Setuju banget mbak, mudah2an kita semua bisa berbuat lebih baik lagi untuk anak cucu kita. Kalau menurut saya pribadi, biarlah hal2 negatif dijaman bapaknya tidak terulang di anak2nya nanti. Saya rasa kalimat " Janganlah mentuhankan seni ", kalimat yang sangat bijak, karena masih banyak seni yang lebih indah dan mendidik untuk dinikmati.
Regards, Wirza Arifianto Papanya Naufal Yang belum baca draft RUU pornografi, karena udah punya petunjuk sendiri berupa kitab suci yang dijamin lebih afdol. -----Original Message----- From: tprahayu [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 15, 2006 11:15 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] penutup: RUU APP Menyangkut masalah RUU APP ini...sebaiknya kita nggak boleh berburuk sangka dulu dengan Rhoma ( belum tentukan dia iri ke Inul karena jatahnya diambil ) karena aku yakin dia pasti ngerti tiap orang udah ada rejekinya masing-masing. Dan penggemarnya tetap banyak kalo aku liat.Maaf terus terang aku bukan penggemar mereka berdua sih... Akan tetapi kita liat aja maksud baiknya Rhoma yang ingin supaya teman-teman seniman yang lain tetap berseni tanpa harus melangar norma agama karena kita hidup didunia kalo nggak untuk kepentingan akhirat trus apalagi..seperti yang dikatakan Ineke Kusherawati kemarin " Janganlah mentuhankan seni ". Makanya kita hidup di dunia segala aturannya nggak bisa terlepas dari aturan agama ( itu kalo mau selamat ). Dan lagi sebenarnya dari dulu para seniman-seniman itu udah berkoar-koar di DPR ( waktu itu aku dan teman-teman mengadakan Forum Cinta Ilmu untuk membahas pornografi dengan memanggil sederatan artis seperti Astri Ivo, Ozzi Saputra, dan pelawak yang kental dg logat Tegalnya ( aku lupa namanya ) ). Tetapi sama DPR nggak digubris. Menurutku tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki sesuatu kalo kita pribadi ingin membersihkannya. Jangan ribut kenapa nggak dari dulu...kenapa ini..kenapa itu...kalo seperti itu nggak ada habisnya. Mulailah dari kita pribadi kalo mau anak-anak kita selamat dukung RUU APP terlepas itu udah terlambat atau apa. Yakin kok dengan RUU itu nggak akan memasung kreativitas peseni-peseni kita...malah mereka ditantang untuk berseni dengan seni yang indah,mendidik dan nggak vulgar. Contoh : Garin Nugroho. Trims for All ----- Original Message ----- From: "Mulyadi " <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Tuesday, March 14, 2006 6:48 PM Subject: RE: [balita-anda] penutup: RUU APP Welehhhh...Itu baru Kata Penutup udah panjang gitu yah, belum lagi Daftar Isi, Daftar Pustaka, Pendahuluan, Bab Satu, Bab Dua, Bab Tiga....hehehhe..jadi kaya Skripsi. ***tuing*** kabuuur... -----Original Message----- From: Noni Mira Timotius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 14, 2006 6:08 PM To: balita-anda Subject: [balita-anda] penutup: RUU APP hmmm... Dari jalum dan japri yang saya terima, rasanya sebagian besar keliru memahami postingan2 yang saya kirim... Sekali lagi, saya tidak pernah bilang kalo saya tidak kuatir dengan kondisi bangsa ini. Saya juga gak mau kalo kelak anak saya ikutan nonton VCD porno sebelum dia betul2 memahami apa yang dia tonton itu. Saya pribadi juga berusaha sekuat tenaga lewat doa dan upaya supaya anak saya tidak mendapat akses kepada hal-hal tersebut (vcd porno, majalah porno, rokok, narkoba, dlsb). Pun saya gerah ngeliat remaja sekarang yang pacarannya gak kenal tempat. Tapiiiii.... yang saya tentang dari RUU APP ini adalah CARA orang-orang tersebut menyusunnya. 1. Sebelum inul ngebor, apa ada yang ribut2 soal RUU APP? Buktikan kalau memang ada, dan saya akan menarik kembali ucapan saya yang mengatakan bahwa RUU ini muncul gara2 nafkah roma diserobot separo oleh inul. 2. Kalau kita tidak mau anak kita mendapat kemudahan dalam membeli vcd porno, kenapa pemerintah tidak dengan sungguh-sungguh memberantas produsen, pemain film, serta penjual vcd porno tersebut? Sama halnya dengan narkoba, majalah porno, dlsb. Kenapa justru muncul RUU ini yang kelak malah akan memberangus para pelaku seni di negeri ini (bayangkan berapa banyak buku bermutu yang akan dibredel, berapa banyak tarian yang akan masuk museum dan tidak pernah dipertontonkan kembali di area publik, berapa banyak film bermutu yang tidak bisa lagi kita tonton akibat terganjal RUU ini, berapa banyak perancang busana yang gulung tikar). Jawabannya adalah karena pemerintah takut kehilangan penghasilan dari hasil korupsi di bidang ini. Di luar negeri sana, pemerintahnya membatasi peredaran rokok, minuman keras, vcd porno, majalah porno, juga senjata. Tidak ada penjual resmi yang menjual rokok dan minuman keras kepada anak di bawah 18 tahun. Majalah porno dijual dengan harga sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh kocek anak2. Bagaimana dengan di Indonesia? Rokok diperoleh mudah dimana-mana hanya dengan uang logam 500perak, koran "lampu merah" harganya cuma 1000perak, vcd porno juga cuma 3000perak. Hal-hal inilah yang harusnya jadi perhatian pemerintah. Kalau tidak suka dengan kehadiran playboy, kenapa tidak ada UU yang membatasi media massa? Kenapa selama ini majalah porno dibiarkan terbit, majalah FHM anteng-anteng aja, blum lagi iklan2 partyline di Poskota. Itulah yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Dan seharusnya itu sudah dilakukan sejak dulu, jauh sebelum tabloid "lipstik" beredar, jauh sebelum inul ngebor, lama sebelum vcd "bandung lautan api" marak, bahkan sejak sebelum film "inem pelayan seksi" atau "gadis marathon" diputar. Gak usah nunggu ada orang kebakaran jenggot, baru reaktif... proaktif dooonggg... Tapi ya itupun kalo pemerintah dan dpr emang serius mikirin bangsa, bukan cuma mikirin minta naik gaji doang. 3. Contoh konkrit yang terjadi di tanggerang sekarang: sejak diberlakukan perda yang melarang orang berkeliaran di malam hari dan ditangkapnya beberapa orang dengan tuduhan menjalani profesi PSK, banyak buruh wanita yang menolak shift malam. Apa perda ini tidak salah kaprah? Apa dengan berlakunya perda ini bisa dijamin bahwa tingkat pemerkosaan bisa menurun? Plis kasih bukti statistik. Karena implikasi langsung yang terjadi adalah para buruh wanita itu justru kehilangan sebagian nafkah mereka dan itu brarti menurun lagi kualitas hidup mereka. 4. Plis juga, gak usah bawa2 agama untuk hal ini. Masalah moral bukan cuma urusan agama tertentu aja kok. Semua agama yang diakui di Indonesia menginginkan umatnya bermoral bersih. Jadi urusan RUU ini sama sekali gak ada sangkut pautnya dengan salah satu agama. Agama yang saya anut pun menuntut saya untuk suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan (sama kayak dasadarma pramuka). 5. Kalo memang mau ada UU yang bertujuan membentengi generasi muda Indonesia, yah silakan aja. Saya juga dukung kok. Tapi ya, UU itu hendaknya ditujukan untuk kepentingan bangsa, bukan untuk segelintir golongan. Juga bukan dengan cara membatasi ruang gerak golongan lain. Karena kalo itu yang dilakukan, berarti moral penyusun UU itu sama rusaknya dengan orang-orang yang mereka berangus. 6. Kalo mau tempat-tempat hiburan malam itu ditutup semua, silakan juga. Yang perlu dilakukan adalah menangkapi para pembeking tempat2 itu yang tiap malam mulutnya disumpal segepok rupiah. Saya yakin anda semua tahu, bahwa para beking ini tak lain dan tak bukan adalah aparat pemerintah yang moralnya justru lebih rusak daripada para pengunjung tempat hiburan itu sendiri. 7. Bayangkan terpuruknya lagi dunia olahraga di Indonesia, terutama cabang renang, bulutangkis, tenis, atletik, anggar, atau voli karena bajunya seronok, ketat, menonjolkan bagian dada, paha, pinggul, betis. Mungkin yang bisa maju cuma cabang catur. Itu akibat diberlakukannya UU APP ini yang melarang orang menampilkan bagian tubuh yang dianggap sensual. Dan yang membuat bingung adalah, tiap orang memiliki anggapan berbeda dan subjektif tentang makna sensual. 8. Rakyat miskin yang bajunya bolong2 itu mungkin tambah kesian juga karena mereka gak punya uang buat beli baju yang gak bolong. Kalo mereka gak beli baju yang gak bolong, bisa masuk penjara akibat melanggar UU APP. Duh! Pemikiran ini berlebihan gak sih? Ato memang aplikatif-realistis? 9. :.....: Udah kepanjangan lagi ah, padahal niatnya semula cuma mau menyudahi saja keterlibatan saya di topik ini. Makasih ya buat yang sudah respons baik jalum maupun japri. Saya gak bermaksud cari musuh kok, cuma membagikan apa yang saya pikirkan tentang RUU ini, supaya niat baik dari RUU ini memang diaplikasikan dengan baik dan bermanfaat bagi bangsa, bukan cuma bagi segelintir golongan dan dimuati banyak kepentingan politik. Yuk, balik BA lagi yuk... thanks ya Pak Rahman (maap loh sering nyusahin sama postingan2 yang gak nyambung ke balita... jangan marah ya) -noni- ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]