http://www.bkkbn.go.id/print.php?tid=2&rid=429
17.01.2006 09:45:59
KELUARGA HARUS MEMPERHATIKAN IKLAN SUSU YANG BEREDAR
Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang berlebihan akan membahayakan
metabolisme tubuh. Sebab tubuh terpaksa dibebani pekerjaan yang lebih berat
untuk mengeluarkan asam lemak esensial tersebut.
Spesialis penyakit anak Dr. Utami Roesli MBA,
mengutip hasil penelitian yang dilaksanakan di Australia, Amerika Serikat
maupun Eropa, bahwa di tiga kawasan negara maju ini, belum dihasilkan
efektifitas dari penambahan DHA dalam produk susu maupun makanan bayi dan
anak anak termasuk untuk ibu hamil.
"Jadi belum ada anjuran untuk menambahkan unsur asam linoleat dan asam
linolenat itu ke
dalam susu", ujarnya
Lebih jauh ditegaskan, seperti juga lemak susu sapi, maka asupan DHA
tersebut bukan merupakan ikatan rantai panjang, sehingga masih sulit diserap
oleh pencernaan bayi. Terlebih lagi, katanya,
karena susu yang akan dikonsumsi ini harus dibuat dengan menggunakan air
panas hingga mengalami proses pemanasan. Akibatnya, aktifitas enzim
desaturase dan elongase yang memfasilitasi pembentukan DHA dalam tubuh
secara otomatis
hancur.
Karena itu, Utami, sebagai pakar Air Susu Ibu (ASI) mengingatkan kepada
masyarakat, khususnya kaum ibu, supaya jangan terpengaruh terhadap iklan
susu dan makanan pendamping ASI yang mengandung DHA dengan iming-iming mampu
meningkatkan kecerdasan bayi. "Asam lemak esensial tersebut justru cukup
terkandung dalam ASI, bahkan unsur DHA nya tergolong ikatan rantai
panjang yang sangat mudah diserap pencernaan bayi", ujarnya.
Karena itu dia menganjurkan agar bayi diberikan ASI sejak lahir sampai umur
4 bulan, karena asam lemak ASI juga terdiri dari asam arakidonat.
"Berarti, kandungannya melebihi unsur asam linoleat dan asam linolenat".
Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung
pula asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan
rantai panjang. Utami menjelaskan, setelah mencapai umur enam bulan,
bayi juga dapat diberikan ikan laut, yang secara alami mengandung pula kedua
asam lemak itu tanpa harus mengonsumsi susu formula.
Menyesatkan Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI Rumah Sakit Saint
Carolus ini
mengakui, semboyan "Empat Sehat Lima Sempurna" yang berlaku sejak dulu
dinilai telah menyesatkan masyarakat. "Orang beranggapan konsumsi makanan
sehari hari belum sempurna jika tidak minum susu. Susu bukan berarti tidak
penting, namun bukan segala galanya", tegasnya lagi.
Dia bahkan melihat iklan susu maupun makanan bayi dan anak anak yang
diimplementasi dengan DHA cenderung menyesatkan masayarakat, karena
produsen memanfaatkan kebodohan konsumen yang tak memahami manfaat
sesungguhnya dari unsur tambahan tersebut.
Sementara, kalangan spesialis gizi di Indonesia umumnya menyatakan masih
awam terhadap kandungan DHA dalam susu. Karena sampai sejauh ini, belum
pernah dilakukan penelitian tentang manfaatnya.
Dokter Soebagyo Sumodihardjo MSc, pakar gizi dari bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan pihaknya baru
mengetahui hal itu dari media massa. Ketika pembukaan lokakarya "Pemerataan
serta Peningkatan Pemanfaatan Lulusan Pendidikan
Tenaga Kesehatan di Sektor Non Departemen Kesehatan dan Kesejahteraaan
Sosial" kemarin di Jakarta, dia belum bersedia dimintai komentarnya.
"Saya baru mengkliping dan belum membaca literatur", ujarnya. Dia berjanji
memberitahukan hal tersebut seminggu kemudian setelah segala
informasi dikumpulkan dari berbagai sumber.
Spesialis Anak Dr. Sri S. Nasar sebelumnya menginformasikan bahwa overdosis
DHA pada manusia,sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak
mengkonsumsi ikan laut. Dikatakan bahwa gejalanya berupa perdarahan, mirip
flek flek berwarna kebiruan di kulit. "Efek yang lain baru ditemukan pada
monyet maupun tikus, tapi gejalanya berbeda". (junaedi)
Sumber : http://www.bkkbn.go.id
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]