Dear all,
Terima kasih atas tanggapannya untuk topik ini.
Berikut kumpulan tanggapan yang saya terima. 
Mudah2an bermanfaat.

Meutia

====

Pertanyaan : 

Dear all,

Ada yang tau nggak, gimana tips pengematan water heater?
Saya pake water heater listrik Ariston, yang untuk pemanasannya butuh waktu
kl. 1 jam. Jadi selama ini saya nyalain terus, karena katanya start up nya
gede watt-nya.

Sebenernya lebih hemat mana? Dinyalain terus, atau dimatiinn & dinyalain
lagi kira2 1 jam akan mandi (pagi dan sore).

Terus, saya beberapa hari yl. liat di mall ada Ariston listrik yang
dinyalain langsung airnya panas. Kira2 ini boros nggak ya?

Jawaban :

--- [EMAIL PROTECTED]

> Memang benar start up pertama akan memakan pemakaian listrik lebih besar,
> namun apabila hanya di gunakan pada pagi dan sore hari maka jauh lebih
> hemat
> kalau ibu menyalakanya satu jam sebelum pemakaian dan setelah digunakan
> lgs
> dimatikan dibanding harus menyalakannya sepanjang hari.
> 
> Untuk produk water heater yg langsung panas apa bener itu bisa bu? memang
> mungkin saja bisa namun seberapa banyak airnya yang lgs panas, dan sudah
> pasti akan memakan power listri jauh lebih besar.
> 
> btw pertanyaannya nyambung kok bu..karna kalo kita memandikan bayikan juga
> memakai air yg hangat....
> 
--- [EMAIL PROTECTED]

> Dari milis tetangga..
> 
> Artikel yang diambil dari majalah Intisari Juni 2003 ini telah memberi
> inspirasi bagi banyak orang untuk memasang penghemat listrik di rumahnya,
> dan mendapat banyak manfaat darinya. Dengan harga yang sangat terjangkau,
> penghemat listrik Power Up juga tersedia bagi anda semua. Pemesanan bisa
> e-mail ke [EMAIL PROTECTED], subjek "Power Up".
> 
> Lagi-lagi naik, lagi-lagi naik! Begitu kira-kira keluhan paling sering
> didengar kalau kita bicara soal tarif dasar listrik (TDL). Ditambah dengan
> beban rumah tangga lainnya, tak sedikit yang robek kocek. Untuk menghemat,
> cobalah alat penghematnya yang diciptakan di Kota Apel, Malang.
> 
> Hemat Listrik Tanpa Mencuri
> Majalah Intisari, edisi Juni 2003
> 
> Keprihatinan itu sering meruyak hati seorang ibu. Setiap kali membaca
> koran,
> selalu ada berita kenaikan harga listrik. Ia tahu, yang paling menderita
> pasti rakyat kecil. Namun, ia tergerak oleh imbauan PLN, agar masyarakat
> menggunakan kapasitor untuk menghemat pemakaian listrik. "Yang ada di
> Indonesia ini 'kan kapasitor dipasang pada setiap alat. Bisa dibayangkan,
> setiap keluarga harus mengeluarkan uang cukup besar untuk membeli
> kapasitor", keluh Nastitin, sang ibu yang alumnus Fakultas Sipil &
> Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Malang.
> 
> Kemudian, bersama timnya, Nastitin memesan sejumlah komponen dari Korea,
> lalu merangkainya menjadi kapasitor untuk sentral satu rumah. Kendati
> diakui
> masih memiliki banyak kekurangan, alat yang diberi nama Power Up itu
> tengah
> diupayakan mendapat hak paten.
> 
> Bukan Mencuri
> 
> Alat ini cocok untuk kebutuhan rumah tangga, restoran, ruko, atau industri
> kecil. Ia bekerja efektif pada tegangan maksimal 250 V, dengan beban
> antara
> 450-4.400 W. Jika melebihi itu, misalnya 7.000 W, harus digunakan 2 unit.
> Begitupun bila 9.000 W, gunakan 3 unit. Hal ini untuk menjaga agar alat
> ini
> bisa bekerja efektif dan optimal.
> 
> Memang, alat ini bukan berfungsi sebagai stabilizer, menyimpan daya
> listrik,
> atau menggandakan daya listrik. Ia hanya membuang daya semua yang biasanya
> timbul saat kita menghidupkan AC, jet pump, televisi, komputer, dan
> lain-lain. Dyaa semua ini tampak dari turunnya MCB sebelum beban daya
> terpakai melebihi daya listrik yang ada di rumah itu.
> 
> Fungsi soft start alat ini, yang bisa mengurangi tarikan awal daya listrik
> peralatan elektronik anda, tentunya akan memperpanjang umur si peralatan
> tersebut, karena mencegah masuknya arus berlebihan ke dalam jaringan.
> Jadi,
> alat ini menurunkan jumlah arus (ampere) pada beban yang terpakai, dengan
> tegangan tetap (voltage), sehingga mengurangi daya (watt) yang harus
> dibayar.
> 
> Penghematan berkisar 10-25%, tergantung besaran power factor setiap
> peralatan listrik. Juga tergantung pada peralatan yang dipakai dalam
> jaringan, dan lamanya pemakaian. Jadi, karena cara kerjanya tidak mencuri
> listrik, maka Power Up sama sekali tidak melanggar prosedur yang
> ditetapkan
> PLN. Bahkan, meurut Andi - salah satu distributor alat ini di Jakarta -
> PLN
> diuntungkan dengan dikembalikannya daya semua itu, yang bisa dimanfaatkan
> untuk konsumen lainnya. Di sisi lain, alat ini membantu meringankan beban
> pada gardu induk PLN, sehingga distribusi jaringan PLN pun jadi efisien.
> 
> Daya Jadi Maksimal
> 
> Bagaimana cara membuktikan penghematan itu? Cara tepat mengujinya adalah
> dengan Tang Ampere atau Ampere Meter (ACA), yakni mengukur arus listrik
> yang
> masuk ke dalam jaringan pada kondisi sebelum dan sesudah menggunakan Power
> Up. Tentu saja, dengan kondisi beban yang sama. Disarankan pada jaringan
> yang menggunakan lampu neon, karena lebih stabil. Pengecualian berlaku
> pada
> peralatan yang tidak dihemat, misalnya lampu pijar atau yang menggunakan
> elemen pemanas (setrika pakaian).
> 
> Tang Ampere diklem pada kabel massa di antara meteran (MCB pusat dan MCB
> pembatas/pembagi), atau pada kabel di antara meteran dan tiang listrik.
> Nilai ampere yang berkurang menunjukkan arus listrik yang masuk ke
> jaringan
> juga berkurang, sehingga mengurangi daya aktif yang tengah digunakan. Tapi
> bukan berarti daya jaringan itu ikut berkurang. Power Up menurunkan arus
> listrik pada beban yang sedang aktif, sehingga pemakaian daya jadi
> maksimal.
> Penggunaan daya listirk jadi efisien karena tak ada lagi daya semu itu
> tadi.
> 
> Jangan Berlebihan
> 
> Menggunakan alat ini cukup mudah. Pertama-tama, pastikan dulu voltage di
> bawah 250V. Untuk jaringan satu fase, pasangkan alat pada stop kontak di
> mana saja asal dalam satu jaringan. Memang, untuk jaringan tiga fase,
> dibutuhkan 3 unit Power Up. Sebelum dicoloki, periksa dulu apakah stop
> kontak dalam keadaan baik. Stop kontak yang longar atau kendur akan
> menimbulkan percikan api, sehingga bisamengakibatkan steker terbakar.
> 
> Setelah Power Up dipasang, dinyalakan, biarkan standby terus-menerus,
> dengan
> masa pakai selama 5 tahun. Dalam kondisi dinyalakan terus-menerus, pada
> beban hingga 20A (4.400 W), seberapa tahan kabel dan steker Power Up
> terhadap panas terus-menerus itu?
> 
> Ia memang dirancang mampu menahan panas permanen. Jika stabilizer lewat
> output-nya selalu dialiri arus besar tak putus-putusnya, maka pemasangan
> unit Power Up yang paralel tidak pernah dialiri arus besar, hanya dibebani
> unit itu sendiri, sehingga panas yang timbul kecil sekali. Karenanya, tak
> dibutuhkan pendingin untuk unit ini.
> 
> Diakui, ada beberapa kondisi yang membuat Power Up kurang berfungsi.
> Antara
> lain, jika tegangan di bawah 220V, dan jika dalam daya 4.400 W yang cukup
> 1
> unit Power Up tapi dipasangi 2 unit. Pemasangan unit yang berlebihna akan
> menyebabkan Power Up malah mengurangi persentase penghematan.
> 
> Atau, jika dipasang di counter mal atau pusat perbelanjaan, hasilnya
> kurang
> baik saat diukur dengan Tang Ampere. Hal ini dikarenakan jaringan listrik
> dengan daya besar seperti mal, biasanya sudah memiliki kompensator daya.
> Sehingga, akan kurang efektif jika dipasangi Power Up.
> 
> Juga seandainya Power Up dites dengan cara memasang Tang Ampere di meteran
> listrik, sehari tanpa dan sehari dengan Power Up, maka hasilnya tetap tak
> bisa jadi ukuran. SEbab, beban pemakiaan listrik tanpa dan dengan Power Up
> belum tentu sama. Misal, mala pemakaian AC pada malam hari, atau siagn
> hari
> sewaktu anak tidur siang, dan keadaan cuaca juga mempengaruhi frekuensi
> tarikan kompresor AC. Pada cuaca panas, tarikan kompresor semakin sering.
> 
> Tak sedikit terbetik keraguan, masihkan dibutuhkan Power Up seandainya
> seisi
> rumah telah memakai peralatan hemat energi, misalnya lampu hemat energi,
> atau AC dengan tingkat EER tinggi? Memang perlu dipahami, adanya sejumlah
> variabel penyebab pemborosan energi listrik. Semisal, jaringan kabel yang
> sudah usang, tegangan jaringan yang tidak semestinya, dan lain-lain.
> Kondisi
> ini dinetralisasi oleh Power Up, dengan cara membuang daya semu pada
> setiap
> peralatan.
> 
> Power UP tidak berfungsi sebagai stabilizer. Power UP bekerja pada arus
> (ampere), sedangkan stabilizer bekerja pada besaran tegangan (volt).
> Namun,
> secara tak langsung, fungsi soft start dari Power Up-lah yang mengurangi
> tarikan awal peralatan listrik, sehingga berdampak pada fluktuasi
> tegangan.
> 
> Disadari oleh Nastitin, si ibu yang prihatin itu, peralatan yang dia
> ciptakan masih banyak kekurangannya. Ada sejumlah perbaikan yang tengah
> dilakukannya. Namun, "Saya tak bisa membuat yang lebih canggih lagi,
> dengan
> stabilizer misalnya, karena komponennya mahal sekali. Nanti harganya tak
> terjangkau masyarakat luas."
> 
> Memang, ia membuat Power Up untuk membantu rakyat kecil. Masak ia ingin
> memberati mereka lagi?
> 
=====
------------------------------------------------------ (on interscan)

Disclaimer: This email have been scanned by Indosat's anti virus system !!!

---------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke