Mbak Indah... saya sedikit berbagi pengalaman nih....
Anak saya, waktu umur 11 bulan pernah demam cukup tinggi
sekitar 39.2 derajat... karna obat yang saya beri tidak ada yang masuk,
dan kalo' pun masuk hanya bertahan beberapa jam.... habis itu panasnya naik
lagi.
akhirnya terpaksa masuk RS selama 4 hari.  Dia kena radang tenggorokan.

Pada umur 15 bulan, kena lagi... dengan demam 39.2 - 39.5 derajat, kena
radang tenggorokan
hampir saya masukkan ke RS lagi... sekali ini bukan karna obat tidak ada
yang
masuk (obat semua dapat diminum) ... tetapi karna obat penurun panas nya
hanya untuk 3 x sehari (jadi pemberian obat per +/- 8 jam).
Ditengah2 minum obat selanjutnya (4 jam kemudian) demamnya tinggi lagi,
sedangkan minum obat selanjutnya masih lama.... wah saya stress...
soalnya takut anak saya step.  Untung dr di UGD RS dekat rumah saya
memberikan obat
yang sangat menenangkan buat saya.

Untuk keadaan urgent (hanya kalo benar2 dibutuhkan baru digunakan), saya
menyimpan proris yang dimasukkan dari (maaf) dubur.
Tetapi untuk penurun panas biasa, saya melakukannya dengan cara memberikan
obat penurun panas proris syrup (3 kali sehari) dan racikan sanmol dengan
luminal (pencegah kejang) juga 3 kali sehari plus antibiotiknya (saya dapat
dari DSA obat septrin 2 x sehari).
Jadi untuk mencegah panasnya tinggi, saya bergantian memberi obat penurun
panasnya.
Misal pertama saya kasih proris syrup, maka 4 jam kemudian saya kasih
racikan sanmol
dengan luminal.  4 jam kemudian saya kasih proris syrup lagi... 4 jam
kemudian racikan lagi.
Tapi panas harus terus dipantau.... kalo kira2 habis minum satu obat penurun
panas dalam waktu 6-7 jam panasnya nggak naik lagi... pakai satu obat
penurun panas aja.
Cara pemberian obat penurun panas ini untuk mencegah terjadinya panas yang
tinggi (takut step), apalagi antibiotik biasanya bekerja setelah 3 hari
diminum.

Moga2 pengalaman saya sedikit membantu ya Mbak.
Thanks,
Ona




----- Original Message -----
From: "Indah Hapsari Dewi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 20, 2003 4:55 PM
Subject: RE: [balita-anda] Sharing : Anak Step


> Dear Mbak Indah.. (hihi..namanya sama yah...)
> ini saya kirim summary artikel mengenai hal tsb (saya dpt dr milis BA
juga),
> smg bisa membantu yah...
> Salam,
> indah
>
> KEJANG-KEJANG
> Topik:Pertolongan Pertama
> --------------------------------------------------------------------------
--
> ----
>
> infokes.com
>
> Kejang adalah istilah awam untuk konvulsi, yaitu suatu seri gerakan otot
> yang tidak terkontrol secara tiba-tiba dan kuat. Anak-anak kecil dengan
> demam tinggi ( 39 derajat C ke atas) bisa timbul kejang. Meskipun
kelihatan
> sangat mengkhawatirkan tetapi kejang yang menyertai demam biasanya tidak
> berbahaya. Tetapi penting sekali untuk segera menurunkan panas supaya
> mencegah kejang-kejang dan kerusakan otak.
> Gejala-gejala
> Tidak sadar, mata membalik ke atas.
> Kedua kaki dan tangan kaku kemudian timbul gerakan-gerakan kejut yang kuat
> dan kejang-kejang selama 5 menit.
> Pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air
besar/kecil.
>
> Setelah sadar, penderita mungkin muntah, gelisah/mengantuk, atau tidur.
> Setelah bangun, penderita normal kembali.
>
> Komplikasi
> Cedera fisik.
> Tertelan cairan muntah sendiri.
> Kerusakan otak, bila kejang-kejang terlalu lama atau sering.
> Penyebab umum
> Panas tinggi.
> Epilepsi (kecenderungan untuk terkena serangan kejang yang berulang), yang
> mungkin disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui, jaringan parut pada
> otak karena cedera kepala atau tumor otak.
>
> Yang dapat anda lakukan
> Penolong :
> Pindahkan benda-benda tajam/keras dari sekitar penderita untuk mencegah
> cedera.
> Penderita jangan ditahan/diikat, atau gigitkan suatu benda diantara
giginya
> (jarang sekali penderita kejang menggigit lidah sendiri).
> Ketika kejang berhenti, miringkan penderita supaya tidak menelan cairan
> muntahnya sendiri. Jangan memberikan minuman/makanan segera setelah
berhenti
> kejang.
>
> Setelah kejang, bila ada demam, kompres selama 15 menit atau sampai suhu
> tubuh kurang dari 38 derajat C.
> Bawa ke dokter bila penderita anak-anak, atau kejang untuk pertama kali.
> Panggil dokter/ambulan terdekat bila kejang-kejang lebih dari 15 menit.
>
> Tindakan dokter anda
> Mengobati dengan suntikan penenang (tranquilizer).
> Menentukan penyebab.
> Merujuk ke rumah sakit bila diperlukan.
>
> Pencegahan
> Cegah demam tinggi pada anak-anak, dengan cara memberikan obat demam dan
> kompres hangat selama 15 menit bila demam mencapai 38.5 derajat C atau
> lebih.
> Penderita epilepsy harus minum obat menurut resep dokter secara teratur.
>
> Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif.
> Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. Selama ini
> kompres air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya demam
> atau panas tinggi. "Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius, cukup
> pakai obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat Celcius,
> kompres perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas," kata dr. Waldi
> Nurhamzah,Sp.A,dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Penyakit apa
> pun, dari yang ringan seperti flu atau infeksi ringan, hingga infeksiberat
> di susunan saraf pusat atau di otak, dapat menggunakan kompres."JUSTRU
> TAMBAH PANAS.
>
> Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin atau
> es.Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. "Sebab, kalau tubuh
dikompres
> es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi.Ini terjadi
> karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika kondisi di luar
> dingin, maka tubuh akan menginterpretasikan kalau
> dirinya kurang panas. Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas."Selain itu,
> efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulitjadi mengecil.
> Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit
> agar keluar, terhalang karena jalannya terhambat. "Kompres dingin juga
> bisa membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau.
> Saraf-saraf yang digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar
> tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin,sehingga tubuh pun akan
> bertambah panas." Kendati kompres dingin sudah tidak lagi dianjurkan
karena
> berdampak negatif, "Tapi tak sepenuhnya ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus
> semisal luka memar dan bakar, kompres air dingin masih kerap digunakan.
> Bahkan air dingin disiramkan ketubuh korban luka bakar," jelas Waldi.
>
> BAHAYA PAKAI ALKOHOL
>
> Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi.
> Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit.
> Prinsip kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. "Untuk
> menguap memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh
> pasien. Nah, harapkan, dengan kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur
> turun."Namun,seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol
sudah
> mulai ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. "Jika alkohol
> dibalurkan ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa mengganggu
> susunan saraf pusat." Selain itu, alkohol pun mudah terbakar, sehingga
> berbahaya.
>
> AIR HANGAT
>
> Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat atau
> suam-suam kuku. "Ini cara terbaik untuk menurunkan panas." Sebab, jelas
> Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan
> menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. "Dengan demikian,
> tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu
> tubuhnya jangan terlalu panas." Jadi, kebalikan dari kompres air
> dingin,tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di
luar
> suhunya dingin.
>
> Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah
> dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang
> datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan
> adalah memberinya obat penurun panas tapi panas tetap tinggi, baru
> dikompres. Jadi, kompres bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untuk
> membantu menurunkan panas,selain pemberian obat penurun panas."Dengan kata
> lain, kalau ternyata obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah
> cukup, anak pun tak perlu lagi dikompres.
>
> TETAP HARUS MANDI
> >
> > Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi,
> > adalah memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan
> di
> > literatur asing," katanya.
> >
> > Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan, dicelup, atau dibilas dengan
> > air hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau kepala anak dengan handuk
> > hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan ke dalam bak mandi beri
> air
> > hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk menurunkan panas badan
> > anak.
> > " Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika dimandikan
> > dengan air
> > hangat. "Biarkan si kecil main air hangat. Apalagi pada dasarnya anak
> > kecil suka air." Selama ini ada pemahaman yang salah dari para orangtua,
> > bahwa
> > anak sakit tidak boleh kena air atau mandi. Pemahaman tersebut, menurut
> > Waldi, harus disingkirkan. "Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus
> > sadar, anak sakit pun, badannya harus senantiasa bersih.
> > Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah?" Ia juga
> > mengingatkan, kulit anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap mandi
> > agar bersih.
> > Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit?
> > "Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung malas
> > kena air dingin. Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau
> > mandi di kamar mandi, kan bisa dimandikan di tempat tidur."
> >
> > TEMPAT TEPAT
> >
> > Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi
> > kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar. Panas
> > keluar melalui tempat-tempat dimana pembuluh darah besar yang dekat
> > dengan kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan.
> > "Jangan di dahi karena tak banyak manfaatnya untuk menurunkan panas."
> > Kalau hanya dahi yang dikompres, tutur Waldi, "Yang dingin, ya, cuma
> > dahinya,
> > sementara tubuhnya tetap panas." Cara yang benar adalah meletakkan
> > kompres di tempat yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan.
>
> "BSI, Finance" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Moms,
>
> Mau ikutan juga....
> Kalau anak 'step' karena panasnya terlalu tinggi bagaimana cara
menanganinya
> yah ?
> Kebayang belum paniknya lagi....
> Katanya ada yg saranin di balur pake alkohol, bener ngga sih ?
> Mungkin ada yg punya pengalaman and bisa sharing.
>
>
> -----Original Message-----
> From: Indah Lestari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 20, 2003 2:35 PM
> To: Balita-Anda (E-mail)
> Subject: [balita-anda] Sharing : Anak Step
>
>
>
> Rekan2, sharing dong bagaiamana treatment anak yg pernah terkena step.
> Anakku Nathan (16 bulan) pernah terkena stuip waktu usia 15 bulan. Sampai
> sekarang aku masih trauma kalau ingat kejadian tsb. Akibatnya aku jadi
was2
> trus, kerja juga nggak tenang dan kemaren badannya hangat sedikit udah
> ketakutan aku. Gimana ya..cara mencegahnya biar tidak terkena stuip lagi.
> Thanks be4.
>
> mama Nathan
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>



---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke