waduh...kumat deh sakit perut aku...
zalwa dulu sering banget jatuh2..walo gak pernah sampe rongten n CT Scan
sgala...
kl diitung2, dah mo sminggu nih...biar lbh yakin, aku repost artikel
jatuhnya aja ya Mbak.....

Pengirim : Irawan Mangunatmadja
IDAI Cabang : DKI Jakarta

Jatuh adalah satu kejadian yang sering terjadi pada anak baik di dalam
maupun di luar rumah. Orangtua tentunya sangat khawatir akan akibat yang
terjadi, banyak pertanyaan yang timbul pada saat orangtua mengetahui anaknya
jatuh, terutama bila kepla terbentur lantai.
Beberapa pertanyaan yang timbul adalah: apa yang harus orangtua lakukan,
haruskah segera dibawa ke Rumah Sakit. Apakah perlu di lakukan pemeriksaan
CT Scan kepala, apa yang harus diperhatikan setelah jatuh, apakah akan
berpengaruh di kemudian hari, bagaimanakah mencegah anak jatuh?

   Trauma kepala dengan luka di sekitar kepala, tidak selalu menimbulkan
kegawatan. Sebaliknya benjolan di daerah samping kepala akibat jatuh
ternyata dapat menimbulkan kegawatan. Oleh karenanya,diperlukan pengetahuan
yang benar tentang trauma kepala ringan.
Menurut American Academy of Pediatrics (1999) trauma kepala ringan
didefinisikan sebagai trauma kepala dengan status mental dan neurologis pada
pemeriksaan awal normal, dan tidak adanya fraktur tulang kepala pada
pemeriksaan fisis. Pada keadaan ini dapat disertai kehilangan kesadaran <
1menit, kejang singkat setelah trauma, muntah, sakit kepala dan lesu.

Problem anak jatuh

Tidak semua orangtua mengetahui apa yang harus dilakukan saat melihat
anaknya jatuh. Sebenarnya informasi yang perlu diketahui tentang anak jatuh
adalah:
  Posisi anak jatuh, bagian yang terbentur lantai: muka, kepala, atau bagian
tubuh lainnya
  Apakah anak pingsan, berapa lama - Adakah benjolan di daerah kepala
  Adakah patah tulang: leher, bahu, lengan, atau tungkai
  Adakah sakit kepala atau muntah

Untuk mengetahui akibat jatuh, orangtua seharusnya perlu melakukan
pemeriksaan:

  Yakinkan apakah anak sadar atau tidak: panggil namanya, goyangkan
badannya.
  Rabalah seluruh bagian kepalanya dengan sedikit penekanan, sehingga
memastikan adakah benjolan (hematom), nyeri, atau "dekok" (fraktur kompresi)
di kepala.
  Bila ubun-ubun belum menutup, rabalah ubun-ubun apakah membonjol atau
tidak. Ubun-ubun membonjol tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak,
dapat terjadi karena edema otak atau perdarahan.

  Gerakkan kepala, dan tangan kakinya untuk memastikan tidak ada patah
tulang leher, bahu, tulang belakang atau ekstremitas.
  Perhatikan dengan teliti: mata, kelopak mata, raut wajah atau senyumnya
adakah perubahan?.
  Pastikan penglihatannya tidak terganggu.

Pada anak jatuh terutama dengan kepala terbentur lantai, beberapa keadaan
darurat dapat terjadi:

  Anak tidak sadar, dapat disebabkan perdarahan dalam rongga kepala
(perdarahan epidural, subdural), atau akibat pembengkakan (edema) otak,
terkenanya pusat kesadaran saat kepala terbentur.
  Benjolan (hematom) di kepala terutama bila terdapat di daerah samping
kepala (temporal), karena fraktur/retak tulang di daerah tersebut dapat
merobek pembuluh darah di dinding tulang kepala.
  Terbenturnya kepala bagian belakang (oksipital) dengan keras dapat
menyebabkan pembengkakan otak sehingga penglihatan menjadi terganggu atau
buta dalam beberapa hari.
  Terbenturnya bagian depan kepala (frontal) dapat menyebabkan hematom di
pelipis awalnya. Kadang hematom ini akan turun sehingga kedua kelopak mata
atas menjadi bengkak.
  Kekakuan di leher dapat disebabkan perdarahan subdural yang pada
pemeriksaan funduskopi didapatkan papil edema atau perdarahan subhialoid.
  Keluar cairan atau darah dari hidung dan lubang telinga.

   Bawalah segera anak ke rumah sakit bila didapatkan kelainan diatas.
Tetapi bila tidak, anak dapat diobsevasi dirumah. Pengawasan dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan setiap 2 -3 jam perhari sampai 3 hari setelah
anak jatuh.Selama observasi anak tidak diberikan obat muntah, karena dapat
menghilangkan gejala muntah yang bertambah.

Bawalah anak segera ke rumah sakit bila selama observasi didapatkan:

  Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
  Anak menjadi delirium, bingung, dan iritabel.
  Kejang/kelumpuhan pada wajah atau ekstremitas.
  Sakit kepala atau muntah yang menetap atau semakin bertambah.
  Adanya kekakuan di leher.
  Timbul benjolan di kepala terutama pada daerah samping kepala (temporal).

   Di rumah sakit perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala untuk melihat
adakah fraktur tulang kepala atau perdarahan otak. Rontgen kepala saat ini
tidak dianjurkan lagi. Pemeriksaan kepala dilakukan atas indikasi bila
dicurigai adanya perdarahan otak dan tidak harus segera setelah jatuh. Ini
disebabkan perdarahan otak dapat berlangsung sedikit demi sedikit. Anak yang
mengalami perdarahan otak ringan umumnya tidak akan mengalami gangguan
perkembangan di kemudian hari.

Pencegahan

Pencegahan sebaiknya dilakukan untuk menghindari anak jatuh atau terbentur
kepalanya. Pencegahan dapat dilakukan:

  Pada bayi <6 bulan, apabila sudah dapat berguling, taruhlah kasur
disamping tempat tidur.
  Bila bayi sudah dapat berdiri berikan pelindung di tempat tidurnya.
  Bila anak sudah dapat berlari awasi dengan ketat, jangan sampai menarik
taplak meja atau pintu rak lemari.
  Hindari pemakaian baby walker tanpa pengawasan.
  Jangan biarkan air seni berserakan di lantai.
  Kakak jangan nakal terhadap adik, misalnya: main dorong dorongan

Kesimpulan

Dari uraian di atas, beberapa hal penting pada kedaruratan anak jatuh
terutama bila kepala terbentur lantai:

  Lakukan tindakan pencegahan anak agar tidak jatuh.
  Periksalah dengan teliti bila anak jatuh, terutama bila kepala terbentur
lantai.
  Observasi klinis anak jatuh di lakukan selama 3 hari setelah anak jatuh.
  Bawalah ke rumah sakit bila dicurigai adanya perdarahan otak.
  Pemeriksaan CT Scan kepala dilakukan sesuai indikasi, tidak selalu
dilakukan segera setelah anak jatuh.

Daftar Pustaka

  AAP. Pediatrics 1999;104:1407-15.
  Palchak MJ. Am Emerg Med 2003;42:492-506.

----------------------------------------------------

Nah, Mbak...Lion diobserve [pdhal dah ada hasil rongten gitu yah...] nurut
artikel diatas deh...

kl kjadian ma zalwa, yg parah banget tuh sampe panas tinggi n muntah...tapi,
dalam 3 hari, dah baikan...

jadi pengen ikutan nanya...walo dah jeda jauh banget ma pristiwa jatuhnya,
apa aku harus priksain kepala Zalwa lagi yah...???
On 2/4/06, regency <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Si kecil- Leon (10 bulan) jatuh hari senin (Senin 30 Januari'06.
> Besoknya dironten ternyata ada yang retak. Kata dokter suruh
> di CT Scan. Sekarang masih belum saya CT scan soalnya
> si kecil harus tidur, sedangkan waktunya belum bisa saja.
> Barangkali ada rekan yang punya pengalaman. Ditunggu Informasi dan
> nasihatnya.
> Thank's
>
> --
> Muslifa Aseani
> Jalan Kanfer Utara V 246 Banyumanik Semarang
> http://www.bayipertama.com?id=lucky
> http://www.smsbisnis.com/?id=08179555736 [Semua no, kecuali Pro XL]
> http://www.myidol88.blogspot.com [klik iklan gugelku sminggu sekali
> yaaa....dolar hunting nih]
> Open Minded&Positive Thinking, Good Combination 4 Ur Brain

Kirim email ke