif ini belum dilakukan di Indonesia.
Sedangkan pemeriksaan invasif berupa pemeriksaan histologi atau patologi 
anatomi serta pemeriksaan CLO (campylobacterilike organism) sudah bisa 
dilaksanakan di RSCM, Jakarta. Caranya, hasil biopsi (pengambilan contoh 
jaringan) jaringan pencernaan dicampur dengan zat khusus. Selang 24 jam 
campuran itu akan memberikan hasil dalam bentuk warna. Warna kuning 
menunjukkan hasil negatif, warna merah positif.
Ada lagi pemeriksaan dengan cara kultur atau pembiakan jaringan 
(pengambilan jaringan atau biopsi lewat endoskopi). Seperti ditulis Look 
Japan, selain pengambilan jaringan dengan cara endoskopi tadi masih ada 
cara lain, yakni dengan sistem PCR (polymerase chain reaction). Caranya, 
cairan perut disedot melalui selang yang dimasukkan lewat lubang hidung. 
Karena cara ini dianggap kurang praktis dan pasien sedikit menderita, kini 
ditempuh cara lain yaitu dengan entero-test yang lebih praktis.
Metode temuan AS ini menggunakan kapsul bertali nilon (lihat gambar). 
Kapsul berukuran normal ini ditelan dengan bantuan air, tapi ujung tali 
tetap ditahan di luar mulut. Tali nilon yang daya serapnya tinggi ini cepat 
menyerap cairan dari perut. Setengah jam kemudian, pasien dapat menarik 
tali nilon secara perlahan-lahan keluar dari mulut. Cairan yang menempel 
pada tali kemudian dites di laboratorium. Dengan tes ini diharapkan 
kelainan bisa terdeteksi tepat sehingga bisa dipilih terapi yang pas.
Sementara itu para ahli masih mempertanyakan, bagaimana kuman ini sampai 
masuk ke tubuh manusia. Ada yang menduga, ia berasal dari air yang kita 
minum (meskipun sudah direbus), tapi para ilmuwan Inggris belakangan 
mencurigai ludah serta kotoran kucing sebagai penyebar kuman ini.
Kanker usus besar terbanyak
Kalau sekadar penyakit maag ringan, cukup diobati dengan golongan obat 
antasid atau obat penenang. Namun kuman H. pylori harus diobati dengan 
kombinasi 2 macam antibiotik, yakni Tindazole dan Clariabotic, yang 
memberantas kuman tidak hanya berhenti pada tingkat penyembuhan tapi sampai 
ke tingkat eradikasi atau penyapuan bersih kuman dari tubuh.
Tidak seperti antibiotik lain (misalnya Eritromicin atau Macrolide yang 
banyak digunakan untuk mengobati radang tenggorokan dan sering berefek 
sampingan pada lambung), antibiotik ini tidak menimbulkan masalah pada 
lambung. Namun biasanya obat diberikan dalam dosis optimal dengan jangka 
waktu 1 - 2 minggu. "Kalau dengan pengobatan sampai tingkat kesembuhan pada 
ulkus usus dua belas jari tanpa antibiotik hasilnya sampai 30%, tingkat 
keberhasilan dengan eradikasi tanpa kekambuhan bisa mencapai 80 - 90%," 
kata Manan.
Selain kuman H. pylori dan asam lambung, gangguan perut juga bisa karena 
kekurangan enzim dengan keluhan sistem buang air besarnya sering tidak 
normal dan sering merasa mual. Pengobatannya tidak sulit, hanya dengan 
penambahan enzim, terutama setelah makan makanan tinggi lemak.
Dr. Oei menambahkan, di negara tropis seperti Indonesia, banyak juga 
gangguan terhadap usus besar (kolon) yang disebabkan oleh amuba. Gejalanya 
hampir sama, yakni mengalami sindrom dispepsia, ada kalanya ditambah diare 
berkepanjangan, faeses berlendir, buang gas kurang sedap, sampai 
perdarahan. "Amuba ini, kalau tidak diberantas, bisa menembus dinding usus 
masuk ke hati bahkan otak," kata Oei.
Bahkan, tambah Oei, jaringan amuba yang menumpuk bisa merupakan biang 
keladi kanker usus dan hati. Itu sebabnya, setiap kali ada pasien dengan 
sindrom dispepsia yang tak kunjung sembuh dianjurkan untuk memeriksakan 
faeses untuk mendeteksi ada tidaknya amuba di dalamnya. Obat Flagyl yang 
biasa digunakan oleh Oei untuk memberantas amuba ini merupakan kombinasi 
dari obat Clarithromycin dan Metronidazole, yang diminum selama 5 hari. 
"Memang timbul reaksi seperti mual dan lidah kering, tapi amuba akan 
terberantas bersih dengan obat itu," kata dr. Oei.
Buang air besar bercampur darah, diare terus-menerus, atau sembelit 
berkepanjangan, juga bisa dicurigai sebagai gejala penyakit kanker usus. 
Untuk memastikannya bisa dilakukan tes darah CEA (Carsino Embryonic 
Antigen) atau dengan biopsi. Kalau di Jepang dan Chile, kanker pencernaan 
pada lambung terbanyak penderitanya, di Indonesia dan di negara Barat yang 
terbanyak kanker pada kolon (di RS Pertamina 1 - 2 orang pasien dalam 
seminggu, rata-rata berusia 60 tahun ke atas). Diduga penyebab utamanya 
adalah diet makanan yang salah (terlalu banyak lemak, kurang serat). Usaha 
utama penyembuhan kanker kolon ini tidak lain dengan jalan operasi.
Gejala khas ekstra luminer
Ada kalanya gejala khas intra luminer dan ekstra luminer sulit dibedakan. 
Dokter memberikan beberapa "kunci" tambahan untuk mengetahui adanya 
gangguan ekstra luminer. Pada gangguan batu empedu, misalnya, selain 
sindrom dispepsia seperti kembung, mual, sakit ulu hati dll., putih mata 
sering nampak kuning, sakit perutnya periodik, sekali waktu kolik (rasa 
sakit yang tak tertahankan akibat organ berongga tersumbat), terjadi 
kekakuan dinding perut, dan faeses terkadang berwarna seperti dempul 
(keputihan) pada kasus sumbatan empedu total.
Pada gangguan ginjal, rasa sakit dimulai dari pinggang belakang atas, lari 
ke perut bagian bawah depan. Sedangkan pada gangguan pankreas yang 
berfungsi mengeluarkan enzim pencernaan, rasa sakit atau nyeri terasa di 
sekitar pusar. Acap kali terjadi gangguan sistem buang air besar (diare 
atau sembelit) serta ada kalanya secara mendadak kadar gula darahnya 
meningkat walaupun tidak ada keturunan (diabetes sekunder).
Sedangkan kelainan pada hati dibarengi dengan rasa lemas, kurang nafsu 
makan, mata kuning, dan kadar SGPT-SGOT meningkat.
Pada gangguan sistem reproduksi (rahim dan indung telur) selain rasa 
kembung berkepanjangan, ada kalanya vagina mengeluarkan cairan tidak normal.
Bakmi berbahaya, cabai tidak
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, dr. Manan menyarankan, hendaknya 
membiasakan hidup dan makan secara teratur. Bila timbul gejala sakit perut, 
untuk sementara memang bisa dibantu dengan obat-obatan yang tersedia di 
rumah. Karena asam lambung menurun segera setelah makan dan naik lagi 1 - 3 
jam setelah makan, maka obat maag sebaiknya dikonsumsi lebih kurang satu 
jam sehabis makan. Obat sirup lebih cepat menyerap dibandingkan obat 
tablet. Pil mengandung antasida, menurut penelitian Yayasan Lembaga 
Konsumen Indonesia, sebaiknya tidak diminum berbarengan dengan antibiotik 
karena dikhawatirkan akan membentuk kompleks tak larut. Bila setelah 2 - 3 
hari gejala tetap ada, hendaknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Kambuhnya penyakit maag dapat dihindarkan dengan mengatur waktu makan. 
Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tapi sering. Bila Anda 
sering menderita sariawan hendaknya tidak terburu-buru minum vitamin C, 
sebab bisa jadi gara-garanya gangguan pada pencernaan yang disebabkan 
jamur, bakteri, atau alergi.
Tentang benar tidaknya cabai dan makanan bercuka merupakan pantangan bagi 
penderita gangguan pencernaan, dr. Manan menyatakan, "Saya tidak 
membiasakan pasien untuk berpantang segala macam makanan. Kalau sedang 
kambuh, memang sebaiknya untuk seminggu dua minggu berpantang, tapi setelah 
sembuh silakan makan kembali asalkan dalam jumlah yang seimbang." Cabai 
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk melindungi mokusa lambung. Cuma memang 
ada konsentrasi-konsentrasi tertentu yang tajam.
Sebaiknya hindari makan bakmi berlebihan, khususnya dalam keadaan perut 
kosong, karena air abu yang menguningkan bakmi sangat tajam bagi lambung. 
Sebaliknya, makanan berserat yang banyak terdapat pada sayuran dan 
buah-buahan sangat dianjurkan untuk membantu kerja alat pencernaan.
Menurut dr. Manan, para pengidap sakit maag yang menjalankan puasa di bulan 
Ramadhan tidak perlu terlalu khawatir. "Dalam keadaan tenang dan banyak 
berdoa, insya Allah kondisi kesehatan kita akan lebih baik," katanya. 
Asalkan di waktu buka puasa menghindari makanan yang terlalu merangsang: 
mengandung lemak tinggi, terlalu pedas atau asam. Jangan lupa untuk makan 
vitamin selama menjalankan ibadah puasa ditambah obat penghambat produksi 
asam lambung dosis ringan bila perlu. (Nanny Selamihardja)

Intisari - Januari 1997

Semoga bermanfaat

Dede Maulana

- nyari buku-buku cerita Balita, TK, Anak-anak sampai dewasa?
  coba klik ini: http://megabuku.com/lia
  atau hubungi saya via japri dengan subject: Buku Cerita



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga untuk pasangan berulangtahun & rekan melahirkan? Klik, 
>http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke