Ah ...ternyata di seberang sana banyak sekali orang-orang yang begitu tabah menerima semua "ujian". Mudah-mudahan ini semua menjadi pelajaran buat kita semua. (ini air mata habis-habisan dah ... )
Thank you and regards, Ella email address: [EMAIL PROTECTED] ----- Original Message ----- From: "Yenny Syahbuddin" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, January 14, 2003 3:44 PM Subject: [balita-anda] perenungan tentang aborsi > Maaf sebelumnya , saya punya cerita yang di forward tentang seorang teman > yang dihadapkan pada kasus aborsi. > Semoga kita dapat mengambil hikamhnya. > > -- > > Mohon dipostingkan... Jazakallaahu khairan > > Assalamu'alaikum Wr Wb > > Kami ikut prihatin dengan kondisi Aisyah dan sekaligus ikut mendoakan > kiranya Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi Abu dan Ummu > Aisyah, serta tentunya bagi Aisyah sendiri. > > Bagaimana masygulnya perasaan Antum : Abu dan Ummu Aisyah, kami bisa > merasakannya. Hal ini dikarenakan kami pernah mengalami hal yang sama > dengan kasus Antum berdua. Pada email ini ana tidak sekedar > menjelaskan konteks fiqh untuk masalah yang Antum hadapi, tapi juga > berbagi pengalaman, dengan harapan bermanfaat bagi Antum berdua. > > Ana kebetulan mendapat rezeki beasiswa sekolah di Jerman sejak 1998. > Alhamdulillah keluarga ana (istri dan tiga anak) bisa ikut serta. > Ketika di Jerman ini istri ana hamil anak kami yang keempat yang > diperkirakan sekitar pertengahan Desember akan lahir. Namun pada > bulan Juli 2000, dokter di kota ana Marburg menemukan keganjilan > dalam kandungan istri anak, dimana sedikit sekali air ketuban. > Pemeriksaan intensif dilanjutkan di kota lain yaitu Koeln, yang > kemudian tim dokter menyimpulkan secara pasti bahwa anak kami > (yg kemudian kami namakan Syauqy = yg kami rindukan) mengalami > masalah dalam pertumbuhan, bukan karena virus tokso atau yang > lainnya, tapi karena memang pertumbuhan (pembelahan sel) yang tidak > sempurna. Dokter mengatakan bahwa Syauqy tidak memiliki kedua > ginjal, bahkan arteri ke ginjal pun tidak terlihat. Hal tersebut > kami dapat saksikan langsung melalui alat USG yang begitu > canggihnya. Semua organ dalam tubuh sang bayi dapat terlihat jelas, > bahkan ketika di zoom, maka terlihat di layar besar semakin jelas, > misalnya jantung Syauqy yang saat itu baru berusia 17 pekan (ukuran > aslinya masih kecil sekali) tapi dapat kami lihat seukuran kepala > bayi di monitor. > > Dikarenakan tidak ada kedua ginjalnya, maka praktis Syauqy berada > dalam kandungan tanpa air ketuban, dimana air ketuban yang diminum > olehnya tidak dapat dikembalikan melalui mekanisme sekresi yang > normal (kencing). Dokter mengatakan, selama dalam kandungan, Syauqy > tidak akan terkena racun yang seharusnya dinetralisir oleh ginjalnya, > karena semua racun tubuh itu akan diambil alih dan dinetralisir oleh > ibunya. Tapi ketika Syauqy lahir, maka persoalan akan muncul. > Seorang bayi yang akan menderita karena keracunan dari tubuhnya > sendiri sebagaimana para pasien gagal ginjal. Seorang bayi yang > tubuhnya membiru dan membengkak karena proses keracunan tersebut. > Tindakan dialose (proses cuci darah) yang biasanya dilakkukan pasien > gagal ginjal 2 kali sepekan adalah tidak mungkin dilakukan pada > seorang bayi. Transplansi ginjal juga tidak memungkinkan sehingga > sang bayi memiliki berat badan 10 kg. Berdasarkan pertimbangan ini, > dokter secara yakin merekomendasikan agar bayi digugurkan. > > Kondisi yang mirip sebagaimana yang dihadapi oleh Abu dan Ummu Aisyah. > > Ditengah kemasgulan dan kebingungan harus berbuat apa, menyetujui > atau tidak tindakan pengguguran tersebut ? Akhirnya kami pasrahkan > kepada Allah Yang Maha Kuasa, kami mohonkan petunjuk Nya. Kemudian > di rumah sakit Koeln itu kami bersama (termasuk ketiga anak-anak > kami) menghatamkan Al Quran (kebenaran saat itu salah satu dari > tilawah ana dan istri sudah mendekati Jus terakhir). Lalu kami > berdoa, bermunajat kepada Allah, untuk senantiasa dikaruniakan yang > terbaik. Esoknya ana mintakan saran dari beberapa ikhwah sepengajian > ana, salah satunya mengusulkan berkonsultasi langsung dengan ahli > syariah. Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan kami bisa > mengontak pertelepon Ust Salim Segaf Al Jufri di Jakarta. Ust Salim > yang begitu sibuk agendanya, Alhamdulillah dengan mudah dikontak di > rumahnya. > > Ustd Salim memberikan taujih yang sangat menyejukkan hati kami. > Taujih ini bisa Abu dan Ummu Aisyah petik pula aspek fiqhnya. > Bahwa pengertian anak bagi kita kaum muslimin bukanlah ketika dia > sudah dilahirkan, tapi sejak dia sudah berada dalam kandungan. > Terkecuali ada resiko bagi keselamatan sang Ibu, maka tidak ada > alasan bagi Antum untuk menggugurkannya (demikian ketentuan > fiqhnya). Kasih sayangilah sang janin semampu Antum baik melalui > perantaraan medis maupun dengan terus memohon pertolongan Allah. > Boleh saja tim dokter menyatakan 99% peluang sang bayi akan segera > meninggal paska dilahirkan, tapi Antum tetap harus diingat, > bahwa Antum masih punya yang 1%, dan Allah Maha Kuasa untuk merubah > segalanya melalui yang 1% tersebut. Beliau juga mencontohkan ada > kasus sebagaimana yang dialami Aisyah (yaitu bayi tanpa selaput > tengkorak) namun kemudian terlahir secara normal. Berdoalah > kepadaNya, dan ini adalah bagian dari kasih sayang Antum kepada > sang calon bayi tersebut. Kalaupun Allah berkehendak sebagaimana yang > diprediksi oleh tim dokter, maka Antum telah cukup menunjukkan > kecintaan Antum kepada sang janin, hantarkan dia baik-baik ke > peristirahatan yang terakhir. Insya Allah dia akan menjadi saksi di > hadapan Allah, bagaimana kasih sayang Antum kepadanya selama dalam > kandungan ibunya. Insya Allah dia akan memohonkan syafaat kepada > Allah SWT bagi kedua orangtuanya di Yaumil Qiyamah kelak. > > Dengan berbekal taujih Ustd Salim, maka dengan mantap keesokan > harinya saya menjumpai dokter, dengan satu pertanyaan utama, yaitu > adakah resiko bagi keselamat sang Ibu jika tidak digugurkan. Dokter > mengatakan bahwa resiko bagi siibu adalah sebagaiamana resiko para > ibu yang hamil lainnya. Artinya tidak masalah jika tidak digugurkan. > Maka dengan mantap kami putuskan kandungan tidak digugurkan. Bagi > dokter, walau keputusan kami terkesan aneh, tapi mereka bisa > memahaminya. Mereka menghargai hak asasi manusia untuk berkeputusan > yang berbeda dengan saran medis. Dalam surat catatan dokter > menuliskan, bahwa dengan alasan keyakinan agama maka kedua orangtua > bersepakat untuk meneruskan kandungan. > > Mengikuti proses pengambilan keputusan tersebut, tampak kelegaan di > wajah kami, terutama di wajah istri ana. Seakan-akan kita terlepas > dari kemasygulan yang selama beberapa waktu sangat menghimpit. > Begitu gembiranya kami dalam perjalan pulang dari Koeln ke kota kami > di Marburg, sehingga tas pakaian yang dibawa ke rumah sakit > tertinggal di halte trem. Namun istri saya tidak mempermasalahkan, > hatinya begitu bahagia dengan keputusan yang telah kita ambil bersama. > > Selanjutnya kami selalu menghitung mundur berapa lama lagi usia > Syauqy. Masih sekitar 5 bulan lagi. Waktu yang sangat berharga untuk > berinterkasi dengan Syauqy. Setiap gerakan Syauqy yang sangat lemah > (karena tanpa air ketuban) sangat kami syukuri bersama seraya > diiringi doa kami. Istri ana terus bersemangat membacakan dan > mengkhatamkan beberapa kali Al Quran bagi Syauqy yang tentunya dapat > mendengarkan dari lapisan rahim ibunya. Sehingga tiba saatnya, > tanggal 2 Ramadhan 1420 (28 Nopember 2000) dini hari, Alhamdulillah > Syauqy terlahir dengan selamat. Walau dalam posisi sungsang, tapi > karena tubuhnya kecil (kurang dari 2 kg) Syauqy dilahirkan secara > normal, tanpa harus operasi cessar. Tubuhnya yang kecil dikarenakan > selama 9 bulan di rahim tanpa air ketuban sehingga kurang bisa katif > bergerak sehingga perkembangan tubuhnya pun kecil. Walau mungil, > Syauqy tampak cantik, rambutnya hitam ikal, hidungnya mancung. > > Setelah lahir Syauqy langsung dimasukkan ke dalam inkubator karena > mengalami gangguan pernapasan (dimana tanpa air ketuban, paru-paru > nya juga kurang berkembang baik). Saya mintakan kepada dokter agar > Syauqy segera di USG untuk mengetahui ada tidaknya ginjal dalam > tubuhnya. Hasil USG menunjukkan tidak ada ginjal itu. Namun lima > menit setelah USG Syauqi menghembuskan nafasnya yang terkahir di > dalam inkubator, disaksikan oleh Ayah-Ummynya, dan juga kakak- > kakaknya serta Oma-Opa dan Mbahnya dan saudara lainnya dari balik > kaca ruang bayi. Inna liLlahi wa inna ilahi roji'un. > Kami menitikan air mata, air mata cinta orang tua terhadapnya. Dari > balik kaca ana dengar isak tangis Azka putri tertua kami, yang begitu > merindukan adik perempuan. > Insya Allah kami ikhlas, istri ana tampak tegar, karena memang sudah > sejak lama kami mempersiapkan diri untuk ditinggal Syauqy. Kami > tetap bersyukur kepada Allah karena masih diberikan kesempatan untuk > berinteraksi dengan Syauqy selama beberapa bulan dalam kandungan, dan > ditambah 12 jam setelah dilahirkan. Dan penuhlah harap kami kepada > Allah, kiranya kami diberikan kesempatan berinterkasi dengan Syauqy > lebih lama lagi di akhirat kelak (amiiin). > > Sebagai kewajiban orangtua adalah memberi nama yang baik, maka kami > beri namanya Syauqy Syafi'ati Husna. Syauqy = yang dirindukan, > Syafiati = yang (insya Allah) akan memohonkan syafaat, Husna = > seseorang yang akhir kehidupannya sangat baik (khusnul khotimah). > > Saat ini kami senantiasa berdoa, kiranya Allah menjadikan kami sebagai > orangtua yang pantas untuk mendapat syafaat yang dimintakan Syauqy > kelak, amiin. > > Semoga Allah SWT memberikan petunjuk-Nya kepada Abu dan Ummu Aisyah > untuk memperoleh yang terbaik dari pada-Nya, amiin. > > > Wassalamu'alaikum Wr Wb > Lukman Mohammad Baga > Dewi Wahyuni > > > > > > > > -----Original Message----- > > > From: Ahmad BKC1274 Sumengkar [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > > > > > > Ahmad BKC1274 Sumengkar@BKC > > > 2002/03/02 07:40 PM > > > > > > > > > Ass. wr. wb. > > > > > > Afwan.... > > > Mbak Umul bisa minta tolong di postingkan di DT, mudah-mudahan ada > > yang > > > bisa membantu memberikan sumbang saran terhadap masalah di bawah > > (mungkin > > > dengan berpedoman "as if" jika kita yang mendapat cobaan seperti > > ini...) > > > > > > Saran bisa juga langsung lewat japri, Insya Allah sampai kepada > yang > > > bersangkutan. > > > Jazakallahu khairon katsiran > > > Wassalamu'alaikum wr. wb. > > > > > > > > > ---------------------- Forwarded by Ahmad BKC1274 > > Sumengkar/BKCP/BKC on > > > 03/02/2002 05:33 PM --------------------------- > > > > > > Subject:Aisyah........ (Mohon Bantuan Opini/saran dari segi > > agama/fiqih) > > > > > > Aisyah... > > > > > > Dalam hati ini, saya sudah berniat untuk memberikan nama Aisyah > > untuk anak > > > yang sedang dikandung oleh istri saya Mariyah. Padahal usia > > kandungan > > > istri > > > saya baru empat bulan, dan masih belum bisa dipastikan apakah > > berjenis > > > kelamin laki-laki atau perempuan. Tapi entahlah nama aisyah selalu > > > terngiang di dalam telinga, mungkin saya menginginkan agar anak > > yang lahir > > > kelak memiliki kecerdasan seperti Siti Aisyah r.a. istri dari > > junjungan > > > kita Nabi Muhammad SAW. Ketika melihat seorang bocah kecil sekitar > > satu > > > tahunan, saya selalu teringat kepada Aisyah. Ah.... terbayang > > indahnya > > > bermain, bercanda dan menikmati kelucuan dan kepolosan tingkahnya > > saat dia > > > memanggil Abi...... Terbayang di benak saya betapa bahagianya > ketika > > > Aisyah > > > saya peluk, saya rangkul dan saya gendong sampai dia tertidur > dengan > > > lelap. > > > > > > Ah..... Lamunan saya menjadi buyar.... Allah sudah memiliki > rencana > > lain > > > dengan Aisyah. > > > > > > Saat ini usia kandungan istri saya empat bulan lebih, kami > > memeriksakan > > > kandungannya ke sebuah klinik bersalin, dan kebetulan ada dokter > > ahli > > > spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktek disana. Dengan > > > peralatan > > > detektor yang lumayan canggih(USG), ibu dokter mulai memeriksa > > keadaan > > > kandungan istri saya. Setiap detil pemeriksaan saya amati mimik > > muka ibu > > > dokter dan kondisi janin. saya enggak mengerti makna dari citra > > > ditampilkan > > > oleh USG tersebut, yang jelas saya begitu senang melihat kondisi > > janin > > > yang > > > sedang berenang dalam air ketuban ibunya. Saya amati dia begitu > > aktif > > > berenang, sehingga membuat ibunya sedikit meringis kesakitan > dengan > > > keaktifan gerakan janin tersebut. Saya lihat tulang-belulangnya > > sudah > > > terbentuk. Tulang tangannya bergerak-gerak seperti layaknya > > seseorang yang > > > sedang melambaikan tangannya kepada kekasihnya. kakinya kelihatan > > > meringkuk > > > dan seperti bersila. Namun satu hal yang saya pendam dalam hati > saya > > > adalah > > > ketika saya melihat proporsi tubuhnya yang agak janggal. Saya > > > memperhatikan, kok ukuran kepalanya kecil banget sementara ukuran > > tubuhnya > > > kelihatan agak besar. Sesekali saya mendengar perkataan lirih ibu > > dokter, > > > lho... kok begini, pelan banget suaranya hampir-hampir saya tidak > > > mendengarnya. Saya belum berani bertanya-tanya karena saya lihat > > dokter > > > begitu serius memperhatikan layar USG. > > > > > > Setelah selesai melakukan pemeriksaan dengan USG, secara spontan > > saya > > > langsung bertanya dengan tidak memperhatikan lagi koma dan titik > > dalam > > > pertanyaan saya. Saya hujani ibu dokter dengan berbagai pertanyaan > > seputar > > > kondisi janin yang dikandung istri saya. Saya amati ibu dokter > > begitu > > > hati-hati untuk menjawab semua pertanyaan saya itu. Seperti tidak > > yakin > > > ============================================================================ === > ============= > Untuk berlangganan kirimkan e-mail kosong ke > [EMAIL PROTECTED] > > Untuk berhenti kirimkan e-mail kosong ke > [EMAIL PROTECTED] > (Jangan lupa me-reply e-mail konfirmasi yang dikirimkan sistem) > > Untuk menerima digest (satu e-mail per hari) kirimkan e-mail kosong ke > [EMAIL PROTECTED] > > Supaya tidak menerima e-mail atau baca lewat web, kirimkan e-mail kosong > ke [EMAIL PROTECTED] > > Untuk set delivery posting melalui e-mail atau reset BOUNCING, kirimkan > e-mail kosong ke [EMAIL PROTECTED] > > Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar > ============================================================================ === > ============= > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]