Mbak, pada dasarnya imunisasi itu harus diberikan boosternya, supaya tetap kadarnya di 
dalam darah. Jadi tetap aja ikut PIN Polio. Atau ke DSA untuk mendapatkan 
booster/ulangannya.
Kalau untuk batuk pilek......he..he..he.. setahu saya sih untuk pilek memang baru ada 
vaksinnya. Kalo nggak salah vaksin utk flu. Tapi menurut saya vaksin untuk flu itu 
tidak banyak membantu. Karena penyebab flu adalah virus dan virus itu adalah mahluk 
yang paling cepat berubah. Jadi percuma dikasih vaksin, karena virusnya sudah berubah 
lagi. Makanya obat yang paling ampuh untuk memerangi flu (untuk dewasa dan anak-anak) 
adalah meningkatkan daya tahan tubuh.
Gitu, Mbak. Gimana...cukup membantu ?
Regards,
Santy
 Sehat Komodo Wood wrote:Numpang nanya mbak,
anak saya sudah setahun, dulunya sudah pernah diimunisasi DPT dan Polio, apa
perlu diulang lagi, apadahal, anak saya itu sudah 3 x DPT waktu kecilnya,
dan sekarang ini yang saya perlukan adalah immunisasi untuk mencegah batuk
dan pilek, soalnya anak saya suka pilek dan batuk, apa ada.........???
Trims

----- Original Message -----
From: santy dahlan 
To: 
Sent: Wednesday, September 11, 2002 2:11 PM
Subject: Re: [balita-anda] PIN POLIO (info)


>
> Dear all,
> Ini sedikit informasi dari saya yang kebetulan pernah menjadi panitya PIN
di Puskesmas. Jadi yang diberikan oleh DSA di klinik atau RS adalah
imunisasi DPT-Polio yang berupa suntikan DPT (Diphteri-Pertusis-Tetanus) dan
vaksin polio yang diteteskan. DPT sendiri biasanya menyebabkan panas/demam.
Sehingga jika anak batuk/pilek, biasanya ditunda dulu pemberian DPT ini.
Takut kalau-kalau penyakitnya diperburuk oleh demam dari imunisasinya. (Buat
sianak sendiri berat, toh. Udah pilek badan nggak enak, masih ditambah badan
panas). Tapi kalau polio, tidak menyebabkan demam bagi si anak.
> PIN Polio yang sedang digembar-gemborkan ini, hanyalah pemberian tetesan
polio, dan jelas itu tidak menyebabkan panas. Saran saya jika anaknya tidak
ada demam, tidak apa-apa jika ikut PIN Polio. Namun itu semua terpulang dari
orang tua masing-masing. Jika merasa sebaiknya menunggu sampai anaknya
sehat, tidak apa-apa. Nanti bisa minta di PIN di DSAnya saja.
> Satu lagi, supaya tidak rancu, pada saat anak SD ada lagi yang disebut
suntikan DT (terdiri dari Diphteri dan Tetanus). Inipun tidak menyebabkan
panas.
> Demikian, semoga informasi saya yg sederhana ini bisa membuat rekan-rekan
semua mengerti mengenai PIN Polio yang akan diadakan besok.
> Warm Regards for All of you,
> Santy
> Budhy Kristanty wrote:Rekan netters, Dibawah ini informasi mengenai PIN
Polio. Tapi tidak menjawab ketidaktahuan saya mengenai perbedaan DPT Polio
dan PIN POLIO ini.Juga tidak menjawab pertanyaan bila kondisi anak tidak
fit, apa pengaruhnya.Bagaimana ya informasi yang benar
? -budhy- -----Original Message-----
> From: Ratna DEWI [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Wednesday, September 11, 2002 12:39 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc: JKT Hotline Desk
> Subject: FW: PIN POLIO
>
>
>
>
> Ibu Budhy Kristanty Yth,
>
> Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ke-4 dimaksudkan untuk memberantas penyakit
polio di Indonesia. Program ini adalah program yang dicanangkan oleh WHO
(World Health Organization) dalam rangka mengeradikasi penyakit polio dari
muka bumi ini, seperti yang sudah dilakaukan terhadap penyakit Cacar.
>
> Penyakit Polio disebabkan oleh virus yang menyerang susunan syaraf tungkai
kaki menyebabkan si penderita kakinya kecil sebelah dan jalannya
terpincang-pincang.
>
> Vaksin polio umumnya aman, jarang sekali menyebabkan panas. Mungkin panas
yang dialami oleh anak ibu seteleh imunisasi lebih dikarenakan vaksinasi
DPT.
>
> Untuk lebih jelasnya berikut kutipan resmi dari Departemen Kesehatan
Indonesia
> (dapat dilihat di bagian press release www.depkes.go.id
>
> PRESS RELEASE
> Nomor : /Press-Humas/VIII/2002
> PENYAKIT POLIO
> AKAN LENYAP DARI MUKA BUMI
> Pada tahun 1976, Bangsa Indonesia bersama masyarakat dunia berhasil
membasmi penyakit Cacar yang mengakibatkan penderitaan, kematian dan
kecacatan dari muka bumi. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi umat
manusia untuk melanjutkan pembasmian penyakit menular lainnya dan pilihannya
jatuh pada penyakit Polio.
>
> Pilihan itu didasarkan pada kenyataan bahwa virus Polio hanya dapat
menyerang manusia, virus Polio hanya dapat bertahan dalam waktu singkat di
alam bebas serta tersedia vaksin yang ampuh untuk mencegah penyakit Polio.
Itulah sebabnya pada Sidang Majelis Kesehatan Sedunia ke- 41 di Geneva Tahun
1988, Indonesia bersama 165 negara lainnya di dunia telah menyepakati untuk
membasmi penyakit Polio (Eradikasi Polio) dari muka bumi.
>
> Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi ketika membuka Temu Wicara
dengan Anggota Bakohumas Pusat, Organisasi Profesi Kesehatan, LSM Bidang
Kesehatan dan Humas-humas Unit Utama Depkes dalam rangka sosialisasi Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Tahun 2002 tanggal 20 Agustus 2002 di Ruang Rapat
Utama Depkes Jakarta.
>
> Selanjutnya ditegaskan, sejak dicanangkan Eradikasi Polio, disamping
melaksanakan imunisasi rutin Polio pada semua bayi, Pemerintah bersama
masyarakat juga melaksanakan PIN tahun 1995, 1996, dan 1997 di seluruh tanah
air, mopping up pada tahun 1998, 1999 di beberapa kabupaten, serta
melaksanakan Sub PIN tahun 2000 di beberapa provinsi. Selain itu
dilaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) khusus Polio tahun 1999 dan
melaksanakan pengamatan anak lumpuh layuh atau Surveilans AFP - Acute
Flaccid Paralysis pada anak umur 15 tahun kebawah.
>
> Hasilnya tidak sia-sia, karena sejak tahun 1995 tidak pernah ditemukan
lagi kasus virus Polio liar di bumi Indonesia. Meskipun demikian, kita harus
bekerja keras karena pengakuan resmi bebas Polio atau Sertifikasi Bebas
Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia diberikan menurut wilayah/regional
WHO.
>
> Dewasa ini baru 3 wilayah/regional WHO yang diakui bebas Polio yaitu
Wilayah Amerika (tahun 1994), Wilayah Pasifik Barat (tahun 2000), Wilayah
Eropa (Tahun 2002). Wilayah Asia Tenggara - dimana Indonesia termasuk
didalamnya direncanakan mencapai Sertifikasi Bebas Polio pada tahun 2005.
Karena itu, pada tahun 2002 yaitu 3 tahun sebelum tahun 2005, perlu
melaksanakan PIN.
>
> Keputusan untuk melaksanakan PIN Tahun 2002 dibuat berdasarkan pemikiran
dan kajian yang cermat oleh pakar kesehatan nasional dan internasional
(WHO). Pertimbangan yang digunakan adalah meskipun Indonesia sudah bebas
virus Polio sejak tahun 1995, akan tetapi masih ada negara sekitar yaitu
India dan Pakistan yang masih mempunyai virus Polio liar. Kondisi ini
menyebabkan Indonesia berisiko untuk mengalami importasi virus Polio liar.
Disamping itu walaupun cakupan imunisasi di Indonesia cukup baik yaitu
80-90%, tetapi masih ada sekitar 10-20% anak yang belum terjangkau imunisasi
rutin polio. Selain itu hasil kerja pengamatan anak lumpuh layuh atau
Surveilans AFP tidak memuaskan, sehingga dikawatirkan terjadi penularan
virus Polio liar secara tersembunyi atau silent transmission.
>
> Rangkaian PIN Tahun 2002 dimulai sejak awal hingga akhir Agustus 2002
dengan pemberian vitamin A pada anak usia 6-59 bulan dan pendataan jumlah
balita di masing-masing wilayah. Selanjutnya pada tanggal 12 September 2002
dilaksanakan PIN putaran I dengan memberikan 2 tetes vaksin Polio kepada
semua anak Balita termasuk bayi baru lahir. Kegiatan yang sama dilaksanakan
satu bulan kemudian (putaran II) pada tanggal 9 Oktober 2002.
>
> Dalam PIN putaran II di desa-desa risiko tinggi juga akan diberikan
imunisasi Campak satu dosis pada anak usia 6-59 bulan tanpa melihat status
imunisasinya.
>
> Menkes selanjutnya menegaskan dalam PIN putaran I dan II, masing-masing
harus digerakkan sekitar 41 juta orang untuk mendatangi tempat-tempat
pelayanan imunisasi di Pos-Pos PIN yang berjumlah sekitar 250.000 di seluruh
tanah air. Jumlah 41 juta orang ini terdiri dari 20,8 juta Balita dan 20,8
juta ibu, ayah atau pengantar anak-anak tersebut.
>
> Karena itu Menkes mengharapkan dukungan, bantuan dan partisipasi segenap
jajaran Bakohumas, organisasi sosial masyarakat, organisasi profesi dan
lembaga swadaya masyarakat dalam mensukseskan PIN 2002.
>
> Berita ini disiarkan oleh Bagian Humas Biro Umum dan Humas Setjen Depkes
RI, untuk konfirmasi lebih lanjut dapat menghubungi telp./fax. 5223002
>
> Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
> Drg. Mariani Reksoprodjo
> NIP. 140105942
>
>
>
> -----Original Message-----
> From: Budhy Kristanty [mailto:[EMAIL PROTECTED]]

> Sent: Wednesday, September 11, 2002 11:41
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: PIN POLIO
> Importance: High
>
> Pak/Bu Dokter,
>
> Please advise mengenai masalah di atas.
> Kristo (1,5 bln) sudah imunisasi DPT Polio sampai yg ke 3.
> Perlu tidak mengikuti PIN Polio besok, 12 September 2002 ?.
> Fyi, kondisinya sekarang sedang batuk-pilek. Saya takut ada pengaruhnya
karena pengalaman yang sudah2, DPT Polio mengakibatkan panas ke anak.
>
> Apa pengaruh bila tidak mengikuti program tsb ?
> Sebenarnya tujuan dari PIN Polio nasional ini apa sih ?.
> Mohon pencerahan segera.
> Terima kasih.
> Salam,
>
> Budhy Kristanty
> ISG
> CIFOR
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga untuk pasangan berulangtahun & rekan melahirkan? Klik,
http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! - We Remember
> 9-11: A tribute to the more than 3,000 lives lost


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga untuk pasangan berulangtahun & rekan melahirkan? Klik, 
>http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



---------------------------------
Yahoo! - We Remember
9-11: A tribute to the more than 3,000 lives lost

Kirim email ke