Hhhhmm...,
kemaren2 dr milis sebelah , saya terima imel yg katanya berasal dari Kaum
Eden (Lia dkk)  yg memperotes penayangan kelompok mereka di metroTV. Tadinya
saya gak tahu apa itu kaum Eden, tapi pas kemarin banyak media yg
ngeberitain ksus ini, baru 'ngeh' dah.

Berikut isi lengkap suratnya.

Mohon maaf  soalnya OOT Banget kayaknya. Semoga nambah ilmu buat kita
mengenai kelompok ini. Saya sendiri bingung berat baca isi surat ini.
:-)

rgrd

----- Original Message -----
Sent: Tuesday, December 27, 2005 3:02 PM
Subject:  Surat Kaum Eden Kepada Metro TV





   Surat Ruhul Kudus Kepada Metro TV
  Tentang Penayangan Aliran-Aliran Sesat Dalam "Unsolved Cases 2005"
  di Metro TV, Tanggal 10 Desember 2005


  Atas Nama Tuhan Yang Maha Sakral

  Telah ditayangkan penilaian Metro TV atas kaum Eden dan diri kami. Bahkan,
selintas tertayangkan cuplikan VCD Sumpah-Sumpah di Eden, yang termaktub di
dalamnya sumpah Ruhul Kudus dan sumpah Allah Subhanahu wa ta'ala. Adapun
sungguh itu merupakan penghinaan terhadap kami dan Tuhan. Kesakralan dan
kekeramatan sumpah kami yang sangat bertulah telah anda hinakan. Metro TV
tak tanggung-tanggung telah mencemari kekudusan Kerajaan Tuhan dengan
menyamakan takdir-Nya yang maha besar ini dengan pelaku-pelaku aliran sesat,
seperti aliran Madi di Palu dan Pondok Nabi di Bandung yang tak dilegitimasi
Tuhan. Andy F. Noya-lah penanggung jawab program itu, maka kepadanyalah
kukhususkan suratku ini.

  Crew Metro TV datang ke tempat kami dan sudah dikatakan bahwa kaum Eden
tak dapat diwawancarai, karena ada larangan dariku kepada mereka untuk tak
menerima wawancara dari pihak mana pun. Komunitas Eden jangan diwawancarai.
Padakulah semua jawaban dari Eden. Segala urusan dan tulisan tentang Eden
secara resmi ditanggapi langsung oleh Ruhul Kudus dan Tuhan, bukannya
mereka. Anggap saja itu adalah misteriku. Layak disimak hal itu sebagai
kebijakanku demi menyatakan bahwa akulah Raja di Kerajaan Eden ini. Dan,
Tuhanlah atasanku dan Rajaku Yang Maha Agung. Dan, itu pun kumaksudkan untuk
memutuskan pengkultusan terhadap seseorang walaupun dia dimuliakan Tuhan dan
diberkati dengan seribu mukjizat sekalipun. Kerasulan ini adalah Kerasulan
malaikat. Aku yang berprakarsa untuk segala hal di Eden dari hal-hal yang
terkecil hingga yang tak terhingga.

  Teladan mengutip berita dengan jujur dan benar sedang kuajarkan ke media
massa. Risalah-risalahku memuat apa saja tentang Eden dan aktifitasnya,
serta apa-apa yang disoroti oleh kami dan Tuhan. Semuanya tertulis secara
jelas dalam risalah-risalah terbuka yang selalu kami sebarkan. Jadi, setiap
risalah kami telah tercetak dan terdokumentasi. Penjelasan di dalamnya
panjang lebar meliputi seluruh keadaan dan jawaban Tuhan atas semua hal yang
disoroti-Nya. Fatwa-fatwa Tuhan lengkap dan tuntas, jadi tak perlu lagi ada
wawancara atas mereka yang bisa saja disimpangkan dan tak ingin
dipertanggungjawabkan oleh pers. Kalau itu terjadi, hak jawab pun tak
berguna, buang-buang waktu saja. Terlalu banyak berita sengit yang lebih
menyita perhatian daripada hak jawab. Bahkan itu pun belum tentu diamalkan.
Penekanan pers kepada narasumber lebih sering terjadi, supaya berita lebih
menarik dan ter-expose. Tak berdaya semua orang menghadapi keperkasaan pers.
Bayangkan, Jibril saja sering dihinakan di
media.

  Sudah terlanjur terjadi penganiayaan wartawan Indo Pos oleh Hercules cs
yang jengkel tak merasa diwawancarai tapi termuat namanya dikaitkan dengan
preman Tanah Abang. Foto dan tulisan tak terkait, itu dalihnya. Cuma itu!
Lalu kalau Hercules marah-marah karena tulisan itu tak jujur, maukah melihat
penganiayaan Hercules itu keterlaluan dan itu merupakan pelanggaran hukum?
Indo Pos harus menuntut perbuatan Hercules itu ke pengadilan. Menginginkan
perlakuan istimewa, para preman itu menyombong. Salahkah Hercules, benarkah
Indo Pos? Kesalahan Hercules penganiayaan, kesalahan Indo Pos tak beretika.
Seperti itulah pembalasan-pembalasan Tuhan pada semua pihak yang bersalah.
Bahaya pencemaran nama baik saja digugat Hercules, apalagi Jibril yang
sedang bersumpah yang telah dilecehkan.

  Berita kami jangan diperolok-olokkan walau tak menyentuh akal dan
pemikiranmu. Karena, fatwa-fatwa kami itu bukan merupakan hasil olah pikiran
manusia yang dangkal, tak sejauh keleluasaan pemikiran Tuhan. Penjelasan
kami layak di-copy sepenuhnya. Jangan dibatasi dan diartikan
sendiri-sendiri, dan tak perlu dibumbu-bumbui atau disalahartikan. Setiap
tulisan kami tersebar ke segenap media massa dan publik. Jadi, tak perlu ada
wawancara lagi dengan komunitas Eden. Apalagi Lia Eden, dia selamanya
dipingit Tuhan, tak diperkenankan menemui siapa pun tak terkecuali, selain
yang diperkenankan Tuhan terhadapnya. Maka, seharusnya Metro TV tak
menggenapi program "Unsolved Cases"-nya dengan gambar dari VCD Eden, karena
itu bukan terkait dengan apa yang sedang dibahaskan dalam program "Unsolved
Cases 2005" pada tanggal 10 Desember 2005.

  Pelanggaran hal-hal yang menyangkut etika publikasi inilah yang sering
dilakukan media massa tanpa rasa bersalah, sehingga kesantunan terhadap yang
tersakral sekalipun berani dilanggar. Kesepakatan tak ada wawancara dengan
komunitas Eden itu sudah final. Jangan berusaha menerobos. Liputan media
massa yang tak menghargai hal itu akan kupaksa menaatinya melalui
kepentingan mereka sendiri yang kugagalkan. Camkanlah itu!

  Tak kusangkal, Penghakiman Tuhan terhadap Metro TV ini juga kumaknai
sebagai pembelajaran etika umum untuk media massa. Pluralitas kejahatan
media massa sudah membosankan. Tak mungkin lagi membenahinya, kecuali
memadankan penghakimanku ini untuk mengajarkan kejujuran dan kesantunan
dalam menerapkan pemberitaan yang benar dan akurat. Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) belum sanggup menghentikan tayangan-tayangan tak layak.
Erotisme, kekerasan, kemusyrikan dan kebrutalan mendominasi siaran televisi.
Itu adalah perusakan moral dan akhlak bangsa. Sungguh tak bernurani
tayangan-tayangan tersebut. Seberapa pun keuntungannya, akan tetapi tayangan
yang merusak moral bangsa itu jauh lebih merugikan, dan bahkan membahayakan
dan menakutkan. Pembalikan atas segenap dosa-dosa itu niscaya akan
kulakukan.

  Janganlah suka semena-mena menyiarkan berita yang tak valid. Jangan tak
jujur, jangan memfitnah, jangan menyulut kemarahan masyarakat, jangan
memeras, jangan mendurhakai Kerajaan Tuhan. Itulah pesan-pesanku untuk
segenap media massa. Tiadalah selamat media massa yang menghakimi secara
tidak adil terhadap orang-orang yang tersalah, apalagi terhadap orang-orang
yang tak bersalah. Fitnah itu meluap seperti banjir. Membosankan melihat
berita yang tidak benar! Jadilah penyuluh berita yang benar dan akurat,
tampilkan hiburan yang sehat dan suci. Beri ruang yang lebih banyak pada
ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan santapan rohani yang damai dan
menyejukkan. Jangan diterima tokoh yang garang dan pemarah. Tandai mereka
itu!

  Jangan menyebarkan pembodohan kepada masyarakat yang menikmati iklan-iklan
yang sensual dan membalik logika. Sajikan kepedihan mereka yang membutuhkan
perhatian publik agar mereka segera mendapat pertolongan. Tampilkan
kebenaran yang dianiaya dan tampilkan kebenaran yang dimenangkan.

  Pergulatan memenangkan kebenaran atau perlawanan atas kejahatan dan
kemunafikan, tak segan-segan kukatakan bahwa hal itu kini banyak
dicampurtangani malaikat. Kebenaran itu kini sedang meronta karena telah
lama sekali ditenggelamkan dan dikhianati. Itu akan menjadi tayangan
tauladan yang mengasyikkan dan memberikan pencerahan hati. Peminat kebenaran
pun terpuaskan. Jadilah itu semua idola dan kemudian menjadi ideologi.
Kebenaran pun mapan dan lestari. Bangsa pun suci dan mulia kembali.

  Sungguh, tayangan Metro TV tentang bencana tsunami di Aceh itu bagus
sekali. Tapi kusayangkan itu belum berimbang dengan pemberitaan di ujung
yang lain, yaitu bahaya kelaparan di Yahukimo. Walaupun demikian, semoga
pahala perbuatan itu menjadi imbangan kelapangan dan keringanan bagimu di
sisi Penghakiman Tuhan yang sedang tertuju. Selayak aku telah datang
memperingatkan, seharusnya anda mencermati saran-saranku. Kuhimbau anda
mempelajari sifat-sifat Tuhan. Betapa Tuhan itu Maha Baik. Dia tak langsung
menghakimi kalau anda menyesal. Perbaiki apa-apa yang menjadikan-Nya murka.
Aku ini hanya sedang menjabarkan kehendak-Nya dan menjalani sebuah
takdir-Nya yang maha penting. Kalau itu dilecehkan, mana mungkin kami
berdiam diri saja? Perbuatan itu harus kami tegurkan. Tapi anda telah
tersalah. Berita itu telah ditelan oleh pemirsa. Kesalahan itu bahkan telah
menuai masalah bagi kami.

  Kalau kaum Eden menyodorkan risalah-risalahku, buku, CD, VCD dan
dokumentasi mereka, itu supaya anda tak salah menilai kebenaran mereka dan
menyamakan mereka dengan yang sesat. Tapi, bahkan anda mengangkatnya untuk
dihinakan!

  Tunggulah azab yang akan menimpamu. Kerajaan Tuhan baru saja diresmikan
penobatannya oleh-Nya sendiri. Maka, tiada kesakralan, kekeramatan dan tulah
yang sekeras sebagaimana yang dimiliki Eden, Kerajaan Tuhan.

  Sudah anda sebarkan bahwa semacam golongan kami inilah golongan-golongan
yang terisolir dan tertutup yang rentan direkrut menjadi teroris yang
berpotensi melakukan teror. Sungguh? Betapa itu adalah komentar Tamrin Amal
Tamagola yang tak ditujukan langsung kepada kaum Eden saja, tapi komentar
itu diambil sebagai bagian dari fakta yang disimpulkan-sebuah kesimpulan
yang mengikutkan kaumku.

  Betapa aku ini pemangku institusi Pengadilan Tuhan di bumi. Kamilah yang
menghakimi para teroris. Maka, alangkah terbaliknya penilaian Metro TV itu.
Pada pokoknya, kamilah yang selalu berinisiatif memudahkan petugas
kepolisian membongkar jaringan teroris. Untuk kejahatan sekaliber itu, masa`
malaikat berdiam diri saja? Potongan tiga kepala yang utuh dari tiga pelaku
bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran Bali itu telah memudahkan kepolisian
mengenali identitas mereka. Coba saja anda pikir, mungkinkah terlepasnya
ketiga kepala teroris itu bukan tak disengaja? Ketiganya tak mungkin
merekayasa bomnya agar sama-sama tak sampai menghancurkan bagian kepala
mereka. Dari bentuk kepalalah mayat itu paling mudah dikenali dan dilacak.
Sampai di sini, aku ingin bertanya, mengapa kepala itu terlepas dan tidak
ikut hancur berkeping-keping? Mungkinkah kepala-kepala teroris itu terlepas
terlebih dahulu dan terlempar jauh dari pusat ledakan? Nasib kejahatan saat
ini memang runyam-gampang dikenali dan
mudah dilacak.

  Para buruh dan guru yang mogok kerja dan berunjuk rasa itu merupakan wujud
Pengadilan Tuhan. Penjahat yang dikeroyok massa itu pun Pengadilan Tuhan.
Koruptor yang terbongkar kejahatannya dan dihukum itu pun Pengadilan Tuhan.

  Ah, Gubernur Papua, JP Salossa, keburu meninggal karena tak menaruh
perhatian pada penduduknya yang kelaparan di Yahukimo. Begitu pun menara
masjid Nurul Hidayah Al Bahar di Koja Jakarta Utara yang ambruk sendiri,
tapi belum punya IMB (Izin Mendirikan Bangunan), mengingatkan kita pada
penghancuran gereja-gereja yang dipersoalkan izinnya sebagai rumah ibadah.
Ambruknya masjid besar itu tak sama dengan matinya JP Solossa, apalagi
dengan kepala-kepala teroris yang terpental utuh; tapi, malaikat selalu
bekerja untuk Tuhan menyatakan bahwa pembalasan-Nya itu niscaya selalu pas
dan terukur. Dapat dilacak ukuran timbangan Tuhan itu dari Mahkamah-Nya.

  Masa` anda tak tahu bahwa malaikat itu kini terpaksa reaktif menunjukkan
Pengadilan Tuhan? Kalau itu anda nilai hanya sebatas sebagai perubahan sikap
masyarakat yang memperturutkan situasi masa kini dan hanya mengikuti trend
demokrasi. Maka, demo, unjuk rasa, kerusuhan-kerusuhan itu takkan marak
seketika ke seluruh penjuru dunia.

  Masyarakat yang telah menjadi biadab tak tahu menahu atas kekualatan Metro
TV terhadap kami. Anda yang telah menyibak peluang penyulutan tindakan
anarkisme atas komunitas Eden, alih-alih sebagai keprihatinan atas unsolved
cases. Justru penindakanku atas penistaan itu tak kucadangkan menjadi
unsolved cases. Aku pasti tuntas menghakimi. Cernakanlah saja setiap
kejadian yang menimpa Metro TV saat tulah sumpahku telah berjalan.

  Penyulutan upaya penghakiman massa dapat saja kutuduhkan terhadap Metro TV
atas tayangan "Unsolved cases 2005"-nya. Itulah yang sedang terjadi di Eden
saat ini. Lurah dan segelintir penduduk di wilayah ini tiba-tiba bergolak
karena takut komunitas Eden dibrutali massa. Maka, mereka pun berinisiatif
mengusir kaum Eden dari wilayahnya. Tolong ini dicatat sebagai kecolongan
berbuat salah, karena aku tahu hal itu tak kausadari. Itu hanya kebiasaan
ceroboh menyajikan berita tanpa tanggung jawab. Dan, kini, apa lacur, anda
berhadapan dengan Malaikat Jibril yang memang sedang mengincar berita-berita
yang tak bertanggung jawab untuk diangkat menjadi masalah yang kutuntaskan.

  Telah banyak contoh kebrutalan massa yang menghakimi. Itukah yang anda
tuju? Sementara penggusuran lapak-lapak dan rumah rakyat kecil sungguh tak
sama dengan eksekusi pengadilan atas rumah rakyat kecil oleh penguasa atau
pengusaha. Akan tetapi, penggusuran rumah dan lapak-lapak itu adalah
pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Tapi, perusakan rumah-rumah
ibadah adalah pelanggaran HAM terberat, apalagi penganiayaan terhadap
Kerajaan Tuhan. Kekualatan itu dapat meluluhlantakkan sebuah negara.
Tidakkah anda sadari?

  Para perusak itu, belum terdengar mereka ditahan. Front Pembela Islam
(FPI) tetap eksis walau telah banyak melakukan pelanggaran HAM, seolah
mereka itu pasukan Allah yang tak bisa ditindak. Mengapa justru di era
demokrasi ini sungguh banyak kesewenang-wenangan terjadi? Sungguh mahal
demokrasi itu karena keadilan tertindih. Kalau sampai waktuku dihikmati,
kusejajarkan dosa-dosa terorisme itu dengan tindakan kesewenang-wenangan
penghancuran rumah ibadah.
  Penghakiman massa itu kini mewabah. Tak peduli penghancuran rumah judi
atau rumah-rumah ibadah. Jangan disamakan rumah ibadah dengan rumah judi.
Penyamarataan itu sangat menghinakan kesucian agama.

  Penilaian yang salah atas diri kami dapat berakibat penghancuran rumah
ibadah kaum Eden, yang pula itu sesungguhnya kini adalah Kerajaan Tuhan.
Kalau itu ingin dipakai sebagai landasan untuk melakukan tindakan anarkisme
atas komunitas Eden dan tempat kediamannya oleh kaum radikal, maka begitulah
kutuliskan kepadamu fatwaku ini.

  Jauhi tindakan anarkisme atas golongan-golongan yang dituduh sesat padahal
mereka itu bukan orang-orang yang sesat dan mengingkari kebenaran ajaran
Tuhan. Golongan komunitas Eden, Ahmadiyah, Pesantren Salafiah, Pondok I'
tikaf Ngaji Lelaku, bukanlah golongan orang-orang yang sesat apalagi
teroris, tapi mereka telah dihakimi massa. Gereja-gereja itu dan jamaahnya,
mana ada yang bisa melawan tatkala dibrutali, tapi tangisan dan doa mereka
itu termakbul.
  Menuduh kaumku bisa jadi teroris? Seyogyanya anda berpaling menyidik siapa
yang paling tegas menyerukan antiterorisme dan antianarkisme. Apakah anda
tak membaca risalah-risalahku semua, padahal di sanalah aku menyodorkan
ajaran antiterorisme dan antianarkisme?
  Akulah pengendali zaman yang terkini. Jangan sampai salah menilaiku,
karena pesan yang kusampaikan telah anda terima. Saat kau justru berbalik
menilai kami seperti itu, itulah penistaan terhadap Kerajaan Tuhan yang
kupimpin saat ini. Akulah Raja di Kerajaan Tuhan dan Hakim Tuhan di
Mahkamah-Nya. Maka, aku tak sangsi akan menyatakan azab Tuhan atas
penghinaan itu.
  Seandainya tulah Kerajaan Tuhan terlaksana atas 'kerajaan' Metro TV,
jangan ada lagi yang berani melecehkan, apalagi menghinakan kami dan
Kerajaan-Nya. Justru azab yang akan menimpa Metro TV ingin kujadikan tanda
kekuasaan Kerajaan Tuhan dan kekuatan kewenangan kami. Terlaknatlah mereka
yang bersalah menghinakan komunitas Eden, para Rasul yang mendirikan
Kerajaan Tuhan. Dan, hancurlah mereka yang mengingkari keberadaan
Kerajaan-Nya.
  Pergilah memohon berkah di Kerajaan-Nya. Bila tak nyata berkah dan
rahmat-Nya di Kerajaan-Nya, silahkan anda menghancurkan kami. Tapi, bila
kami ini tak pernah gagal menghadirkannya, terimalah Kerajaan Tuhan ini.
Kami ini sungguh amat bertulah, namun pula sangat bermanfaat bagi semua umat
dan bangsa-bangsa. Kami sanggup menegosiasikan keadaan dengan Tuhan. Kami
menjanjikan perbaikan keadaan. Rahmat Tuhan niscaya melalui Kerajaan-Nya.
  Telah terjadi penghinaan terhadap Rasul Tuhan dan Kerajaan-Nya. Telah
tersebar penilaian yang salah itu ke publik seluruh Indonesia. Maka, telah
terlaksana penyebaran fitnah itu. Padahal Metro TV telah menyimpan segenap
petunjuk-petunjukku dan fatwa-fatwaku serta sumpah-sumpah Allah. Hanya
setanlah yang sedia melecehkan hal yang sekeramat itu.
  Demi kekeramatan sumpah-sumpah Tuhan dan sumpah Ruhul Kudus serta sumpah
komunitas Eden yang dilecehkan, aku, Hakim Allah, ditugasi Allah untuk
mencabut rahmat Tuhan atas Metro TV, dan menjadikan mereka contoh sebagai
orang-orang yang diazab Tuhan. Wahai para penyelenggara stasiun televisi dan
media massa, perhatikan azab yang akan menimpa Metro TV. Jadikanlah itu
peringatan bagi siapa pun bahwa tiadalah Kerajaan Tuhan itu bisa dihinakan.
  Sungguh tak terampunkan penghinaan atas sumpah Tuhan dan sumpah Ruhul
Kudus. Telah terjadi penghinaan itu dan kami pun akan memperlihatkan
kekeramatan sumpah dan kekeramatan Kerajaan Tuhan, Eden, serta kekuasaan
Hakim Tuhan di Kerajaan-Nya. Wahai publik, jadilah saksi atas Penghakiman
Tuhan ini.
  Telah kunyatakan kutukan Tuhan atas bangsa Indonesia karena kedurhakaannya
terhadap diri kami. Seperti itulah segala bencana yang terhadirkan di negeri
ini. Kusejajarkan peringatanku itu dengan peringatanku kepada pers. Jadilah
pers sebagai layanan masyarakat. Jadilah juga Kerajaan Tuhan ini sebagai
layanan umat.
  Metro TV bersalah karena menilai kami seperti golongan-golongan sesat
lainnya dan dianggap sebagai salah satu bagian dari unsolved cases. Situasi
dan kondisi Penghakiman Tuhan kepada bangsa Indonesia kusodorkan sebagai
jawaban Tuhan. Jangan membalikkannya dengan menyatakan bahwa kasus
Salamullah tak tertuntaskan; oleh karena itu, kamilah yang akan
membalikkannya lagi. Kasus Metro TV-lah yang kuagunkan menjadi jawaban Tuhan
yang telak sebagai penuntasan. Thus, the case is solved! Akan tersebar
Penghakiman Tuhan atas Metro TV.

  Penghakiman Tuhan itu akan mudah ditengarai oleh publik bilamana
Penghakiman-Nya itu dapat ditonton oleh publik. Sebuah stasiun televisi yang
dihakimi menjadikan perhatian yang mencolok. Semoga itu akan menjadi
pelajaran bagi insan pers.

  Aku selalu cerdas mempertontonkan kesalahan atau dosa. Mau apa bila
pembeberan kesalahan itu bisa melalui perbuatan Metro TV sendiri? Mawaslah,
malaikat itu kalau bekerja sangat cerdas dan teliti. Kemahakuasaan Tuhan
sedang ingin kusitirkan ke publik.

  Ah, pengelola Metro TV, dosa-dosa kalian kan tidak sedikit. Sedikit saja
dosamu bila ingin kubalikkan, maka akan terungkap menjadi noda. Lalu, siapa
yang akan menghargaimu lagi? Pertimbangan besaran dosa dan penilaian
timbangan keadilan Tuhan atas hukuman-Nya juga ingin kutorehkan dalam
kenangan bangsa. Sebenarnya ingin kuajarkan mengenali besaran dosa
penghinaan terhadap Rasul dan sumpah Allah. Daripadanya biar masyarakat
sanggup memahami tulah sumpah. Semacam mengajari para pejabat agar
berhati-hati bekerja setelah melepas sumpah jabatannya. Jangan sekali-kali
melanggar sumpah pada saat sekarang ini. Namun, jangan sekali-kali
melecehkan sumpah dengan sembarangan. Sumpah Tuhan dan sumpah Ruhul Kudus
telah dilecehkan Metro TV. Nilailah besaran Penghakiman Tuhan melalui
tindakan Tuhan atas mereka. Ini pun kasus terawal dari persaksian secara
langsung pengeksekusian oleh Ruhul Kudus atas sebuah kesalahan, agar anda
yakin aku memang Hakim Tuhan.

  Selepas surat terbuka ini ke publik, jangan menghindari suara hatimu yang
mengingatkan dosa-dosamu, karena itu adalah suaraku. Dan, kuperlihatkan
kepadamu pembalasan dosa-dosamu itu secara aktif. Nun, bahasaku itu adalah
bahasa nurani yang sangat jelas, yang dapat menuntunmu mampu melihat apa
saja yang kugunakan untuk membalaskan dosa-dosamu. Ucapan-ucapan semua orang
pada saat ini menyimbolkan suara malaikat. Kalau kau terlontar menyebutkan
perasaanmu yang terkuat, padahal runyam bagimu, itulah pengakuan yang tak
kausadari. Itu suara malaikat yang terlepas. Layaknya seperti pengakuan
Probosutedjo nan lugu di televisi.

  Jangan tak menghargaiku, karena kesuksesanmu adalah milik Tuhan. Milikmu
itu, bila dihadapkan kepadaku, bak agar-agar yang dihadapkan dengan batu.
Malaikat penyiksa itu bukan aku, tapi aku malaikat pembawa wahyu dan juga
pembawa rahmat, sekaligus juga pencabut rahmat. Bila tercabut rahmat
untukmu, sulit bagimu mendengar pujian pemirsa lagi.

  Anda memasukkan komunitas Eden sebagai kasus-kasus yang tak tertuntaskan,
sementara kami ini sedang ingin menjabarkan bagaimana kekualatan itu
dihakimi Tuhan secara tuntas. Kerajaan Tuhan sudah resmi dan akan kami
adakan juga keresmian fatwa Penghakiman dan keresmian Penghakiman melalui
kesalahan Metro TV atas komunitas Eden, sekaligus terhadap Kerasulan
Malaikat Jibril dan Kerajaan Tuhan. Sesungguhnya, institusi Kerajaan Tuhan
dan kewenangannya terangkat melalui isu Penghakiman terhadap Metro TV. Maka,
niscaya pembalasan Tuhan atas kasus Metro TV akan terasa sebagai kasus
Penghakiman yang tuntas sebagai bukti keberadaan kami, bukan sekedar
unsolved cases. Percayalah!

  Rahasia Penghakiman Tuhan segera anda ketahui. Semoga anda dapat mencari
jalan menuntaskan kasus-kasus anda sendiri di hadapan kami. Sungguh, aku
takkan mengingkari pertanggungjawaban atas segala tindakan kami terhadap
Metro TV. Semoga anda cepat menyadari kekeliruan anda itu. Hargailah sumpah
Ruhul Kudus dan sumpah Tuhan. Amin.

  Jakarta, 22 Desember 2005



  Jibril Ruhul Kudus

----- Original Message -----
From: "Bambang Agustutianto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, December 29, 2005 10:09 AM
Subject: RE: [balita-anda] ada yg punya berita


> itu keluarga Lia Aminuddin...
> dulunya sering ngisi acara tv merangkai bunga...
> awal2xnya dia bilang anaknya adalah ruhul kudus isa al masih...
> trus ngaku dianya bunda maria...
> terakhir ngakunya nikah sama malaikat jibril...
>
> herannya kemaren ga masuk di top news metrotv...malah superman return yg
> masuk...
>
>
> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, December 29, 2005 9:45 AM
> To: balita-anda@balita-anda.com
> Subject: [balita-anda] ada yg punya berita
>
>
> yg saya tonton sekilas semalam? itu lo satu keluarga diamankan (pake baju
> putih2 ), karena mau dibakar masa,
> karena keluarga ini pendiri ajaran sesat.
> mau dunk hot news nya.......penasaran jadinya...pas lg nonton tau2 Nayla
> bangun en minta dikelonin...jd batal deh...mo nanya hubby pas dianter td
> pagi..eh gw ketiduran dimobil..bangun2 dah didepan kantor
> hehehe.....maklum nge date....sampe malem....:-)
>
>
>
>
>
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke