http://cyberwoman.cbn.net.id/konsulchild2.asp?nomoract=757

Pemberian Antibiotik

Tuesday, 6 Dec 2005
Lanie --- jakarta

Dear dokter Waty,
Saya Ibunya Syifa, sekarang Syifa hampir 2 tahun
(Oktober nanti), kosa
katanya udah banyak..berhitung sudah sampai 10, aktif
sekali bahkan 
agak
tomboy..suka pengen ikutan main bola sama anak-anak
cowok.

Tiap hari saya selalu membuka ruang konsultasi ini,
banyak hal yang 
saya
peroleh..termasuk jawaban dokter tentang anak saya
yang sering panas 
waktu
itu.. tks ya dok..

Dok, tentang antibiotik untuk anak ..dokter selalu
bilang: jangan 
berikan
antibiotik! karena antibiotik hanya untuk sakit yang
disebabkan oleh 
kuman.
Sementara hampir semua penyakit pada anak itu
disebabkan oleh virus 
yang
akan mati dengan perlawanan dari antibodi anak itu
sendiri (dengan 
demam
salah satunya), betul kan dok?

Tapi kenapa ya..setiap kali Syifa sakit entah radang
atau demam+pilek
dokter selalu memberi antibiotik? Bukankah seharusnya
dokter punya 
argumen
atau pemahaman yang sama buat pasiennya?

Pernah sih saya tanya, katanya kalo di luar negeri
memang penyebabnya
adalah virus, tapi kalo di Indonesia kebanyakan karena
kuman, jadi 
jangan
ambil resiko,lebih aman kalo diberi antibiotik. Saya
jadi bingung nich 
dok,
sebaiknya gimana ya..

Kalo Syifa demam atau radang tenggorokan apa sebaiknya
gak usah ke 
dokter?
tapi kalo 2-3 hari panasnya gak turun-turun kan
khawatir juga, apalagi
sekarang DB mewabah lagi.

Jawaban:
Dear Lany.

Terimakasih atas email dan pertanyaannya. Sungguh
senang saya membaca
emailmu, saya bangga, kamu sudah menjadi ibu yang
bijak dan smart dalam
pemahaman gangguan kesehatan langganan anak. Saya
berdoa agar semakin
banyak ibu muda secerdas dan sebijak Lany. Saya coba
jawab ya (maaf ya 
baru
sekarang ... emailnya sih sudah masuk 10 hari lalu
tetapi kesibukan 
saya
dan badan yang hanya satu ini sering membuat email
agak lama ditanggapi 
...
namun demikian... kan bukan emergency ya hehehe ...
bisa saja ya saya
berkelit.

Lany .. sebelum menanggapi .. selamat ya Syifa oktober
kemarin berulang
tahun menjadi 2 tahun... Ahhh waktu cepat sekali
berlalu yaa....

Lany ... sebenarnya saya sedih membaca jawaban sang
dokter di emailmu.
Aduh. apa bedanya sih penjalaran virus dan kuman di
amerika dan di
Indonesia. Selama jenis kuman dan virusnya sama. Nggak
akan beda.. 
Artinya,
yang namanya selesma (common colds) dan influensa,
baik di negeri 
seberang
maupun di Indonesia, penyebabnya infeksi virus ...
Tidak pernah ada
pembelajaran (baik di ruang kuliah maupun di textbook
kedokteran) yang
menyatakan bahwa selesma dan influensa di Indonesia
disebabkan karena
kuman.

Nah, yang namanya virus jelas berbeda dengan kuman;
yang namanya virus,
tidak bisa dibunuh oleh antibiotik. Terus terang,
sulit mencari 
pembenaran
ilmiah terhadap komentar-komentar senada seperti yang
kamu kemukakan di
emailmu. Apanya yang beda antara selesma/influensa di
luar negeri 
dengan
yang di Indonesia? Apa karena udara Amerika dan
Indonesia berbeda lalu
virus berubah menjadi kuman? Tidak juga. Virus ya
virus dan akan tetap
virus; tidak akan berubah menjadi kuman karena kuman
ya kuman, tidak 
pernah
berasal dari virus.

Daya tahan tubuh kita sendirilah yang menentukan
apakah kita bisa 
melawan
infeksi virus atau kuman. Artinya, ketika tubuh
terpapar pada virus dan
kuman, belum tentu kita jatuh sakit. Ketika kita jatuh
sakit sekalipun,
hanya daya tahan tubuh kitalah yang bisa mengusir dan
mematikan si 
virus,
bukan antibiotik. Ketika tubuh kita terinfeksi kuman
dan jatuh sakit,
memang umumnya kita butuh antibiotik ...

Artinya, bahkan infeksi kuman sekalipun belum tentu
menyebabkan kita 
harus
mengkonsumsi antibiotik. Misalnya, infeksi kulit,
umumnya sembuh tanpa
harus mengkonsumsi antibiotik. Di lain pihak, ada
infeksi kuman yang 
butuh
antibiotik untuk mengeradikasi si kuman, misalnya,
infeksi saluran 
kemih,
tifus, TBC, pneumonia karena kuman, dst dst ... dan
kamu benar ...
kebanyakan infeksi langganan anak bukan karena infeksi
kuman menyimak
contoh2 tadi.

Di lain sisi, ketika kita mengalami infeksi virus,
tubuh kita sedikit
menurun daya tahannya dan kuman bisa masuk .. tetapi
jarang kok kalau 
pada
anak normal. Kecuali anak kita memang ada kelainan
sistem imun, bisa 
saja
lalu tubuh kita juga didomplengi infeksi kuman
tambahan (misalnya anak 
yang
tengah memperoleh terapi kanker, pasti daya tahan
tubuhnya turun, atau 
anak
yang tengah memperoleh terapi steroid jangka panjang,
atau anak HIV
positif). . Jadi .. Tuhan memberikan kita daya tahan
tubuh yang sangat 
kuat
kecuali pada segelintir kasus tadi.

Dear. seringkali antibiotik diberikan pada infeksi
virus selesma dan
influensa dengan alasan mencegah infeksi kuman. Itu
bukan praktek 
pemberian
obat yang rasional. Dunia kedokteran dengan tegas
menyatakan bahwa
antibiotik hanya untuk infeksi kuman yang memang butuh
antibiotik.

Kedua, antibiotik tidak boleh diberikan untuk
pencegahan kecuali pada
beberapa kondisi sangat khusus seperti pra operasi
jantung, operasi 
besar
memotong usus, operasi syaraf, atau pada anak dengan
penyakit jantung
rheuma.

Pola pengobatan yang rasional adalah pola pengobatan
yang mengedepankan
cost effectiveness, safety. Nah ... justru kalau mau
aman ... kita 
jangan
tergopoh-gopoh memberikan/mengkonsumsi antibiotik.
Pemberian antibiotik
secara membabi buta (tanpa memandang apakah itu
infeksi virus atau 
bukan)
justru akan banyak merugikan termasuk merugikan sistem
imun kita.

Sebagai informasi singkat ... Infeksi kuman berbeda
gambaran klinisnya
dengan infeksi virus. Infeksi virus biasanya gejalanya
muncul lebih 
cepat
dari infeksi kuman dan demamnya lebih tinggi. Infeksi
virus akan sembuh
dengan sendirinya dan umumnya membutuhkan waktu antara
3-14 hari. Kalau
anak kamu panas. baru 2-3 hari jangan buru-buru
khawatir. adalah sang 
waktu
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melawan kuman atau
virus. Apalagi 
panas
disertai batuk pilek. Kemungkinan besar anakmu terkena
common cold atau
bisa juga influenza. Atau disertai mencret.

Observasi saja dulu sambil diberikan makan dan minum
yang cukup. Tapi 
kalau
lebih dari 3 hari panas masih tinggi dan tidak ada
gejala lain selain 
panas
. Baru kamu konsultasi dengan doktermu, mungkin perlu
cek darah dan 
urin.
Bila leukosit rendah atau tinggi kemungkinan anakmu
terkena infeksi 
kuman,
dan kalau hasil urinnya banyak bakteri anakmu terkena
Infeksi Saluran 
Kemih
dan harus diobati dengan antibiotik.

Bila pemeriksaan darahnya normal masih kemungkinan
anakmu terkena demam
berdarah (karena trombosit pada demam berdarah bisa
aja baru turun 
setelah
hari ketiga demam dan dengan catatan juga, kalau demam
berdarah, 
hematokrit
alias Ht nya akan meningkat), lihat dulu apa
disekitarmu ada yang kena
demam berdarah.

Nah untuk amannya kalau kamu takut anakmu kena demam
berdarah berikan
banyak minum. Karena yang ditakutkan dari demam
berdarah adalah 
dehidrasi
dan perdarahan. Jadi kalau lain kali syifa sakit
tenggorokan cukup beri
banyak minum dan makan yang bergizi saja. Karena
penyebabnya umumnya 
virus
akan sembuh dengan sendirinya. Kalau dokternya
memberikan antibiotik, 
tidak
usah ditebus antibiotiknya. Dan sebenarnya selama
masih bisa ditangani
sendiri di rumah kamu tidak perlu membawa anakmu ke
dokter. ok.

Peluk mesra untuk syifa ya ... doa saya buat kalian

wati




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke