Dari Milis sebelah....semoga berguna buat para Bumil...;-)

Bukan OOT kan?? kan ada hubungannya dengan bayi & balita..;-)


 

 CERMATI MITOS KEHAMILAN & PASCAMELAHIRKAN 

Namanya juga mitos: ada yang benar, tapi tidak sedikit pula yang patut
diragukan. Jangan mudah terkecoh dan selalu konsultasikan pada ginekolog
yang menangani kehamilan Anda. Mitos apa saja yang jelas-jelas menyesatkan
dan mana pula yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan? Berikut
penjelasan dr. Hasnah Siregar, Sp.OG dari Klinik Eksekutif RSIA Hermina
Jatinegara, Jakarta Timur. 

A. SELAMA HAMIL 

"Biar bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim
selagi hamil." 
Anggapan bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga bayi yang terkena
semburannya bisa tumbuh subur dan cerdas jelas menyesatkan. Pasalnya,
kesehatan janin selama berada dalam rahim ibunya sama sekali tidak ada
kaitannya dengan jumlah sperma dan frekuensi hubungan intim. Yang benar,
sehat dan cerdasnya seorang anak bukan dipengaruhi oleh kualitas sperma
suami, melainkan faktor genetik kedua orangtuanya. Ibu dan bapak yang cerdas
tentu berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula. 
Kepada pasangan yang memiliki penyulit kehamilan, seperti riwayat keguguran,
plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir) dan sebagainya, diingatkan
untuk "puasa" sementara waktu. Soalnya, hubungan intim justru meningkatkan
kontraksi otot-otot rahim sehingga janin malah semakin berpeluang mengalami
keguguran atau lahir prematur, sementara ibu berisiko mengalami perdarahan. 
Diduga, mitos ini muncul karena dikait-kaitkan dengan pemberian kasih sayang
dan perhatian dari pasangan. Artinya, kondisi psikologis ibu sangat mungkin
bisa menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan seksual.
Tentu saja bukan tidak mustahil bila terjadi sebaliknya, semisal ibu tidak
menikmatinya karena menjalaninya secara terpaksa atau semata-mata karena
kewajiban. Nah, secara tidak langsung, kondisi kejiwaan ibu akan berpengaruh
pada janinnya. Kondisi kejiwaan ibu yang tenang tentu akan sangat mendukung
perkembangan janin secara optimal. Sementara persalinan pun bisa berlangsung
lancar. 
"Ibu hamil dilarang makan makanan pedas, asam dan asin." 
Yang ini hampir sepenuhnya benar karena makanan pedas yang merangsang rasa
mulas memang sebaiknya dipantang oleh ibu hamil dengan riwayat keguguran.
Perasaan mulas ini selanjutnya akan menimbulkan kontraksi dalam rahim,
sehingga risiko keguguran akan kian meningkat. Begitu juga makanan asam yang
tidak disarankan karena bisa memicu penyakit mag. Apalagi kadar asam lambung
saat hamil umumnya meningkat. Tentu saja ibu hamil yang tidak memiliki
riwayat penyakit mag atau penyakit lain yang dapat diperberat oleh asam,
boleh-boleh saja sesekali menikmati makanan asam-asam yang memang terasa
menyegarkan.
Asupan makanan asin pun sebaiknya dibatasi. Terlebih bagi ibu yang memiliki
riwayat penyakit darah tinggi karena makanan yang banyak mengandung garam
ini amat berpotensi lebih meningkatkan gangguan darah tinggi. Selain itu,
garam bersifat menyerap air sehingga kadang menimbulkan pembengkakan di
sekujur tubuh. Kalau sudah begini, ibu jelas akan terganggu saat menjalani
kehamilannya. 
"Jangan minum es dong, supaya bayinya enggak kelewat besar. Nanti susah lo
melahirkannya." 
Yang benar, perawakan bayi lebih ditentukan oleh faktor genetik. Artinya,
orangtua yang bertubuh tinggi besar sangat mungkin akan melahirkan bayi
montok. Selain itu, kecukupan asupan nutrisi juga amat berpengaruh pada
perkembangan fisik bayi. Semakin baik kualitas gizi yang dikonsumsi ibu,
semakin besar pula berat tubuh bayi itu. Meski beberapa penyakit tertentu
semisal diabetes umumnya juga membuat BB bayi lebih besar ketimbang bayi
normal.
Jadi, besar tidaknya ukuran tubuh bayi sama sekali bukan ditentukan oleh
kebiasaan si calon ibu minum es. Tentu saja selama air es yang diminumnya
tidak ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebih. Karbohidrat langsung
yang terkandung dalam gula inilah yang akan membuat bayi memiliki bobot di
atas rata-rata bayi normal. 
"Kalau mual muntah berarti bayinya laki-laki." 
Gejala morning sickness berupa mual-muntah kerap dialami ibu hamil muda
(trimester 1) yang terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. Namun perlu
dicatat, tidak semua wanita mengalami gangguan mual-muntah dan tidak semua
keluhan mual-muntah muncul di pagi hari karena bisa saja terjadi siang,
sore, bahkan malam hari. Yang pasti, reaksi si calon ibu atas kehamilannya
sama sekali tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin bayi yang pada
hakikatnya ditentukan oleh perpaduan kromosom kelamin ayah dan ibunya. 
"Menyematkan gunting, peniti, jarum agar terhindar dari gangguan makhluk
halus." 
Anggapan ini tak perlu dipercaya sepenuhnya karena logikanya apa iya makhluk
halus takluk begitu saja pada "tameng" berupa benda-benda tajam semisal
gunting kuku atau peniti yang disematkan di tubuh ibu hamil? Namun selama
kepercayaan ini membuat ibu tenang menjalani kehamilannya, boleh-boleh saja
hal tersebut dilakukan. Meski juga tidak ada jaminan seseorang yang
melakukannya bakal terhindar dari gangguan makhluk halus. 
"Jangan makan pisang, nanas dan mentimun!" 
Mitos ini begitu dipercaya sebagian masyarakat di tanah Jawa karena
disinyalir mengakibatkan keputihan. Bahkan nanas diyakini bisa menyebabkan
keguguran. Padahal ini jelas sangat keliru. Konsumsi pisang, nanas, dan
mentimun justru disarankan karena kaya akan vitamin C dan serat yang penting
untuk menjaga kesehatan tubuh, disamping melancarkan proses pembuangan
sisa-sisa pencernaan. 
Sementara itu, tidak semua keputihan bersifat membahayakan. Sebab, ada
beberapa kondisi wajar dan normal saat seorang wanita mengalami keputihan,
yakni saat hamil maupun beberapa waktu sehabis melahirkan. Lain hal jika
keputihan tersebut sudah tercemar oleh bakteri, jamur dan virus yang
biasanya ditandai dengan keluhan gatal luar biasa, bau tak sedap menyengat,
dan warna yang sudah mengarah kekuningan, kehijauan atau kecokelatan.

B. SETELAH MELAHIRKAN

"Rajin makan kunyit biar rahim cepat kering." 
Hingga saat ini belum ada penelitian tentang manfaat kunyit bagi pemulihan
kondisi rahim seusai melahirkan. Bahkan, berdasarkan pengalaman medis,
justru ada beberapa dampak negatif kalau ibu mengonsumsi banyak kunyit,
umumnya bayi jadi kuning. Toh, rahim akan pulih dengan sendirinya seiring
berjalannya waktu. Kalaupun dianggap perlu, dokter akan meresepkan
obat-obatan tertentu agar luka-luka persalinan segera kering/sembuh dan
rahim cepat pulih seperti sedia kala. 
"Jangan makan ikan! Nanti bayinya bau amis, lo!" 
Mitos ini juga menyesatkan karena makanan yang kaya akan protein hewani ini
justru sangat dibutuhkan semasa nifas. Selain meningkatkan daya tahan secara
keseluruhan juga membantu mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan. 
"Bayi bisa mencret gara-gara ibu makan makanan pedas." 
Mitos ini ada benarnya sebab apa yang dikonsumsi ibu akan termakan juga oleh
bayi. Artinya, makanan pedas yang dinikmati ibu akan terbawa sampai ke
pembuluh darah dan masuk dalam "pabrik" ASI. Meski kadar pedasnya rendah
sangat mungkin membuat bayi mencret karena ia masih sangat rentan dan sistem
pencernaannya belum mampu berfungsi optimal. Tak hanya makanan pedas,
makanan beraroma tajam seperti petai dan jengkol pun bisa menyebabkan tubuh
bayi jadi tercium tak sedap. Sebab itu, ibu menyusui sebaiknya memang tidak
mengonsumsi makanan pedas ataupun yang beraroma tajam.
"Kalau bayi yang sakit, ibunya aja yang minum obat. Khasiatnya sama, kok." 
Konon obat apa pun yang diminum ibu akan terbawa oleh ASI sehingga sama
ampuhnya untuk mengobati sakit si kecil. Jadi, kalau bayi demam cukup ibu
saja yang minum obat penurun panas. Ini jelas tidak benar karena konsentrasi
obat sangat menentukan kesembuhan seseorang. Konsentrasi obat pada ASI yang
relatif sangat sedikit tentu akan membuat penyakit bayi sulit disembuhkan.
Karena itu, kalau anak sakit ya segera bawa ke dokter anak.
Saeful Imam





Kirim email ke