On Behalf Of Stella Martini Sent: Monday, April 03, 2006 4:25 PM To: dunia ibu; berbadu; intim Subject: minta tolong : koperku hilang
Teman-teman, aku gak tau ya cara ini efektif atau engga, tapi aku akan menempuh segala cara. Pada hari Sabtu, 1 April 2006 kemarin, bersama keluargaku aku terbangmenggunakan jasa Air Asia dari Batam ke Jakarta. Nomor penerbanganku :QZ 7557. Pesawat harusnya berangkat pukul 17.05 tapi mundur kurang lebih 30 menit dari jadwal. Perjalanan berlangsung lancar, pendaratan juga sangat mulus. Acung jempol deh buat pilotnya. Masalah terjadi ketika kami hendak mengambil bagasi-bagasi kami. Salahsatu koper kami tidak ada ! Gak pernah terbayang sebelumnya kejadianburuk ini bisa menimpa kami. Seluruh bagasi kami berjumlah 4 buah koper, yang kami dapatkan kembali hanya 3 koper. Koper yang paling besar, sampai sekarang tidak jelas ada di mana. Selain kejadian kehilangan koper kami, ada kejadian lain. Sebuah koperukuran kabin (sangat jauh berbeda dengan ukuran koper kami yang hilang)tertinggal di ban berjalan, tidak ada yang mengambil. Oleh petugas AirAsia di bandara Sukarno Hatta dilacak dan diketahui adalah milik IbuCynthia (maaf mungkin salah tulis). Menggunakan data yang mereka miliki,dua orang petugas dari AA (salah satu bernama Dwi) langsung menghubungibeliau. Sayang handphone beliau rupanya tidak aktif saat itu. Petugas AAlangsung berpikiran telah terjadi salah pengambilan koper (tertukar dengan milik kami). Setelah menunggu, akhirnya kami sepakat untuk menyerahkan urusan inikepada pihak AA. Kami pun menandatangani berita acara kehilangan koper.Saat itu kami masih yakin sekali koper kami tertukar dengan milik IbuCynthia tersebut. Lemas rasanya ketika esok sorenya (Minggu, 2 April 2006) petugas AA yang kemarin membantu kami juga, Pak Dwi mengabarkan bahwa keberadaan koper kami masih belum jelas. Ibu Cynthia sudah berhasil dihubungi.Ternyata beliau pergi berombongan bersama dua orang temannya : Ibu Fransisca dan Ibu Sekar Puri. Namun sampai 3x petugas AA mengkonfirmasi mereka, mereka menyatakan tidak kehilangan/ketinggalan koper dan semua koper ditangan mereka adalah milik mereka. Mereka juga tidak bersedia datang ke bandara untuk mengecek koper yang tertinggal itu. (demikian pernyataan pak Dwi, Minggu sore itu). Aku tidak bisa menyalahkan mereka,kalau aku yakin aku tidak ketinggalan apa-apa tentu malas ya harus kembali ke bandara yang jauh sekali itu, hanya untuk memastikan sebuah barang tak bertuan. Dan sampai email ini aku ketik (Senin, 3 April 2006 pukul 16.00 wib) belum ada kabar apapun tentang keberadaan koper kami. Pak Irwan yang barusan mengangkat teleponku berjanji akan memberi tahu pak Dwi untuk menghubungiku lagi untuk follow up. Sungguh berat rasanya menerima kenyataan koper itu hilang. Pertama itu koper milik temanku, bukan punyaku. Kedua banyak barang di dalamnya yang tidak berarti buat orang lain, tapi sangat berarti buat kami. Ada baju2x kesayangan anak-anak, ada barang2x kecil kenang2xan anak2x (misalnya gunting kuku anak2xku sejak bayi) dan yang paling penting, bantal mickey kesayangan bungsuku. Ada juga kosmetikku dalam pouch, ada sedikit belanjaan oleh-oleh.Sungguh rasanya barang-barang itu tidak berarti banyak buat orang lain, nilai rupiahnya pun tidak seberapa. Tapi kami sungguh berharap barang-barang itu bisa kembali, oleh-oleh yang tidak mahal itu adalah kenang-kenangan bagi kami. Tolong sebarluaskan emailku ini, aku tidak tau gunanya apa. Aku hanyamerasa harus berbuat sesuatu, aku hanya merasa harus berusaha sekuattenaga untuk memperoleh koperku kembali. Terima kasih banyak untuk para petugas Air Asia yang sudah banyakmembantu. Kami cukup puas dengan pelayanan mereka, baik selamapenerbangan dari Jakarta - Kuala Lumpur dan dari Batam ke Jakarta. Inipengalaman pertama kami dengan Air Asia, kejadian koper hilang ini tidakakan membuat kami kapok. Jauh di lubuk hati kami percaya kejadian inipuntidak dikehendaki mereka. Email ini juga bukan untuk menuduh Ibu Cynthia atau teman2xnya. Email ini aku buat apa adanya, tanpa menambah dan mengurangi hal-hal yang esensial.Kami tidak punya pretensi apa-apa kepada siapa-siapa. Walapun tidak mengerti, semoga email ini bisa mengembalikan koper kami. Oh ya koper itu koper kuno bukan tipe masa kini. Mereknya POLO CLUB, warna biru tua, ada gembok kuning kecil mengikat dua kepala retslitingnya. Ada tanda pengenal yaitu kartu nama PT Mirah Bekasi Jayautama lengkap dengan nomor teleponnya. Barangkali saja ada yang membaca email ini dan mengetahui keberadaankoperku, mungkin ada yang mengambilnya tanpa sengaja, tolong hubungi akudi 0811807430 atau PT Mirah Bekasi Jayautama (perusahaan milik temanku si empunya koper). Kepada pihak Air Asia, tolong teruslah berusaha melacak keberadaan koper kami. Barangkali memang ada penumpang yang salah ambil tapi tidak sadar, barangkali malah terbawa ke tujuan lain. Buat semua yang mau membantu aku menyebarluaskan email ini, terima kasih banyak banyak banyak banyak...... yang lagi sedih dan bingung, Stella ========================== utk yg ingin Japri, email Ibu Stella ada di milis Berbadan-Dua. thanks