TTM..kalo masing2 belum married mah sah2 aja, yaa? siapa tau malah trus cocok and married...
kayak gue...hehehehe... ----- Original Message ----- From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Thursday, February 02, 2006 2:22 PM Subject: [balita-anda] OOT: Teman Tapi Mesra, Pilihan Manis Tapi Menyakitkan > Reffress dikit nih.... > > > > > > Teman Tapi Mesra, Pilihan Manis Tapi Menyakitkan > > Istilah teman tapi mesra terdengar manis dan memang hip banget. > Sedikit-sedikit istilah ini dipakai untuk menyebut orang-orang yang enggak > bisa kita jadikan pacar. Apa, sih, sebenarnya teman tapi mesra ini? > > Kalau kita menyimak lagu Ratu sih, Teman Tapi Mesra atau yang biasa > disingkat TTM bisa diartikan sebagai sebuah gelar yang diberikan buat > seseorang yang enggak bisa kita sahkan sebagai pacar karena kita sudah ada > yang punya walaupun kita dan dia saling suka. Ya, akhirnya hubungan tetap > dijalankan sebagai pertemanan plus kemesraan yang sebenarnya mungkin > banget sama kayak hubungan pacaran pada umumnya. > > Nah, kalau dilihat dari arti TTM ini, sebenarnya ada satu proses lain di > balik semua itu, yaitu perselingkuhan! Betul! Selingkuh! Hal ini karena > salah seorang dalam hubungan ini sebenarnya lagi terikat hubungan pacaran > dengan yang lain. Dan mau enggak mau kita harus mengakui kalau TTM adalah > istilah lain untuk selingkuhan Cuma dalam versi yang terdengar lebih > manis, halus, dan gaul. Jadi TTM, menurut versi lagu ini, kayaknya indah > dan penuh harapan. Walau enggak jadi pacar, tetap bisa mendampingi si > pujaan hati ke mana pun dan risiko ketahuan sama yang punya pacar juga > enggak disebut-sebut. Tapi, apa menjadi TTM memang semanis kedengarannya? > > Sadar banget > > Ada banyak macam alasan kenapa akhirnya seseorang bersedia jadi TTM atau > selingkuhan ini. Tapi, alasan utama yang juga dianggap masuk akal adalah > karena terbentur keadaan. > Keadaan di sini adalah karena cewek atau cowok yang dipengen ternyata > sudah memiliki pacar dan enggak bisa meninggalkan pacarnya juga. Akhirnya, > mau enggak mau, jadi TTM pun menjadi pilihan yang dilakukan dengan sadar > banget. > > Hal ini dialami sama Jonathan, seorang siswa kelas 3 SMU 68, Jakarta, yang > pernah menjadi selingkuhan selama kira-kira dua bulan. Gue dekat sama > ceweknya sepupu gue. Sayangnya dia enggak bisa ninggalin cowoknya dan gue > sendiri juga merasa enggak enak sama sepupu gue. Akhirnya gue bersedia > jadi selingkuhan cewek ini, jelas Jonathan. > > Hal yang mirip dialami juga oleh Candra, kelas II SMA 21, Jakarta. Gue > naksir seorang cewek. Setelah seminggu PDKT, eh... baru ketahuan kalau dia > punya pacar. Habisnya dia kelihatan welcome saja, sih. Tapi, ya gimana > karena gue sudah suka, gue akhirnya milih untuk tetap dekat sama dia dan > nerima keadaan dia yang begitu, tutur Candra > > Alasan lain yang juga mendukung alasan utama ini adalah karena si TTM > merasa punya kelebihan dibanding pacar asli. Hal ini rupanya yang > dijadikan alasan oleh Cyntia, siswi kelas I SMA 57, Jakarta. Aku punya > teman cowok yang memang dekat. Awal-awalnya kami biasa saja. Tapi akhirnya > dia jadi sering curhat ke aku soal ceweknya. Dia bilang ceweknya terlalu > cuek dan mereka suka berantem. Lama-lama kami jadi dekat karena katanya > aku beda dari ceweknya. Aku sendiri, sih, enggak keberatan, ujar Cyntia > santai.Waktu SMP aku juga pernah dekat sama kakak kelasku. Walaupun dia > sudah punya pacar, dia suka datang ke rumah dan curhat soal ceweknya. Aku > oke-oke saja untuk jadi tempat pelariannya. Soalnya aku juga suka dia, > sih, lanjut Cyntia lagi. > > Menjadi TTM bisa dibilang juga merupakan pilihan karena biasanya didorong > niat dan usaha tertentu. Waktu sepupu gue lagi nelepon ceweknya dari > telepon rumah gue, cerita Jonathan, iseng-iseng gue pengin ikutan ngobrol > juga. Setelah sepupu gue ini pulang, gue tertarik pengin kenalan lebih > lanjut. Gue redial nomor cewek ini dari telepon dan kita ngobrol. Enggak > nyangka banget, ternyata anaknya asyik. Akhirnya kami telepon-teleponan > selama dua minggu. Setelah itu, gue beranikan diri untuk mengajak dia > ketemuan, dan gue mulai suka sama dia. Bahkan gue berani juga untuk nembak > dia. Gue tahu risiko yang bakal gue hadapi. > > Dila dari SMA 4, Jakarta, punya pengalaman yang unik. Aku jadian selama > dua bulan sama seorang cowok. Selama itu, aku sebenarnya sudah dikasih > tahu teman kalau dia masih punya pacar. Tapi, aku tetap enggak mau peduli. > Setelah semuanya benar-benar jelas, aku tetap bertahan selama seminggu > karena memang masih sayang sama dia. Tapi akhirnya dia milih ceweknya. > Padahal aku masih sayang dan mau sama dia, kata Dila. > > Lain halnya dengan Candra. Memilih untuk menjadi TTM ternyata juga > didorong oleh perasaan tertantang buat mendapatkan cewek idamannya ini. > Setelah gue tahu dia punya cowok, gue juga merasa tertantang. Itu juga > jadi alasan gue untuk tetap bertahan, jelas Candra sambil tertawa. Tapi > gue juga sudah siap sama semua risikonya, lho. Gue, sih, berharap dia > mutusin cowoknya. Tapi, kalau seandainya akhirnya gue ditolak dan dia > tetap milih cowoknya, ya... enggak jadi masalah, lanjutnya lagi. > > Serba salah > > Setelah berhasil memenang gelar TTM ini, ternyata mulai banyak keluh kesah > yang muncul. > Hal pertama yang mesti dihadapi adalah perasaan parno kalau-kalau hubungan > perselingkuhan ini ketahuan sama si pacar asli. Waktu gue lagi > sering-seringnya jalan sama cewek ini, gue deg-degan juga. Takut kalau > ketahuan sama cowoknya. Cuma gue berusaha menenangkan diri dengan bilang > dalam hati, yang penting gue enggak bikin yang aneh-aneh, kata Candra > sambil tertawa. > > Sedikit beda dengan yang dialami Jonathan, dia justru berusaha > menghilangkan ke-parnoan-nya dengan cara menyiapkan alibi yang tepat kalau > saja mereka enggak sengaja bertemu dengan pacar si cewek yang juga > sepupunya ini. Gue memang sering parno kalau melihat orang yang mirip sama > sepupu gue waktu lagi jalan sama cewek ini. Akhirnya gue rancang saja > alibi buat antisipasi kalau suatu saat ketemu sama dia. Gue bakal bilang > kalau secara enggak sengaja ketemu sama ceweknya dan akhirnya jadi jalan > bareng karena cewek ini minta ditemani makan, jelas Jonathan sambil > tertawa lepas. > > Masalah kedua yang juga suka bikin para TTM sebal adalah aturan main > enggak tertulis yang melarang seorang TTM untuk cemburu! Memang bikin > bete, tapi hal ini harus dituruti karena enggak ada status yang pasti di > antara TTM dan pasangannya. Kalau ceweknya telepon dan kebetulan aku ada > di situ, biasanya ada perasaan cemburu yang juga bikin aku enggak nyaman. > Apalagi kalau mendengar mereka beraku-kamu. Aneh, kan? Padahal aku juga > enggak punya hak apa-apa, papar Cyntia. > > Tapi, kayaknya buat mereka yang memang benar-benar sadar dengan risiko > sebagai TTM, rasa cemburu yang kadang muncul langsung bisa diatasi dengan > cepat juga. Kalau dia jalan sama cowoknya, gue suka jealous juga, sih. > Tapi gue langsung mikir kalau gue enggak boleh gitu karena gue ada di > pihak yang merusak hubungan mereka, tambah Jonathan. > > Hal lain yang bisa mengganggu adalah perasaan serba salah yang lumayan > besar karena sudah mengganggu hubungan orang lain. Menurut Putra, seorang > siswa kelas II SMU 82, jadi TTM bisa bikin dia merasa serba salah. > Walaupun Putra sendiri belum pernah mengalami jadi TTM alias selingkuhan, > kedekatannya dengan sang mantan pacar yang sudah punya pacar juga bikin > perasaan serba salah muncul. Sekarang ini gue sudah punya cewek, tapi gue > masih suka jalan sama mantan gue ini. Kita memang masih saling sayang dan > kalau jalan bareng pun, masih kayak pacaran. Nah, gue jadi bisa > mengira-ngira, masalah akan muncul kalau saat kita pengin lebih, kita > malah mentok dan enggak bisa mendapatkan yang kita mau. Tapi kalau enggak > jadi TTM, kita sedih gara-gara enggak bisa dekat dia. Jadi bisa dibilang > gue setuju dan enggak setuju, deh, sama yang namanya TTM," kata Putra. > > Ending bisa ditebak > > Jadi TTM punya risiko bakal mengalami ending yang lumayan bisa ditebak dan > menyakitkan. Seperti yang dialami Jonathan yang akhirnya ditinggalkan oleh > cewek yang diselingkuhinya. > "Hubungan kami akhirnya ketahuan. Walaupun dia memang sempat putus sama > sepupu gue, akhirnya mereka jadian lagi dan gue ditinggalkan. Memang sedih > banget, tapi gue tahu diri kalau memang sudah bersalah merusak hubungan > mereka," tutur Jonathan. > > Cyntia pun ternyata mengalami hal yang sama, Walaupun ada sisi baik gue > yang enggak bisa dia temui di ceweknya, dia tetap sayang sama ceweknya. > Dan waktu hubungan kami ketahuan, dia pilih ceweknya. Padahal selama jalan > bareng hampir tiga mingguan gitu, gue suka merasa kalau sudah jadian sama > dia, kata Cyntia. > > Pengalaman serupa juga dialami Dila, yang walaupun sudah berkorban > ternyata tetap ditinggalkan juga. Untungnya sih, karena jadi TTM adalah > pilihan. Jadi waktu ending terduga ini muncul, hati pun sudah siap buat > mengatasinya. Kalau aku, sih, memang sayang sama dia, dan sempat mikir > juga pengin dia mutusin ceweknya. Tapi, yah... kalau kayak gini, kita > enggak bisa mengharapkan itu. Mending dibawa fun saja. Selama enggak > merugikan, ya, dijalani saja, jelas Cyntia dengan mantap. > > Hmmm... Tapi sekarang coba merenung sebentar, yuk. Segala sesuatu yang > menyangkut masalah hati memang enggak bisa dibatasi dan memang hak kita > untuk menyukai dan berhubungan sama orang lain. Jadi TTM pun merupakan > pilihan pribadi yang susah diganggu gugat sama orang lain. Tapi pernah > kepikiran enggak, gimana perasaan si pacar asli atau kenapa kita cuma > dijadikan sebagai cadangan padahal katanya kita disayang? Pantaskah kita > mengambil semua risiko ini untuk satu akhir yang gampang ditebak? (NATASIA > PASARIBU Tim MUDA) > > Sumber: KCM - Jumat, 13 Januari 2006 > > > > > > ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]