Rabu, 12 April 2006

Siswa Tewas Tertinggal dalam Minibus Sekolah 




BUKIT BERUNTUNG -- Seorang anak perempuan berusia enam tahun meninggal dunia 
Senin (10/4) malam setelah empat hari koma. Sebelumnya, korban terperangkap 
dalam sebuah minibus hampir empat jam di tempat parkir sebuah sekolah agama di 
Taman Bukit Sentosa.

Korban yang bernama Sharifah Fatin Syahirah Syed Ahmad Najmi, menaiki minibus 
tersebut untuk ke Tadika (taman kanak-kanak) Taman Bukit Sentosa 1 sekitar 
pukul 7.45 waktu setempat pada Rabu (5/4) lalu. Menurut seorang sumber dia 
tertidur tanpa diketahui oleh sopir minibus tersebut, yang meninggalkan 
kendaraannya setelah menurunkan tujuh murid lain. Korban, yang ditemui pada jam 
11.30 pagi dalam keadaan tidak berdaya dan mulut berbuih. Siswi ini langsung 
dilarikan ke klinik swasta di Bukit Sentosa sebelum dirujuk ke Rumah sakit 
Kuala Kubu Bharu. 

Sharifah Fatin Syahirah kemudian dipindahkan ke RS Selayang pada sore harinya 
tetapi dinyatakan meninggal dunia jam 10 malam kemarin. Karena kejadian 
tersebut, polisi Kuala Kubu Bharu segera memeriksa sopir minibus tersebut yaitu 
Azahar Sahan, 39 tahun, untuk membantu penyelidikan. 

Jenazah Sharifah Fatin Syahirah dikebumikan di Tanah Makam Islam Bukit 
Beruntung, kemarin sore. Azahar, yang ditemui di rumahnya di Jalan Bunga Kertas 
menyatakan bahwa dia tidak mengetahui kalau korban tidak turun dari minibus itu 
bersama tujuh murid lain. ''Saya tergesa-gesa karena saya harus menghadiri 
persidangan di Mahkamah Kuala Kubu Bharu jam 9 pagi dalam kasus undang-undang 
Departemen Angkutan Jalan (JPJ) karena membawa penumpang tanpa izin yang sah 
pada 2003.''

Syahirah, jelasnya, seharusnya turun dari minibus pada jam 8 pagi di taman 
kanak-kanak tersebut, tetapi korban diyakini tertidur. ''Mungkin karena 
kelelahan,'' katanya. Dia hanya mengetahui kejadian tersebut setelah dihubungi 
isterinya, yang juga pengelola tadika Islam, Umol Kalsom Mohd Isa, 39 tahun. 
Azhar berkata, minibus tersebut ditinggalkan di Sekolah Agama An-Najah, Bukit 
Sentosa dan adiknya, Amir Ridzuan Abdullah, 27 tahun, diminta untuk 
menggantikannya membawa pulang murid sekolah tersebut. Menurutnya, beberapa 
murid yang menaiki minibus itu menemui korban dalam keadaan tidak berdaya. 
''Saya dan isteri turut bersama keluarga korban di RS Selayang dan membaca 
surat Yasin tiga kali ketika korban sedang merenggang nyawa,'' katanya 
menyesali kejadian yang baru pertama terjadi semenjak dia membawa murid sekolah 
dan taman kanak-kanak sejak delapan tahun lalu. Azahar berkata, dia rela 
dipenjara dan menerima hukuman yang setimpal apabila memang seperti itu takdir 
Tuhan. 

(osman lisut dan mohd fuzi lateh ) 
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=243337&kat_id=411

Kirim email ke