baca artikel mama kavin mengenai Demam Rematik, jadi inget istri temenku
baru meninggal sebulan yang lalu, sekarang temenku masih stress (baru
menikah +/- 4 bulan)
ceritanya gak lama setelah nikah, istrinya hamil, tapi baru usia kandungan 1
bulan keguguran
dimulai dari sini gak lama setelah keguguran istrinya demam, sudah 2 minggu
diobati gak turun-turun panasnya, diperiksa dokter, belum ketahuan
penyakitnya, kemudian pindah dokter lagi, masih belum ketahuan penyakitnya,
tetapi suaminya gak sengaja mendengar pembicaraan dokter dengan susternya
katanya sepertinya demam rematik.
Menurut suaminya kadang-kadang suka timbul bintik merah dikaki, dan jika
sudah bintik merah ini timbul istrinya tidak bisa jalan sama sekali karena
kakinya tidak bisa digerakkan, semula ini disangka Lupus, tetapi dari uji
laboratorium tidak ditemukan indikasi penyakit Lupus.
Berdasar pada curi dengar pembicaraan dokter, temenku bawa istrinya ke
dokter specialis ahli rematik (kalo gak salah daerah rawamangun), setelah
cek laboratorium lagi, ternyata benar demam rematik dan sudah sangat parah,
hal ini disebabkan waktu kecil pernah terkena infeksi kuman streptokokus dan
tidak diobati sampai tuntas (kemungkinan antibiotik tidak sampai habis),
kemudian oleh dokter tsb diresepkan obat rematik dengan dosis yang tinggi,
seminggu pertama sembuh dan bisa jalan tanpa sakit lagi, karena sudah
membaik dosis obatnya diturunkan, tak lama kondisi merosot lagi dan
dibarengi dengan jantung yang berdebar sangat cepat, diperiksa lagi ternyata
sudah menyerang katup jantung, kemudian dirawat lagi dengan dokter rematik
dan jantung, gak bisa bertahan lama dan akhirnya meninggal.
bukannya mau nakut-nakutin ya, cuma sharing cerita aja, biar kita lebih
hati-hati dengan kondisi sikecil jika demam

dan yang saya mau tanyain, kapan sih kita harus uji usap sikecil? apa jika
sudah demam lebih dari 2 minggu? karena selama ini jika anak demam, saya
hanya treatmen saja dirumah, tapi sudah 2 minggu ini anak saya demamnya
turun naik, saya jadi agak khawatir

Santi - mamahnyaecha

----- Original Message -----
From: Mama Kavindra <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Friday, February 10, 2006 8:37 AM
Subject: [balita-anda] Re: Mohon pencerahannya donk


> Dear Mbak Muthi,
> Saya bantu jawab yah.
>
> balita-anda] Mohon pencerahannya donk
>
> Nah yang jadi pertanyaanku adalah:
> 1. Ketika anak kita sedang diserang virus kan berarti
> kondisinya sangat lemah kemungkinan besar bisa
> terinfeksi bakteri juga kan? bisa ga sih ini dijadikan
> alasan penggunaan antibiotik oleh dokter?
> Lemahnya si anak krn biasanya susah makan n minum
> akibat tenggorokan yg sakit.. emg sih klo kena virus n
> parah bs jd radang tonsillitis n faringitis (perlu
> pemerikasaan lebih lanjut Mbak palagi klo pake bengkak
> amandel
> Sebagian besar radang tenggorok yang ditandai dengan
> gejala batuk dan pilek disebabkan bukan oleh bacteria.
> Hasil metaanalisis dari 75 kasus anak dengan batuk
> ternyata hanya 17 kasus (22,7%) yang hasil kultur
> bakterianya positif sedangkan pada metaanalisis 57
> kasus anak dengan gejala pilek, hanya 17 kasus (29,8%)
> hasil kultur bakterianya positif.
>
> Jd penentuan radang tenggorok karena bakteri itu perlu
> usapan tenggorok. utkmembuktikan bahwa memang
> bakterilah penyebabnya, kalo terbukti barulah
> ditentukan ab apa yg di perlukan.
>
> 2. Klo batuk pilek itu kira2 sembuhnya (secara umum
> ya...) berapa lama?
> Lain Mbak. tergantung penyebBNYA.. klo krn virus aja
> or krn alergi bs smp 2 minggu blum lagi klo ada
> pingpong virus.
> 3. Klo dari artikel kemarin radang tenggorokan bisa
> sembuh sampai waktu 2mingguan, wah kasian juga ya klo
> ngebayangin anak kita "menderita" selama itu? ada
> saran ga gimana cara meringankan sakit ini?
> Perbanyak intake makanan yg lembut lunak n dingin
>
> Ok, Mbak smoga membantu yah..
> Buat yg lain tulung direvisi klo ada yg kurang
>
> Uci mamaKavin
>
> PS: ini aku ada artikel penunjang
> Sakit Tenggorokan, Apa Perlu Antibiotika?
> Kuncoro
> Wed, 19 Oct 2005 22:25:33 -0700
>
>
>
> Sakit Tenggorokan, Apa Perlu Antibiotika?
>
> Sakit tenggorokan rasanya pernah dialami oleh setiap
> orang, termasuk juga
> anak-anak. Dan bila kita pergi berobat, hampir
> semuanya akan mendapat
> antibiotika. Tapi apakah antibiotika memang perlu
> diberikan? apakah memang
> penyebab sakit tenggorokan itu adalah kuman atau
> bakteri, dan bukannya
> virus? Bila penyebabnya adalah virus, maka tidak ada
> gunanya diberikan
> antibiotika. Karena antibiotika tidak dapat untuk
> membunuh virus. Penggunaan
> antibiotika yang tidak rasional, bukan saja tidak
> menyembuhkan sakit
> tenggorokan, tapi akan membuat kuman kebal atau
> resisten terhadap
> antibiotika.
>
> Salah satu penyebab diberikannya antibiotika, mungkin
> dikarenakan sulit
> untuk menentukan apakah benar sakit tenggorokan yang
> sedang diderita itu
> disebabkan oleh kuman dan bukan karena virus, tanpa
> melakukan pemeriksaan
> laboratorium. Dan lagi apakah kita mau meninggalkan
> ruang praktek dokter
> tanpa mendapatkan resep obat?
>
> Sebenarnya, penyebab sakit tenggorokan diperkirakan
> 80% disebabkan oleh
> virus dan hanya sekitar 10-20% disebabkan oleh kuman
> streptokokus. Tapi
> bagaimana caranya membedakan penyebabnya itu, karena
> pengobatan yang akan
> diberikan akan berbeda sesuai dengan penyebabnya. Ini
> suatu hal yang sulit,
> karena sering keduanya tidak menunjukkan gejala yang
> berbeda. Gejala yang
> ditunjukkan sering sama seperti nyeri menelan diikuti
> dengan batuk, demam,
> pilek dan pembesaran kelenjar getah bening. Walaupun
> pada beberapa orang,
> sekitar 10%, dapat ditemukan gejala klasik dari kuman
> streptokokus seperti
> nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik
> putih, bernanah pada
> kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar
> amandel. Bila sakit
> tenggorokan ini disertai dengan kemerahan pada kulit,
> kemungkinan ini
> penyakit Demam Skarlatina yang sering mengenai
> anak-anak, antara umur 5 -11
> tahun, yang memerlukan pengobatan antibiotika.
>
> Bila sakit tenggorokan, penyebabnya adalah virus, maka
> antibiotika tidak
> diperlukan dan tidak akan menyembuhkan. Sebaliknya,
> pemberian antibiotika
> dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman
> terhadap antibiotika. Saat
> kuman telah kebal terhadap antibiotika tersebut, bila
> antibiotika kita
> gunakan, akan tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman.
> Akibatnya, penyakit
> yang diderita tidak akan sembuh. Di pihak lain, bila
> penyebabnya adalah
> kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotika yang
> memadai maka penyakit
> akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup
> jantung sehingga
> menimbulkan penyakit Demam Rhematik.
>
> Panduan baru dari dokter di Amerika untuk mengatasi
> hal ini adalah bila
> sakit tenggorokan ini tidak berat, disertai dengan
> pilek, batuk dan mungkin
> nyeri otot, tapi tidak ada demam, cobalah untuk
> menunggu beberapa hari untuk
> melihat apakah gejalanya terlihat membaik. Sementara
> itu cobalah untuk
> istirahat, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Bila
> gejala membaik,
> kemungkinan besar penyebabnya adalah virus, yang tidak
> memerlukan pengobatan
> antibiotika. Tapi bila gejala bertambah buruk,
> segeralah ke dokter. Dan bila
> Anda mendapat resep antibiotika, belilah seluruhnya
> dan minum secara teratur
> hingga seluruh jumlah antibiotika yang diresepkan
> habis. Ini untuk mencegah
> Anda kebal bila diobati antibiotika nantinya.
>
> Sumber: The Journal of the American Medical
> Association
>
> Joni Kuncoro
> IT Support
> http://baby-kids.blogspot.com/
>
>
>
>
>
>
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
>
>
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke