klo yg pernah punya kista, sistem darah dan pencernaan kudu dibersihin.... klo ga akan terjadi lagi penumpatan yg bikin kista lagi... itu sebabnya kenapa yg pernah kena kista bisa kena kista lagi walo dah diangkat...
-----Original Message----- From: Ibunda Arka [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 11, 2006 12:16 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] Need Info soal Kista Coba bantu ya... Kalau yang diangkat cuma kistanya aja insyaallah masih bisa hamil... tapi itu juga tergantung kistanya ganas atau tidak.. Berikut ini artikel tentang kista dari milis tetangga semoga membantu ARTIKEL ADUH, ADA KISTA DI RAHIMKU ! Waspadai adanya kista dalam tubuh Anda, karena kerap muncul tanpa keluhan. Ny. Ririn kaget ketika dokter yang memeriksa kehamilannya mengatakan bahwa di dalam tubuhnya ada kista. Kista? Kok, bisa, sementara ia tak pernah mengeluh ada rasa sakit atau yang janggal di sekitar perutnya. Jadi, sebenarnya, apa, sih, kista itu? Kista, terang dr. Nasdaldy, Sp.OG, kerap baru diketahui pada waktu ibu hamil melakukan pemeriksaan dalam dan USG. "Kecuali pada wanita yang selalu melakukan pemeriksaan rutin, seperti pap smear, mungkin akan lebih dini terdeteksi," jelas dokter dari RSIA Hermina Jatinegara, Jakarta ini. TUMBUH DI MANA SAJA Terlebih lagi, pada kista yang masih kecil, terutama dengan diameter kurang dari 5 sentimeter, maka tidak akan menimbulkan keluhan bagi si pasien. Sehingga baru ketahuan kala dilakukan pemeriksaan dalam. "Itulah mengapa, kanker ovarium atau indung telur yang berasal dari kista, 70 persen ditemukan pada tahap sudah lanjut. Karena awalnya susah dideteksi itulah." Kista, terang Nasdaldy, pada prinsipnya merupakan tumor yang berisi cairan. "Dalam istilah kedokteran, semua benjolan yang abnormal dinamakan tumor." Cairan kista ini bisa bening, berupa darah atau cairan tubuh lainnya. "Nah, karena berisi cairan, maka bentuk kista seperti balon, meski tak seratus persen bulat, ada juga lonjongnya." Ukurannya sangat bervariasi. Dari yang kecil berukuran 2 sentimeter dan bisa dideteksi, hingga berukuran lebih dari 40 sentimeter atau sekitar berat 8 kilogram. Kista ini bisa terjadi di mana-mana pada tubuh. Namun yang kerap terjadi pada ibu hamil adalah kista indung telur (ovarium) dan kista endometriosis. KISTA NON NEOPLASTIK DAN NEOPLASTIK Secara garis besar, kista terbagi atas dua: kista non neoplastik dan kista neoplastik. Yang termasuk kista non neoplastik adalah kista fungsional dan kista simpleks. Kista-kista ini bukanlah suatu kelainan dan biasanya tak berbahaya. "Jadi, pada suatu keadaan tertentu di ovarium, setelah terjadi ovulasi atau mengeluarkan sel telur, bekas folikelnya yang berisi cairan, seperti kista dalam indung telur terkadang ada yang membesar dengan sendirinya. Tapi kemudian dia akan menghilang dengan sendirinya pula. Hal ini terjadi begitu saja tanpa ada faktor penyebabnya," terang Nasdaldy. Sifat kista ini tak membesar atau tak melebihi ukuran 5 sentimeter. Pada kista ini pun tak ada tanda-tanda ke arah pertumbuhan sel yang berlebihan atau ke arah neoplasma. Sedangkan kista neoplastik, yaitu sejenis kista yang sudah mengarah pada penyakit neoplasma, yaitu penyakit yang mengarah pada keganasan. "Suatu keadaan yang cenderung ke arah tumor." Kista neoplastik ini bisa bersifat serosum (berisi cairan seperti biasa) dan bisa juga sumosum (berisi cairan seperti tajin), bahkan ada juga yang berisi rambut, gigi, tulang rawan, atau unsur badan lainnya atau yang disebut dengan kista dermoid (seperti kantong yang berisi cairan dan rambut, kulit dan gigi). "Karena adanya unsur-unsur tubuh dalam kista tersebut itulah, maka orang sering menganggap kista dermoid ini akibat 'diguna-guna'," kata Nasdaldy. Selain kista-kista di atas, yang kerap dialami kaum ibu adalah kista endometriosis. "Kista endometriosis ini terjadi akibat tumbuhnya jaringan endometrium di luar rongga rahim." Seharusnya, terang Nasdaldy, jaringan endometrium hanya berada di dalam rongga rahim. Kemudian saat haid, endometrium ini akan luruh dan mengeluarkan darah haid. "Tapi endometrium ini kadang tumbuh di luar rongga rahim. Dan karena tumbuhnya di luar rongga rahim, maka darahnya tak keluar. Inilah yang akhirnya membentuk jaringan yang membesar atau kista yang berisi darah haid. Kista ini kerap disebut juga sebagai kista cokelat," jelas Nasdaldy lebih lanjut. Umumnya wanita yang mengalami kista endometriosis akan mengalami gangguan kesuburan atau sulit punya anak. Biasanya keluhan yang kerap terjadi adalah rasa nyeri haid yang berlebihan. Mengapa demikian? "Karena semakin lama kista tersebut akan membesar dan menjadi tegang." Kecuali kista endometriosis yang diduga karena adanya cairan darah haid yang tak keluar ke dalam rongga vagina, tapi keluar ke saluran telur dan menempel di indung telur, kista-kista lainnya tak diketahui pasti penyebabnya. Darah haid yang keluar dari rongga rahim ini, terang Nasdaldy, sebenarnya hampir dialami oleh semua wanita. "Namun tak semua jadi kista." Semuanya tergantung daya tahan tubuh masing-masing. "Dan karena kekebalan tubuh setiap orang tak sama, maka tak semuanya bisa jadi kista." BISA JADI KANKER Yang jelas, kista bisa menyerang wanita dari segala usia. Dari usia 7 atau 9 tahun hingga wanita usia lanjut sekalipun. Pada anak-anak diduga karena adanya faktor genetik. Walaupun demikian, kista pada anak-anak atau remaja ini pun tetap harus diwaspadai, karena seringkali merupakan kanker indung telur yang ganas. "Dan kanker yang berasal dari kista indung telur ini sedikit banyak dari faktor genetik," jelas Nasdaldy. Pada tingkat awal, kista memang tak menimbulkan gejala. Bila ia telah membesar, barulah akan terasa sakit. Juga mulai ada keluhan gangguan buang air besar atau kecil. Karena kista ini menekan usus dan kandung kemih. "Bila kaitannya dengan kista endometriosis maka akan ada keluhan nyeri haid." Kista ini bila besar mungkin dapat teraba seperti adanya benjolan di perut bawah. Komplikasi yang ditimbulkan tergantung jenis kistanya. Umumnya kista non neoplastik sangat jinak. Sedangkan kista neoplastik bisa jinak, juga bisa ganas. Nah, komplikasi kista neoplastik yang jinak adalah adanya penekanan-penekanan seperti gangguan buang air kecil atau besar. Kalau yang ganas, bisa berubah jadi kanker. "Pada kista yang sudah menjadi kanker dapat menyebar ke seluruh rongga tubuh. Entah itu ke usus, liver, apendiks, paru-paru, atau organ besar. Selain itu, akan timbul banyak cairan, dan sebagainya." Untuk itulah, kanker ini harus diwaspadai dan dalam melakukan pemeriksaan pun harus lebih hati-hati. "Seandainya harus dilakukan operasi kanker pun, maka harus secara khusus, tak bisa sembarangan. Apalagi pada anak-anak dan remaja, karena umumnya sel-selnya masih muda dan mudah berubah sifat." Komplikasi kanker yang paling parah adalah kematian. "Pada kista indung telur, seandainya kista itu adalah kista endometriosis, kadang bisa merusak daerah sekitarnya. Misalnya, saluran telur menjadi tersumbat, sehingga wanita tersebut sulit hamil," jelas Nasdaldy. Memang, aku Nasdaldy, bisa saja wanita yang mempunyai kista endometriosis ini hamil. "Tapi itu bukan jaminan, karena seringkali kista endometriosis menjadi salah satu penyebab wanita sulit hamil." Tapi, tidak selalu demikian, lo. Sedangkan pada kista fungsional atau neoplastik jinak pun bisa saja punya anak. "Malah sering ditemui wanita hamil dengan kista dermoid." HARUS DIOPERASI Jika kista ditemui pada kehamilan, Nasdaldy menyarankan untuk dioperasi. "Waktu yang tepat untuk mengoperasi adalah kala usia kehamilan 4-5 bulan. Karena pada usia kehamilan tersebut, plasenta sudah terbentuk sehingga kemungkinan terjadi keguguran lebih kecil." Mengapa operasi ini disarankan? Karena tak diketahui apakah kista tersebut ganas atau tidak. "Seandainya kista tersebut ganas, akan sangat membahayakan bila pecah dan terkena pembuluh darah besar. Tentunya akan terjadi perdarahan dan belepotan di dalam perut." Bila tak dioperasi, dikhawatirkan kista tersebut akan mengganggu posisi bayi. "Letak bayi bisa sungsang dan ini pun mengakibatkan harus dioperasi. Juga bisa mengganggu proses persalinan, yaitu kepala bayi tak turun-turun." Jadi, supaya persalinan berjalan lancar, sebaiknya kista dioperasi pada usia kehamilan 4-5 bulan. Alasan kedua, karena kista itu bertangkai, memungkinkan untuk terpuntir. "Jika itu terjadi, maka akan menimbulkan rasa sakit luar biasa, sehingga harus dioperasi mendadak." Namun dengan adanya kemajuan teknologi, seperti USG, tumormarker, kemungkinan tersebut dapat dideteksi secara berkala. Namun demikian, operasi bisa saja ditunda hingga persalinan. Terutama kalau kista itu bukan kanker, tidak membesar, dan tak ada tanda terpuntir. "Ada juga dokter yang tak melakukan tindakan operasi kista kala tengah hamil. Dengan anggapan, bisa saja suatu saat persalinan macet sehingga harus dicaesar. Jadi, agar tidak harus dua kali melakukan operasi, maka pengambilan kista dilakukan sekalian saat persalinan." PEMERIKSAAN DINI Keberadaan kista sebenarnya bisa dideteksi secara dini. Yaitu dengan melakukan pemeriksaan berkala secara teratur, minimal setahun sekali. Bila pada pemeriksaan pertama ditemui kista yang tak terlalu besar, dengan batasan 5 sentimeter, maka harus di follow up setiap tiga bulan sekali. "Waktu tiga bulan ini dianggap cukup. Dalam arti, tidak terlalu cepat ataupun terlambat untuk mengetahui perkembangan kista tersebut." Tentu selama waktu itu harus tetap dilakukan pengobatan. Pendeteksian kista dilakukan dengan cara pemeriksaan dalam dengan alat bantu USG. "Sekalipun dengan alat bantu USG, kadang jenis kista tak bisa dibedakan secara pasti. Makanya diperlukan juga pemeriksaan anamnesis, untuk menanyakan riwayat penyakitnya. Seperti, bagaimana haidnya, apakah ada nyeri atau tidak, dan sebagainya. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan fisik dan laboratorium." Kista yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan dengan USG. "Karena dapat terlihat gambaran tertentu. Seperti, dinding yang menebal, atau tak beraturan. Jadi, ada pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada kanker." Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan tumormarker. "Walaupun pemeriksaan ini tak spesifik. Tapi bila ditemui kista berdiameter lebih dari 5 sentimeter atau kurang, tapi dari hasil USG ada kecurigaan ke arah kanker dan tumormarker-nya diperiksa tinggi, maka harus dipikirkan ke arah kanker. Seandainya kanker, maka harus di-follow-up dan mungkin harus diberikan obat-obat kemoterapi. Tergantung dari jenis sel-selnya dan stadiumnya." Bila ternyata kista tersebut menjadi kanker indung telur, mau tak mau harus segera dilakukan tindakan operasi. "Walaupun harus dengan hati-hati, jangan sampai pecah karena bisa berbahaya. Karena kalau sudah pecah bisa menyebar kemana-mana." LAKUKAN PENGOBATAN Pemberian obat pada kista ini, terang Nasdaldy, tergantung jenis kistanya. "Pada kista endometriosis yang masih kecil mungkin bisa dilakukan pengobatan. Tapi kalau sudah membesar, tetap saja harus dilakukan operasi." Jadi, mau tak mau, operasilah cara terbaik dalam mengobati kista ini. "Kecuali kalau endometriosis yang bisa dengan obat-obatan. Itupun kalau yakin endometriosis. Bila ragu, maka dilakukan laparoskopi. Yaitu, operasi dengan menggunakan alat bantu yang dapat menembus perut." Begitu pula untuk penyembuhannya, tergantung pada jenis kista. "Kalau kista neoplastik jinak bisa disembuhkan. Tapi yang ganas, sampai saat ini belum ada yang dinyatakan sembuh. Suatu saat mungkin bisa kambuh lagi." Kemungkinan kambuh itu, terang Nasdaldy, tergantung dari penanganan atau operasi pada pertama kalinya. Jadi, prinsipnya bila diketahui adanya kista, sebaiknya dianalisa, ya, Bu. Disiplinlah dalam menjalankan tahapan-tahapan analisa. Juga harus di follow-up secara berkala. Pokoknya, kehati-hatian sangat diperlukan agar tak terlambat ditangani. Demi kebaikan ibu juga, kan? Dedeh KurniasihHAMIL DENGAN KISTA , HARUS BAGAIMANA Pengangkatan kista harus didahului deteksi yang akurat. Pada kehamilan muda, salah deteksi akan mengakibatkan keguguran. Kista, menurut Dr. dr. T. Z.Jacoeb, SpOG-KFER, berarti kantong abnormal yang berisi cairan abnormal di seluruh tubuh. Jadi sebenarnya kista tak hanya bisa tumbuh di indung telur atau di ujung saluran telur (fimbria) namun juga di kulit, paru-paru, usus bahkan otak. Bila produksi cairan di dalam kantong kista bertambah maka kista pun akan membesar. "Lambat laun kantong kista menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan balon yang rawan pecah saat ditiup semakin besar, " tambah Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Klinik Fertilitas & Menoandropause, SamMarie, Jakarta ini. Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di antaranya pencemaran udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya kista. Kalau dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap miom, atau adiknya menderita endometriosis maka gampang ditebak bahwa yang bersangkutan punya bakat kista endometriosis. Makanan yang mengandung lemak tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. "Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi hormon testosteron." Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta sedikit testosteron. Nah, bila kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing. "Karena tertutup hormon lain yang tak normal, maka hormon estrogen di dalam tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom, dan lainnya." DIBAGI BERDASARKAN ISI Seperti dikatakan Jacoeb, secara sederhana kista dapat dibedakan berdasarkan isinya: * Kista serosum Kista ini berisi cairan bening yang bentuk dan warnanya seperti air perasan kunyit. Bila bersarang di indung telur maka kista ini mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kanker) indung telur atau kanker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat dipengaruhi siklus haid karena saat haid terjadilah penambahan jumlah cairan dalam indung telur. Hormon estrogen yang meningkat saat kehamilan juga memicu pembesaran kista. "Umumnya kista berbentuk seperti buah yang bertangkai. Bila kehamilan makin besar, maka rahim yang membesar karena pertumbuhan janin akan mendesak kista itu. Akibatnya, bisa saja tangkai kista terpuntir. Keadaan ini disebut torsi yang merupakan kasus darurat karena penderita akan mengalami sakit yang sangat. Untuk mencegah terjadinya torsi, begitu ditemukan pada kehamilan triwulan awal, kista harus segera diangkat. Namun, pendeteksian kista serosum mesti akurat. Secara sepintas bentuknya mirip badan kuning (korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan. "Jadi, bila dari pemantauan USG (ultrasonografi) terlihat kantong besar di indung telur, tidak bisa langsung diputuskan bahwa itu kista. Bisa saja ternyata korpus luteum yang memang dibutuhkan pada saat kehamilan muda. Kalau korpus luteum yang disangka kista ini diambil malah bisa terjadi keguguran." Amannya, menurut Jacoeb, tunda tindakan pengangkatan hingga kehamilan berusia 14 minggu. Saat itu korpus luteum sudah menghilang. "Bila dengan pemeriksaan USG terlihat kantong itu masih ada, maka bisa dipastikan kista. Kalau sudah begitu berarti harus segera diangkat." * Kista musinosum Kista ini berisi cairan berupa lendir kental yang lengket. Bentuknya menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip kanji. Sama seperti serosum, kista musinosum pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu, saat kista musinosum terdeteksi harus segera diangkat. Penanganan kista musinosum pun mesti dilakukan dengan seksama agar tidak pecah. Bila pecah, maka cairan lem kanji akan membuat lengket organ-organ di dalam rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa membuat usus saling menempel, dan kista semakin sulit diambil. * Kista dermoid Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit. Teorinya, dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang terpental ke organ genital sewaktu yang bersangkutan masih dalam kandungan. Jadi kista ini merupakan bawaan sejak lahir dan bisa dialami pria atau wanita. Seperti halnya kista musinosum, penanganan kista dermoid memerlukan kehati-hatian karena bila "meletus" selain cairannya membuat lengket, isi cairan di dalamnya, seperti rambut, gigi atau tulang, bisa masuk ke perut sehingga menimbulkan sakit luar biasa. * Kista endometriosis Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk ke dalam selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya-tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid, tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak. Ia tumbuh di seluruh lapangan perut dan pelan-pelan menyebar ke hampir semua organ tubuh misalnya usus, paru, hati, mata, otak, kulit, otot rahim, tetapi tempat bersarang yang paling sering adalah indung telur. Bentuk indung telur yang terkena endometriosis akan mengembang dan bertambah besar saat haid datang. Tak heran kalau penderita endometriosis sering mengalami nyeri haid. Ini akibat indung telur yang membengkak saat haid. Begitu darah keluar rasa sakit biasanya akan berkurang. "Namun, bila sudah terjadi pelekatan di perut akan timbul sakit yang luar biasa. Seluruh tubuh, dari kepala hingga betis terasa seperti dipelintir," ungkap Dosen Obstetri-Ginekologi, diFakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. OPERASI TIDAK GANGGU JANIN Bagaimana kista harus ditangani tentunya bergantung pada kasus yang terjadi. Kista fisologis yang memang tumbuh saat hamil seperti korpus luteum tentu akan dibiarkan saja. Namun, semua kista patologis harus segera dibuang dengan tindakan operasi. Menurut, Ketua Yayasan Endometriosis Indonesia ini, operasi pengangkatan kista saat hamil tidak akan mengganggu janin. "Orang awam memang sering keliru membedakan antara rahim dan indung telur. Padahal ini jelas berbeda. Rahim merupakan tempat tinggal janin sedangkan indung telur tempat bersarangnya kista. Berarti janin dan kista memiliki 'rumah' yang berbeda. Tidak perlu khawatir keguguran." "Tindakan operasi pengangkatan kista," imbuh Jacoeb, "malah akan menyelamatkan janin karena bisa menghindari terjadinya komplikasi selama hamil." Penanganan kista umumnya memang harus dengan operasi demi kebaikan ibu dan janin. MIOM TIDAK HARUS DIOPERASI Berbeda dengan kista, miom yang satu rumah dengan janin, yaitu di rahim, jelas tidak bisa diutak-atik. Miom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah sederhananya daging-tumbuh di rahim. Miom berbentuk keras tapi bisa juga mencair kalau suplai oksigen ke bagian itu kurang. Peristiwa ini disebut degenerasi. "Jika operasi dilakukan terhadap miom, ibu hamil akan mudah keguguran," tutur Jacoeb. Lokasi tumbuh miom bisa di dalam dinding rahim atau di permukaan dalam rongga rahim. Jika di dalam dinding rahim, gejala yang ditimbulkan biasanya tidak akan terlalu berat dan jarang mengganggu kehamilan. Berbeda dengan miom yang tumbuh di saluran leher rahim karena akan membuat leher rahim menjadi kecil dan mengganggu masuknya sperma ke dalam. Selama kehamilan, miom tidak bisa diambil sembarangan kecuali yang bentuknya bertangkai. Kalau memang kehadirannya tidak mengganggu fungsi tubuh seperti mengganggu pernapasan, maka akan dibiarkan selama kehamilan. Nah, sekitar tiga bulan setelah persalinan, perkembangan miom akan dilihat kembali. Jika sudah semakin besar akan diambil dengan tindakan, entah dengan laparotomi, yaitu pengambilan miom melalui bedah perut, atau tanpa pembedahan dengan alat teropong saja yang disebut laparoskopi. ADENOMIOSIS LEBIH SAKIT Adenomiosis mirip dengan miom, tapi lokasi tumbuhnya di sela-sela otot rahim. Dibedakan dengan miom, karena asal-usulnya yang tidak sama. Adenomiosis, sebenarnya adalah endometriosis, tetapi tumbuhnya di rahim. Gangguan ini bisa diibaratkan memar pada petinju akibat pendarahan di antara jaringan ototnya. Biasanya penderita adenomiosis akan mengalami sakit luar biasa saat haid melebihi penderita endometriosis yang berlokasi di tempat lain. "Penderita bisa sampai nungging-nunging karena tak bisa menahan sakit dan biasanya minta segera dioperasi," ujar Jacoeb. POLA HIDUP SEHAT SEBAGAI PENCEGAHAN Lalu bagaimana cara mencegahnya? Menurut Jacoeb, ada kista yang bisa dicegah ada pula yang tidak. Kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrio jelas tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. Namun, timbulnya jenis kista lain sebenarnya dapat dicegah termasuk pada orang yang memiliki bakat kista. Cara pencegahannya tak lain dengan menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur. Kedengarannya klise, tapi memang itu yang dapat dilakukan. Faras Handayani. Mengenal Kista, Mioma, dan Endometriosis Nyeri hebat setiap kali haid? Hati-hati, bisa jadi itu gejala endometriosis. Tapi bisa jadi gejala kista atau mioma uteri juga. Apa, sih, bedanya? Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar tempat yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim. "Endometrium sendiri merupakan lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat mens sebagai darah haid," kata dr. Sugi Suhandi Iskandar, Sp.OG dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. Sementara kista indung telur adalah suatu massa berisi cairan, bisa kental seperti gel (mukus), bisa juga cair (serous). "Kista ini diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan. Akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar," tambah Sugi. Lain lagi dengan mioma uteri. "Mioma uteri adalah tumor jinak dari miometrium (otot rahim). Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa dibagi menjadi 3, yakni mioma intramural (di dalam otot rahim), subserosa (dibawah lapisan serous, menonjol ke arah rongga perut), serta juga submukosa (menonjol ke arah rongga rahim)." RANGSANGAN ESTROGEN Penyebab ketiga gangguan di atas sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti dan masih terus diteliti. "Sekarang, semua penyakit memang diarahkan ke faktor genetik sebagai penyebab. Kanker payudara misalnya, sudah diketahui gen-nya. Kalau si ibu kena kanker payudara, anaknya harus siap-siap. Tapi mioma, kista,dan endometriosis ini belum," terang Sugi. Sebagian ahli berpendapat, mioma uteri terjadi karena adanya perangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim. "Jadi, mioma uteri ini akibat pengaruh estrogen. Makanya, sangat jarang ditemukan pada anak-anak usia pubertas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia ini, kan, belum ada rangsangan estrogennya. Sementara pada wanita menopause, mioma biasanya mengecil, karena estrogen sudah berkurang." Penyebab kista dan endometriosis pun belum diketahui persis, "Belum ketahuan, misalnya apakah kista disebabkan oleh kelenjar yang tersumbat sehingga membesar," kata Sugi. Sementara salah satu penyebab endometriosis diduga adalah adanya Muntahan sel-sel endometriosis keluar rongga rahim saat haid. "Nah, sel-sel edometriosis ini kemudian menempel di luar rongga rahim. Ada juga yang menyebut endometriosis mengikuti aliran darah atau ikut aliran kelenjar limfa, sehingga bisa saja terjadi endometriosis di paru, mata, dan sebagainya. Ada lagi yang mengatakan endometriosis disebabkan oleh pencemaran lingkungan dan pola hidup tak sehat. Jadi, masih belum pasti sebabnya." Diagnosis pasti endometriosis biasanya diperoleh lewat pemeriksaan laparoskopi. Endometriosis bisa sedang bisa berat, tergantung jumlah, lokasi, dan gejalanya. Kalau berat, bisa muncul nyeri perut, bahkan sampai menyebabkan infertilitas (kemandulan)." OBATNYA: HAMIL Ketiga gangguan ini tentu bisa berdampak buruk, tergantung lokasi, ukuran, dan gejala yang ditimbulkan. Misalnya mioma. "Kalau tidak menimbulkan gejala, meski ukurannya besar, ya, enggak ada dampaknya. Endometriosis, meski sedikit, tapi kalau menyebabkan nyeri hebat setiap kali mens, tentu bisa mengganggu. Kista berukuran di atas 4 cm, misalnya, cenderung terpuntir. Jika terpuntir,ia akan kekurangan oksigen dan makanan, sehingga timbul nyeri yang sangat. Ini harus dioperasi," jelas Sugi. Untuk mengatasinya, upaya yang dilakukan sekarang lebih ke pencegahan. "Hidup sehat, pola makan dan pola hidup yang baik, lakukan check-up medis minimal setahun sekali untuk ibu-ibu atau wanita yang sudah pernah berhubungan seks. Dengan pemeriksaan teratur, gejala awal bisa terdeteksi lebih dini," ujar Sugi. Pada waktu melakukan pap smear, sebaiknya sekalian dilakukan Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat rahim dan indung telur. "Kalau tidak ada fasilitas USG, bisa dilakukan pemeriksaan dalam. Dilihat rahimnya bagaimana, besarnya normal apa enggak, bentuknya konsisten apa enggak, indung telur kanan dan kiri bagaimana, dan sebagainya. Kalau teraba ada massa, harus hati-hati." > Pengobatan endometriosis sendiri bisa dengan obat minum, suntik, atau operasi. "Kalau endometriosis ringan, begitu hamil, biasanya endometriosisnya malah sembuh, karena endometriosis, kan, dikeluarkan selama haid. Selama tidak haid, ia biasanya mati/tidur," ujar Sugi seraya meneruskan, "Jadi, sebetulnya obatnya adalah hamil." Oleh karena itu, pengobatan endometriosis biasanya dengan pengobatan pseudo-pregnancy atau pseudo menopause. "Dibuat seperti menopause atau hamil, sehingga endometriosisnya tidak tumbuh." > WASPADAI KANKER OVARIUM! Hati-hati, selain kista, ada pula gangguan yang mirip kista, yakni Kanker ovarium. "Waspada bila terdapat massa di dalam perut berbentuk Seperti kista, dan dari pemeriksaan USG terlihat berpupil-pupil, pola Pembuluh darahnya tersebar tidak beraturan. Biasanya diperiksa dengan tumor marker. > Kalau hasilnya tinggi, berarti bukan kista biasa. Kemungkinan besar kista > endometriosis atau keganasan (kanker)," kata Sugi. > > Kanker ovarium merupakan silent kiler. "Diam-diam tanpa gejala, tapi > mematikan. Berbeda dengan kanker leher rahim yang memiliki gejala seperti > perdarahan, kanker ovarium tidak. Tidak ada gejala apa-apa, tahu-tahu sudah > menyebar kesana kemari. Sulit diobati. Oleh sebab itu, pencegahan dininya > adalah melakukan pemeriksaan teratur." > > KAPAN DIANGKAT? > Salah satu terapi mioma dan kista adalah dengan pengangkatan (operasi). > Kapan mioma harus diangkat? > 1. Bila ukurannya lebih besar dari ukuran kehamilan usia 12 minggu. > 2. Bila mengganggu keadaan umum, misalnya perdarahannya banyak sampai perlu > transfusi. > 3. Bila pembesarannya cepat. Misalnya 3 bulan lalu masih 2 cm, sekarang > sudah 6 Cm. > > Kapan kista harus diangkat? > * Bila besarnya lebih dari 4 cm, karena di atas 4 cm, risiko untuk terpuntir > besar. Besar kista di atas 4 cm bukan kista folikel. Kista folikel adalah > kista yang pecah setiap menjelang masa subur. "Kalau besarnya di atas 4 cm, > biasanya kista fungsional. Pada saat haid, biasanya tidak ada folikel. > Begitu saat haid ada massa, berarti kista ungsional.Untuk meyakinkannya, > dilakukan USG saat haid," terang Sugi. > > NYERI HEBAT SAAT HAID > Bagaimana, sih, mengenali gejala endometriosis, kista, atau mioma? Berikut > beberapa gejala yang hampir sama dan harus diwaspadai: > 1. Nyeri haid hebat dan terus menerus. > 2. Pembesaran di perut. Kadang-kadang, kalau masih kecil, belum teraba. > Tapi, semakin besar, akan makin teraba seperti ada benjolan. > 3. Muncul gejala-gejala penekanan akibat pembesaran kista/mioma. Misalnya, > ke depan menekan kandung kencing, ke belakang ke rektum. Akibatnya, muncul > gangguan buang air besar dan buang air kecil. > 4. Pada mioma uteri, jika ukurannya besar, bisa menekan organ-organ > sekitarnya. > 5. Jika kista bertangkai, bisa muncul nyeri perut tiba-tiba, bahkan > muntah-muntah akibat tangkai kista yang terpuntir. > 6. Bisa juga membuat luas permukaan endometrium menjadi lebih tebal, > sehingga haid jadi lebih banyak. "Ini karena kontraksi rahim berkurang atau > terganggu, sehingga perdarahan saat mens lebih banyak," terang Sugi. ----- Original Message ----- From: "iKa Nurlistiyo" <[EMAIL PROTECTED]> To: "BALITA-ANDA" <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Saturday, March 11, 2006 11:52 AM Subject: [balita-anda] Need Info soal Kista Dears, ada yg punya artikel or pengalaman mengenai kista gak?? tolong di share ke saya ya..boleh??? saya punya temen co,dia lagi deketin ce.kebetulan si ce ini kmrn baru dioperasi,kistanya di rahim diangkat. temen saya nanya,kalo dah diangkat gitu,bisa punya anak gak?? mohon bantuannya ya... makasih... . ###################################### CNI Mendapatkan Predikat Superbrands Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan ###################################### . ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]