say, kemarin aku ikut seminar tentang anak,, & kita dikasih tahu bahwa anak
kita adalah harta yg paling berharga karena di otak nya ada 1 trilyun sel,
kalo kita punya materi 1 triliyun kita apaiin?
kalo ada orang tua sampe nyiksa anak separah ini, sebenarnya dia sudah
membuang harta yg paling berharga yg dia punya...

waktu di kandungan & pas lahir kog disayang-sayang terus bahkan kayaknya
tiap hari tiada hari tanpa peluk & cium, kog uda gede malah disiksa,
kayaknya orang tua nya sakit tuch... atau salah minum obat kali yach...!!!



----- Original Message -----
From: "JAS Finance HO" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Friday, December 16, 2005 4:40 PM
Subject: Re: [balita-anda] kisah nyata...


> Aduh.....sedih banggetttt sih.....aku sampai keluar air mata
> nih...................
> ----- Original Message -----
> From: "Nia Handayani" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <balita-anda@balita-anda.com>
> Sent: Friday, December 16, 2005 2:58 PM
> Subject: [balita-anda] kisah nyata...
>
>
> Abah, kembalikan tangan Ita
>
>
>
> Buat semua yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua....
>
> Ini kisah nyata yg lagi heboh di Malaysia, untuk dijadikan pengalaman
> dan
> pengajaran...
>
>
>
> Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar m
> ninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja.
>
> Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun.
>
> Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja
> bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.
>
>
>
> Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapanya
> ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman
> rumahnya.
>
> Suatu hari dia melihat sebatang paku karat.
>
> Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana
> lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan.
>
> Dicobanya pada mobil baru ayahnya.
>
> Ya...kerana mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas.
>
> Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan
> kreativitasnya.
>
> Hari itu bapak dan ibunya bermotor ke tempat kerja kerana macet ada
> perayaan
>
> Thaipusam.
>
> Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri
> mobil.
>
> Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam,
> kucing
>
> dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.
>
> Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.
>
> Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat mobil yang baru setahun
>
> dibeli dengan bayaran angsuran.
>
> Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan
>
> siapa ini?"
>
> Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.
>
> Dia juga beristighfar.
>
> Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya.
>
> Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan
>
> 'Tak tahu...!"
>
> "kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri
>
> lagi.
>
> Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
>
> kamarnya.
>
> Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh...cantik kan!"
>
> katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti biasa.
>
> Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari
> pohon
>
> bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan
>
> anaknya.
>
> Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus
>
> ketakutan.
>
> Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan
> anaknya.
>
> Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan
> hukuman
>
> yang dikenakan.
>
> Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa ???
>
> Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri
>
> anaknya.
>
> Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah
>
> menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
>
> Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan
>
> berdarah.
>
> Pembantu rumah memandikan anak kecil itu.
>
> Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis.
>
> Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka2nya itu
> terkena air.
>
> Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu.
>
> Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.
>
> Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak.
>
> Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si
> anak.
>
> Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang
>
> menghabiskan waktu di kamar pembantu.
>
> Si bapak konon mau mengajar anaknya.
>
> Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si
> ibu
>
> juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.
>
> "Ita demam..." jawab pembantunya ringkas.
>
> "Kasih minum panadol," jawab si ibu.
>
> Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.
>
> Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi
>
> pintu kamar pembantunya.
>
> Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu
> badan
>
> Ita terlalu panas.
>
> "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata majikannya itu.
>
> Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik.
>
> Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius.
>
> Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.
>
> "Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak
> itu
>
> dipotong kerana gangren yang terjadi sedah terlalu parah.
>
> "Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu
>
> dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.
>
> Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
>
> Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan.
>
> Si ibu meraung merangkul si anak.
>
> Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak
> terketar-ketar
>
> madandatangani surat persetujuan pembedahan.
>
> Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si
>
> anak menangis kesakitan.
>
> Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa putih.
>
> Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
>
> Kemudian ke wajah pembantu rumah.
>
> Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.
>
> Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
>
> "Abah...Mama...Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau ayah pukul.
>
> Ita tak mau jahat. Ita sayang abah...sayang mama." katanya berulang kali
>
> membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
>
> "Ita juga sayang Kak Narti..." katanya memandang wajah pembantu rumah,
>
> sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.
>
> "Abah...kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil...Ita janji tdk akan
>
> mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita
>
> mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya
>
> berulang-ulang.
>
> Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya.
>
> Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia
>
> dapat menahannya.
>
>
>
> Ingatlah :
>
> * jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa yang
> kita dapat.
>
> * Semarah apapun, janganlah bertindak keterlaluan, apalagi kepada anak
> yg masih kecil.
>
>
>
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]


================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke