06 Maret 2003
Lebih Bahagia Tanpa 'Sarung'

Kondom memang aman, tetapi tidak menyenangkan. Asumsi itu lazim memengaruhi
kaum pria untuk menggunakannya saat ''bersenang-senang'' dengan pasangannya.
Namun, siapa menyangka, justru kaum perempuan juga merasa taknyaman atas
penggunaan ''sarung'' pengaman itu?

Hal tersebut terungkap pada penelitian Gordon Gallup dari State University
of New York, Amerika Serikat. Melalui penelitian yang melibatkan 293 wanita
sebagai responden itu, Gallup dan kawan-kawan menyodorkan pertanyaan
frekuensi pasangan dalam berhubungan dengan menggunakan kondom. Selain itu,
mereka pun menggunakan standar tes psikologis untuk mengetahui kebahagian
dan suasana hati pasangan.

Hasilnya? Wanita yang pasangannya takpernah menggunakan kondom terlihat
paling bahagia. Peringkat berikutnya ialah wanita yang pasangannya jarang
menggunakan alat kontrasepsi itu. Sedangkan wanita yang pasangannya terbiasa
menggunakan kondom terlihat kurang bahagia jika dibandingkan dengan kedua
kelompok sebelumnya. Gallup menemukan bahwa wanita yang pasangannya teratur
mengenakan kondom mengalami depresi, bahkan, ada usaha bunuh diri. 

Penelitian ini pun menyingkapkan, jarangnya hubungan seks itu membuat wanita
merasa tertekan.Mengapa kurang bahagia dengan kondom? Gallup menjelaskan
sumber kebahagian itu ialah pancaran semen dari pasangan pria. Mereka
percaya bahwa hormon yang terkandung dalam semen meresap melalui vagina dan
kemudian akan membantu meningkatkan suasana hati si wanita. Hal ini terjadi
karena dalam semen diketahui terdapat kandungan hormon, termasuk testosteron
dan estrogen yang telah terbukti dapat meningkatkan suasana hati seseorang.

Dengan temuan ini, para ilmuwan itu menyatakan jangan terus menerus
menggunakan kondom dalam berhubungan intim. Kendatipun demikian, Gallup
menegaskan bahwa penelitian itu tidak berarti mendorong hubungan intim yang
taksehat. 

''Kami berharap pula jangan sampai kehamilan yang tidak diinginkan serta
menularnya penyakit akan lebih membebani pikiran daripada keuntungan
psikologis yang ditimbulkan semen," ujarnya.
Gallup mengatakan penelitian lanjutan yang dilakukan pada sekitar 700 wanita
itu mendukung penemuan itu. Ia menambahkan faktor lain, seperti berapa
sering wanita berhubungan seksual, eratnya hubungan dengan pasangan,
kepribadian, atau penggunaan kontrasepsi oral tidak berpengaruh pada semua
kesimpulan yang ada. bbc/fer
 


  _____  

Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di :
http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=116594
<http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=116594&kat_id=3> &kat_id=3

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke