Berikut cuplikan artikel dari Nakita

Bilirubin/Kuning Pada Bayi
Timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin
dalam sel darah merah) di bawah kulit akan membuat kulit bayi terlihat
kuning. Perlu diketahui, pada saat masih dalam kandungan, janin membutuhkan
sel darah merah yang sangat banyak karena paru-parunya belum berfungsi. Sel
darah merah inilah yang bertugas mengangkut oksigen dan nutrien dari ibu ke
janin melalui plasenta. Nah, sesudah ia lahir, paru-parunya berfungsi,
sehingga sel darah merah ini tidak dibutuhkan lagi dan dihancurkan. 
Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada yang
indirect, direct, dan bebas. Yang indirect atau belum diolah adalah
bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkutnya. Ia akan dibawa ke
hati untuk diproses menjadi bilirubin direct. Bilirubin direct ini lalu
disimpan di kantong empedu. Namun demikian, kadang tidak semua hasil
pemecahan hemoglobin bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bagian
yang tidak terangkut inilah yang disebut bilirubin bebas. 
Bilirubin bebas bisa menyebar ke mana-mana ke seluruh tubuh. Jenis inilah
yang dapat menimbulkan bahaya, terutama kalau sampai masuk ke otak, karena
tak bisa dilepas lagi. Akibatnya, akan muncul gangguan yang disebut kern
ikterus atau timbunan bilirubin di dasar otak. 
Namun, kalau bayi sampai kuning, kita tidak perlu keburu khawatir. Kasus ini
sebenarnya terbagi atas kuning faali (fisiologis) dan kuning patologis
(penyakit). Yang bersifat patologis dapat mengganggu tumbuh kembang bayi di
kemudian hari. Sementara yang faali adalah sesuatu yang normal. Umumnya
terjadi di hari kedua atau ketiga setelah kelahiran hingga 7 atau 14 hari.
Walaupun bersifat faali, keberadaannya tetap perlu diwaspadai, karena
mungkin saja dilatarbelakangi masalah patologis. 
Selain itu, bayi yang minum ASI dapat juga terlihat kuning pada minggu
pertama dan kedua, yang nantinya berangsur-angsur hilang sendiri. Di dalam
ASI memang ada komponen yang mempengaruhi timbulnya kuning pada bayi. Jadi,
kuning ini hanyalah gejala biasa. 
Kendati demikian, orang tua harus tetap waspada. Terutama kalau si bayi
sedang dalam keadaan sakit yang berkaitan dengan acidosis (penyakit yang
berhubungan dengan menurunnya kadar pH darah). Misalnya, sesak napas atau
mencret berat. Sebab, saat itu kadar bilirubin bebas bisa meningkat. 
Inilah sejumlah hal mencurigakan yang harus diwaspadai. 
1. Kuning muncul cepat sekali. Misal, pagi lahir, sore sudah kuning. 
2. Peningkatan kadar kuning berlangsung sangat cepat. 
3. Kuning berlangsung lama atau proses menghilangnya sangat lambat, misalnya
sesudah 2 minggu kuningnya masih ada. 
"Jika salah satu atau semua hal itu terjadi pada si kecil, segera bawa ia
dokter!" pesan Rulina. "Mendeteksi bayi kuning atau tidak, sebetulnya tak
terlampau sulit. Lihat di bagian putih matanya. Kalau memang kuning, warna
itu akan terlihat jelas di sana." 


------------------------------------------------------ (on interscan)

Disclaimer: This email have been scanned by Indosat's anti virus system !!!

---------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke