Mbak Mustika W. Sampaikan Duka Cita ya buat Sepupunya. Sedikit Sharing buat mbak Mustika, Putra saya yang pertama juga wafat usia +/- 7 bulan dan didiagnosa miningitis oleh dokter rumah sakit setelah dilakukan pengambilan cairan sumsum tulang belakang (test ini sangat akurat untuk mengetahui penyakit tsb).... Kebanyang sakitnya kayak apa saat diambil cairan tsb, tapi demi manfaat untuk pengobatan yang tepat (kata dokter -red) saya izinkan.
Yang jelas gejala awalnya panas tinggi turun naik seperti Flu biasa walaupun sudah diberikan obat dari Dr. nya tapi demamnya tidak kunjung reda. Jadi saya sarankan jika anak kita demam tinggi lebih dari 72 jam segera bawa ke dokter/rumah sakit apalagi disertai leher yang kaku (ciri-ciri meningitis) jangan ditunda lagi bawa ke dokter walaupun demamnya kurang dari 72 jam. Penyebab meningitis adalah bakteri (bukan virus) yang bersarang di tenggorokan atau telinga bagian tengah (terjadi peradanagan) dan finaly bakteri tsb ikut aliran darah masuk ke jaringan selaput otak. Jika sudah demikian kemungkinan besar pasien yang terserang akan cacat (entah itu cacat mental/cacat fisik) tergantung seberapa besar kerusakan di selaput otaknya. 80% pasien yang terserang meningitis kebanyakan meninggal dunia sisanya selamat tapi akan cacat permanen dan 01% hidup tanpa ada cacat (walaupun kemampuannya akan berkurang). Miningitis menyerang balita bukan karena ibunya tidak minum susu hamil/menyusui, bukan karena nanaknya tidak minim vitamin tapi karena daya tahan tubuh anak yang lemah, lingkungan yang kotor, gizi yang kurang memadai itu antara lain lho mbak. Karena istri saya rajin minum susu hamil/menyusi - putra saya rajin saya berikan vitamin, gizi putra saya cukup. Jadi kemungkinan ya itu ... Daya tahan (antibody) putra saya yang lemah. (ini secara medis lho mbak & bukannya saya mengesampingkan faktor religius-kehendak Illahi). Prosesnya memang sangat cepat mbak dari mulai panas, leher kaku kemudian terjadi kejang trus makin drop dan akhirnya meninggal setalah sempat dirawat 3 hari (waktunya kurang lebih satu minggu). Jadi panjang lebar nih ceritanya. Mbak Mustika ... Dibawah ada beberapa artikal mengenai Meningitis dan imunisasi HIB (untuk pencegahan Meningitis) semoga bermanfa'at. Rgds, Tono artikel ttg Hib, semoga bermanfaat. HIb kepanjangan dari Haemophyllus influenzae type B. Kuman ini bukan suatu virus, tetapi merupakan bakteri. Bakteri Hib adalah kuman normal yang hidup disaluran pernafasan manusia. Sebagian besar orang yang mengalami infeksi tidak harus menjadi sakit, tetapi ia tetap bisa menjadi pembawa kuman, karena Hib akan menetap ditenggorokan orang yang terinfeksi. Bakteri Hib termasuk bakteri yang ganas dan merupakan salah satu penyebab tersering kesakitan dan kematian pada bayi dan anak berumur kurang 5 tahun. 400.000-700.000 anak pertahun meninggal karena penyakit yang disebabkan bakteri Hib. Dengan resiko tertinggi pada bayi usia 4 - 12 bulan. Penularan dapat terjadi melalui droplet / percikan air liur orang yang sakit. Mengapa Haemophyllus Influenzae type b dapat menjadi berbahaya bagi anak-anak? Bakteri Hib ini bukan penyebab penyakit influenza atau flu, tetapi merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit: - Meningitis/radang selaput otak. Di Indonesia, bakteri Hib ditemukan sebanyak 33% diantara kasus meningitis. Dan 38% penyebab meningitis pada bayi dan anak berumur kurang dari 5 tahun. Meningitis sangat berbahaya sehingga dapat menimbulkan kerusakan otak yang menetap. Gejala-gejala meningitis berupa demam, kaku daerahleher bagian belakang, penurunan kesadaran, kejang. Resiki kematian akibat meningitis sangat besar. - Pneumonia/radang paru-paru. Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah batuk-batuk, demam tinggi sesak napas, nyeri dada. - Penyakit lain yang dapat terjadi adalah epiglotitis/infeksi pada katup salruan pernafasan atas, artritis/radang sendi, selulitis/infeksi pada kulit, perikarditis/infeksi selaput pembungkus jantung, osteomielitis/infeksi pada jaringan tulang. Pencegahannya Pencegahan paling efektif dalah melalui vaksinasi. Di Indonesia, vaksin konjugasi yang beredar adalah vaksin konjugasi dengan toksoid tetanus yang disebut sebgai PRP-T,d an vaksin konjugasi dengan membran protein luar dari Neisseria meningitidis yang disebut PRP-OMP. Ternyata vaksin ini sangat efektif danaman, serta dapat diberikan untuk anak diatas 2 bulan. jadwal pemberian vaksin adalah: - Pada bulan ke2, 4 dan ke 6 untuk bayi dibawah 1 tahun. - Pada anak usia diatas 1 tahun, dapat diberikan satu atau dua kali pemberian dengan interval 1 bulan sumber: Klinik Anakku - Vaksinasi Hib *************** WHAT IS MENINGITIS? Meningitis is an infection of the fluid of a person's spinal cord and the fluid that surrounds the brain. People sometimes refer to it as spinal meningitis. Meningitis is usually caused by a viral or bacterial infection. Knowing whether meningitis is caused by a virus or bacterium is important because the severity of illness and the treatment differ. Viral meningitis is generally less severe and resolves without specific treatment, while bacterial meningitis can be quite severe and may result in brain damage, hearing loss, or learning disability. For bacterial meningitis, it is also important to know which type of bacteria is causing the meningitis because antibiotics can prevent some types from spreading and infecting other people. Before the 1990s, Haemophilus influenzae type b (Hib) was the leading cause of bacterial meningitis, but new vaccines being given to all children as part of their routine immunizations have reduced the occurrence of invasive disease due to H. influenzae. Today, Streptococcus pneumoniae and Neisseria meningitidis are the leading causes of bacterial meningitis. WHAT ARE THE SIGNS AND SYMPTOMS OF MENINGITIS? High fever, headache, and stiff neck are common symptoms of meningitis in anyone over the age of 2 years. These symptoms can develop over several hours, or they may take 1 to 2 days. Other symptoms may include nausea, vomiting, discomfort looking into bright lights, confusion, and sleepiness. In newborns and small infants, the classic symptoms of fever, headache, and neck stiffness may be absent or difficult to detect, and the infant may only appear slow or inactive, or be irritable, have vomiting, or be feeding poorly. As the disease progresses, patients of any age may have seizures. HOW IS MENINGITIS DIAGNOSED? Early diagnosis and treatment are very important. If symptoms occur, the patient should see a doctor immediately. The diagnosis is usually made by growing bacteria from a sample of spinal fluid. The spinal fluid is obtained by performing a spinal tap, in which a needle is inserted into an area in the lower back where fluid in the spinal canal is readily accessible. Identification of the type of bacteria responsible is important for selection of correct antibiotics. CAN MENINGITIS BE TREATED? Bacterial meningitis can be treated with a number of effective antibiotics. It is important, however, that treatment be started early in the course of the disease. Appropriate antibiotic treatment of most common types of bacterial meningitis should reduce the risk of dying from meningitis to below 15%, although the risk is higher among the elderly. IS MENINGITIS CONTAGIOUS? Yes, some forms are bacterial meningitis are contagious. The bacteria are spread through the exchange of respiratory and throat secretions (i.e., coughing, kissing). Fortunately, none of the bacteria that cause meningitis are as contagious as things like the common cold or the flu, and they are not spread by casual contact or by simply breathing the air where a person with meningitis has been. However, sometimes the bacteria that cause meningitis have spread to other people who have had close or prolonged contact with a patient with meningitis caused by Neisseria meningitidis (also called meningococcal meningitis) or Hib. People in the same household or day-care center, or anyone with direct contact with a patient's oral secretions (such as a boyfriend or girlfriend) would be considered at increased risk of acquiring the infection. People who qualify as close contacts of a person with meningitis caused by N. meningitidis should receive antibiotics to prevent them from getting the disease. Antibiotics for contacts of a person with Hib meningitis disease are no longer recommended if all contacts 4 years of age or younger are fully vaccinated against Hib disease (see below). ARE THERE VACCINES AGAINST MENINGITIS? Yes, there are vaccines against Hib and against some strains of N. meningitidis and many types of Streptococcus pneumoniae. The vaccines against Hib are very safe and highly effective. There is also a vaccine that protects against four strains of N. meningitidis, but it is not routinely used in the United States and is not effective in children under 18 months of age. The vaccine against N. meningitidis is sometimes used to control outbreaks of some types of meningococcal meningitis in the United States. Meningitis cases should be reported to state or local health departments to assure follow-up of close contacts and recognize outbreaks. Although large epidemics of meningococcal meningitis do not occur in the United States, some countries experience large, periodic epidemics. Overseas travelers should check to see if meningococcal vaccine is recommended for their destination. Travelers should receive the vaccine at least 1 week before departure, if possible. Information on areas for which meningococcal vaccine is recommended can be obtained by calling the Centers for Disease Control and Prevention at (404)-332-4565. A vaccine to prevent meningitis due to S. pneumoniae (also called pneumococcal meningitis) can also prevent other forms of infection due to S. pneumoniae. The pneumococcal vaccine is not effective in children under 2 years of age but is recommended for all persons over 65 years of age and younger persons with certain chronic medical problems. Source: Information in this handout taken from the CDC (McKinley University) http://www.anakku.net/tips/hib.html Pentingnya Vaksinasi Hib dalam pencegahan Meningitis Anak adalah kebanggaan setiap orang tua, sehingga orang tua akan berusaha agar anaknya dapat tumbuh cerdas dan sehat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh para orang tua untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Salah satu yang penting ialah dengan melakukan imunisasi Hib. Apa itu Hib ? Hib merupakan kepanjangan dari Haemophyllus influenzae tipe b. Kuman ini bukan suatu virus, tetapi merupakan bakteri. Bakteri Hib adalah bakteri normal yang hidup di saluran pernafasan manusia. Sebagian besar orang yang mengalami infeksi tidak harus menjadi sakit, tetapi ia tetap bisa menjadi pembawa kuman, karena Hib akan menetap di tenggorokan orang yang terinfeksi. Bakteri Hib termasuk bakteri yang ganas dan merupakan salah satu penyebab tersering kesakitan dan kematian pada bayi dan anak berumur kurang dari 5 tahun. 400.000-700.000 anak per tahun meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri Hib. Dengan resiko tertinggi pada bayi usia 4 s/d 12 bulan. Penularannya dapat terjadi melalui droplet / percikan air liur dari orang yang sakit. Mengapa Haemophyllus influenzae tipe b dapat menjadi berbahaya bagi anak-anak ? Bakteri Hib ini bukan penyebab penyakit influensa atau flu, tetapi merupakan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit: * Meningitis/radang selaput otak. Di Indonesia, bakteri Hib ditemukan sebanyak 33% diantara kasus meningitis. Dan 38% penyebab meningitis pada bayi dan anak berumur kurang dari 5 tahun. Meningitis sangat berbahaya sehingga bisa menimbulkan kerusakan otak yang menetap. Gejala-gejala meningitis berupa demam, kaku daerah leher bagian belakang, penurunan kesadaran, kejang. Resiko kematian akibat meningitis sangat besar. * Pneumonia/radang paru-paru. Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah batuk, demam tinggi, sesak nafas, nyeri dada. * Penyakit lain yang dapat terjadi adalah epiglotitis / infeksi pada katup saluran pernafasan atas, artritis / radang sendi, selulitis / infeksi pada kulit, perikarditis / infeksi selaput pembungkus jantung, osteomielitis / infeksi pada jaringan tulang. Pencegahannya Pencegahan yang paling efektif adalah dengan memberikan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin konjugasi yang beredar adalah vaksin konjugasi dengan toksoid tetanus yang disebut sebagai PRP-T, dan vaksin konjugasi dengan membran protein luar dari Neisseria meningitidis yang disebut sebagai PRP-OMP. Ternyata vaksin konjugasi ini sangat efektif dan aman, serta dapat diberikan untuk anak di atas 2 bulan. Jadwal pemberian vaksin tersebut adalah : * Pada bulan kedua, keempat, dan keenam untuk bayi usia dibawah 1 tahun. * Pada anak usia diatas 1 tahun, dapat diberikan satu atau dua kali pemberian dengan interval satu bulan. *dr.Martin Leman, Scientific Dept, Klinik Anakku -----Original Message----- From: Mustika Wahyuningdyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 13, 2006 2:51 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Mohon pencerahan ttg meningitis Dear moms. Aku mau sharing aja. Kemarin tgl.8 April 2006 anak dari sepupuku yg baru berusia 7 bulan meninggal dunia. Gejala awalnya kata ibunya sih panas, terus kejang, hingga step (cmiiw), terus langsung gak sadar. Masuk rumah sakit jam 2 pagi sudah koma,. Kata dokter dia kena meningitis, kemungkinan sembuh kecil. Waktu aku besuk napas udah satu-satu, kebayang kan bayi sekecil itu penuh dengan selang. Dan yang gak bisa aku lupain, waktu tangan si bayi dipegang ama suamiku, bayi itu langsung meregang nyawanya (apa dikira bapaknya ya.soalnya bapaknya ada di luar kota). Moms, aku langsung lemes ngeliatnya, gak kuat. Prosesnya begitu cepat. Moms, mungkin ada yang punya artikel meningitis, gejala awalnya gimana. Apakah emang dari mulai janinnya udah gak sehat? Soalnya ibunya males minum vitamin yg dikasih dokter dan gak mau minum susu bumil. Mohon pencerahan ya moms. Thanks a lot Regards ~ Ika ~ ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]