Nach,, buat parents BA,, termasuk tipe mana hayo,,,
Salam,

*Bagi yang sudah berkeluarga & punya anak bisa untuk bahan
"introspeksi diri",
bagi yang 'belum', nggak ada salahnya khan belajar teorinya dulu....*

*Empat Tipe Orang Tua*   * *
*Empat Tipe Orang Tua Apakah anda tergolong tipe orang tua yang baik? *

*jawabanCom -* Bagi anda yang sudah memiliki anak, tahukan anda bahwa* menjadi
orang tua adalah suatu kehormatan tertinggi yang bisa didapatkan oleh
seseorang***?  Menjadi "* penjaga " hidup 'orang lain*' adalah suatu posisi
tertinggi yang memang menuntut tanggung jawab yang tinggi pula. Tetapi
sayangnya, banyak orang tua yang menyalahgunakan posisi ini.

Ini adalah 4 tipe orang tua yang ada:

*1.** Orang tua yang otoriter*.
Dalam sebuah ilustrasi, seorang anak jatuh ke dalam sungai ketika sedang
bermain-main di pinggir sungai. Ayahnya menatap si anak dan mulai
marah-marah. "***Kamu sih, tidak nurut perintah papa! Sekarang kamu
tenggelam, kan***?*** Dasar anak kurang ajar***!" Sedangkan dipikiran anak
itu hanya ada satu "***Saya tidak butuh dimarahi. Saya butuh diselamatkan***".


Tipe orang tua seperti ini biasanya* percaya diri*,* selalu mengontrol
segala hal*,* menikmati tantangan*,* bertindak berdasarkan fakta yang sangat
sedikit*,* blak-blakan*, dan* menilai anak berdasar hasil*.*** Ketakutannya
yang terbesar*** ialah ketika orang lain mengambil keuntungan darinya.

*Kebutuhannya yang terbesar*** ialah perhatian pribadi dari orang lain dan
jawaban langsung dari orang lain. Mereka memiliki standar yang tinggi
terhadap anak-anak mereka sehingga sering '*memancing*' kualitas negatif
keluar dari si anak. Mereka sering melarang anak untuk melakukan sesuatu
tanpa menjelaskan mengapa, sehingga si anak sering melanggar perintah orang
tuanya diam-diam.

*Inilah hasil dari anak-anak yang memiliki orang tua otoriter*** :
Mereka cenderung tidak menghargai diri sendiri.
Mereka menjadi pemberontak bahkan menjadi "*penjahat*" krn sering
diperlakukan berlebihan oleh ortu.
Mereka pada akhirnya memiliki penolakan yang besar atas orang tua mereka dan
mereka sering mencari perhatian orang lain dengan cara-cara yang salah.

*2.** Orang tua yang santai*.
Masih pada ilustrasi yang sama, anak yang tadi tenggelam sedang berusaha
berenang ke tepian untuk menyelamatkan nyawanya. Tiba-tiba ayahnya datang
membawa video kamera, duduk di pinggir sungai dan mulai merekam perjuangan
si anak. Di kepala si ayah,* "Ini adalah pemandangan yang menegangkan tapi
sangat menarik*.* Bagus sekali jika peristiwa ini saya rekam*".  Orang tua
dengan tipe* "video kamera"* ini*** kehilangan otoritas sekaligus cinta
kasih terhadap anaknya.***

Mereka bersikap tidak penyayang dan cuek terhadap anak mereka.
Mereka suka menyewa pembantu untuk menjaga anak-anak dan sibuk dengan
aktivitasnya sendiri.
Anak adalah* "sesuatu yang bisa dilihat tetapi tidak usah didengar"*.  Orang
tua seperti ini merampok kebutuhan anak yang paling utama, yaitu* kebutuhan
emosional*.

Ada 3 alasan utama anak-anak disia-siakan hari ini.
*Pertama***,* tingkat perceraian yang tinggi*. Di abad ini, statistik anak
yang ada di keluarga* "single parent"      * meningkat sejumlah 700 persen.

        Orang tua single cenderung sibuk diluar rumah sehingga sulit memberi
waktu terbaik buat anak.
*Kedua,**** Peningkatan jumlah wanita bekerja*. Ibu yang mestinya paling
krusial dalam hal kasih sayang, mulai        lebih mengutamakan karir
dibanding anak. Tahukah anda bahwa jumlah anak yang mencoba bunuh diri
        karena kurang perhatian meningkat 3 kali lipat dalam 10 tahun ini?

*Ketiga***,* adanya pengaruh televisi yang makin besar*. Anak memiliki waktu
berdua dengan televisi lebih     banyak dibanding dengan orang tuanya.
Mending kalau acaranya bagus, acara televisi hari-hari    makin dipenuhi
kekerasan dan doktrin-doktrin yang salah. Akibatnya, si anak makin
terisolir.

Ini adalah hasil dari anak-anak yang memiliki orang tua yang santai :*** Mereka
bertumbuh menjadi pribadi dengan luka batin yang besar***. Hal ini
berpengaruh pada hubungan si anak dengan orang lain. Anak tidak pernah
merasa aman dalam hidup. Harga diri si anak menurun terus dan pelajarannya
di sekolah cenderung tidak menghasilkan nilai yang baik.   Anak mengeja "*
CINTA*" dengan cara yang berbeda. Mereka mengejanya menjadi "W", "A","K","T",
dan "U". Ya,* waktu*. Bukan berarti waktu adalah penyelesaian semua masalah
keluarga, tetapi* membagi waktu yang cukup dengan keluarga akan menciptakan
iklim kedekatan yang menjadi dasar yang kuat*.

*3.** Orang tua yang longgar**. *
Orang tua dengan tipe ini cenderung* hangat*,* penuh support dan kasih*,*
tapi** lemah dalam aturan pada anak*. Mereka memberi kebebasan pada
anak-anaknya.

Mereka menjadi sangat longgar karena takut kalau mereka terlalu mengontrol
anak, anak akan berontak. Ini kadang berefek negatif pada anak, karena si
anak biasanya sering membuat pilihan-pilihan yang salah dalam hidupnya.
Inilah hasil dari anak-anak yang memiliki orang tua longgar :*** Anak
menjadi ngelunjak***.*** Dasar hidup si anak menjadi tidak kuat dan akhirnya
sering memanipulasi keadaan seperti suka berbohong contohnya.  *

*4.** Orang tua yang "seimbang"**.*
Orang tua yang seimbang memiliki standar positif dalam kehidupan. Mereka
mengambil waktu untuk mendidik anaknya dengan batasan dan peraturan, serta
melakukannya dengan penuh kasih sayang dan dukungan dan komunikatif. Mereka
menghabiskan waktu pribadi dengan anak-anak dan mereka juga penuh maaf.

*Hasil dari anak-anak yang memiliki orang tua yang seimbang* :
Harga diri si anak menjadi tinggi dan sanggup mengendalikan dirinya sendiri.

Anak mengerti akan konsep peraturan dan disiplin.
Anak-anak ini dengan mudah dapat menerapkan pendidikan agama yang benar
dalam hidupnya.
Sudah jelas bahwa yang* terbaik ialah menjadi orang tua yang
seimbang*.* Menjadi
seimbang dapat membantu anak secara maksimal untuk bertumbuh dengan baik*,
dan* untuk memenuhi panggilannya yang tertinggi dalam hidup sebagai ciptaan
Tuhan*. Tetapi apapun tipe anda sebagai orang tua, ingatlah selalu bahwa* masih
selalu ada kesempatan untuk menjadi orang tua yang seimbang*. Setiap orang
tua memiliki sikap alamiah dalam dirinya dalam mendidik anak. Dengan
mengenali sikap alamiah kita, kita akan tahu bagian mana yang lemah atau
kurang dan perlu ditingkatkan.*** Peraturan atau kasih sayang?** *
(liv)   Sumber:
cbn

Kirim email ke