sumber :suaramerdeka.com 2/1/03
Menghilangkan takut pada anak (1)

Tiba-tiba saja si kecil Anda merasakan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa terhadap objek
tertentu. Anda gugup dan panik? Ah, hilangkan rasa itu, seperti anjuran Dr Dwidjo Saputra SpKJ,
pendiri Klinik Perkembangan Anak dan Kesulitan Belajar (KPAKB) Jakarta.

"Dalam perkembangannya, rasa cemas atau takut pada anak selalu ada. Misalnya, anak takut pada orang
asing, takut ditinggal sendirian, takut pada kucing dan sebagainya," kata psikiater anak itu.

Tapi ingat, terpenting, jangan sampai ketakutan atau kecemasan itu menjadi berlebihan, tak wajar,
dan tak rasional. Karena pada akhirnya bisa menjadikan si anak fobia. Bagaimana Anda menyikapi hal
itu? Ikuti langkah berikut ini.

Jangan didiamkan.
Menurut dr Dwidjo Saputro, SpKJ, tak semua rasa takut dapat dikatakan fobia.
Karena fobia merupakan suatu mekanisme yang unik, sebagai reaksi terhadap situasi tertentu. Bisa
jadi karena anak mempunyai pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan. Pengalaman ini kemudian
selalu dijadikan rujukan untuk menghadapi situasi yang hampir sama di masa mendatang.

Kendati demikian, tak semua ketakutan pada masa kanak-kanak akan menjadi fobia. Sekalipun ketakutan
tersebut tak ditanggulangi.

"Banyak, kok, anak yang takut di masa kecilnya, tapi begitu sudah besar tak fobia," ujar dia.

Tapi kalau anak memersepsikan ketakutan itu secara berlebihan, tidak wajar dan rasa takutnya
didiamkan, tanpa disadari lama kelamaan di alam bawah sadarnya, ia menghubungkan ketakutannya
tersebut dengan apa yang dia persepsikan. Misalnya karena digigit kucing lalu ia takut kucing.
Kemudian ia memersepsikan kucing tersebut sebagai "monster". Nah, ketakutan yang tidak wajar inilah
yang kelak menimbulkan fobia. Karena itu jangan biarkan anak menghadapi ketakutan sendirian dan
menghayati ketakutannya secara berlebihan. Karena itu bisa memunculkan gangguan-gangguan kecemasan.

Runut latar belakang.
Jadi, jika anak Anda ketakutan terhadap sesuatu, "Runut latar belakangnya.
Jangan-jangan, lingkungan keluarga yang menjadi pencetus ketakutannya," tutur dosen luar biasa di
Universitas Surabaya, Putra Bangsa, dan Widya Mandala ini.

Hal lain yang menimbulkan ketakutan anak ialah trauma. Misalnya ia pernah digigit anjing. Bisa
jadi baru mendengar suara gonggongan anjing, sudah membuatnya berkeringat dingin. Pengalaman buruk
itu membua anak trauma.

Trauma atau konflik-konflik masa lalu si anak, itu bisa Anda gali lewat percakapan. Anak diajak
mengerti dan menyelami akar permasalahan yang dihadapinya. Setelah berhasil diketahui penyebabnya,
baru cari cara mengatasinya.

Dwidjo mengingatkan, sekecil apa pun fobia yang diderita anak sebagai sebuah bentuk penyimpangan
haruslah segera diatasi. Kalau tidak, anak bisa merasa malu karena diejek teman-temannya sebagai
penakut. Hal ini bisa mengganggu kehidupan sosialnya.

Ciptakan rasa aman.
Agar tak timbul fobia pada anak kelak, saran Dwidjo, maka yang pertama-tama
harus Anda lakukan ialah menciptakan lingkungan yang kondusif. "Orang tua harus paham bahwa anak
butuh rasa aman. Tapi seringkali yang terjadi malah sebaliknya. Anda yang butuh rasa aman.
Misalnya, anak terbangun dan menangis, tapi Anda malah memarahi. Seolah-olah anaklah yang harus
menciptakan rasa aman bagi diri Anda," tutur dia.

Padahal, sambungnya, dengan menangis si anak memberitahukan situasi emosinya pada Anda. Di sini
Anda dapat belajar memahami emosi dan perasaan anak. Kalau tidak, akan memperkuat rasa takut anak
saja. Itulah mengapa Dwidjo menekankan orang tua harus memiliki kapasitas emosi yang matang dan
baik. "Kepribadiannya juga harus cukup dewasa. Karena dari orang tua, anak belajar bahwa
lingkungannya itu aman, hangat dan bisa dipercaya. Sehingga ketakutannya menjadi minimal sekali."
(CN02)
===================================================================================
Selama Bulan Suci Ramadhan, ikuti Netkuis Ramadhan, Lomba Design E-Card, Opini Berhadiah hanya di www.plasa.com
===================================================================================

---------------------------------------------------------------------
Parade Parcel Indokado 2002-2003 - Buy 10, Get One Free! ----> http://www.indokado.com/parcel2002.html
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke