Jepang Melarang Vaksin MMR 

Jepang yang merupakan negara maju telah melarang vaksin MMR sejak tahun 1993
setelah 1,8 juta anak mendapat MMR dan terjadi sejumlah meningitis non-viral
dan reaksi buruk lainnya. Hampir 1000 klaim kompensasi sehubungan dengan
akibat buruk dari MMR. Pada tahun 1999, pemerintah mempertimbangkan kembali
pemberian MMR, tetapi diputuskan bahwa LEBIH AMAN UNTUK TETAP MELARANG MMR,
dan tetap melanjutkan penggunaan vaksinasi terpisah antara measles (campak),
mumps (parotitis/ gondongan), dan rubella (campak Jerman), seperti yang
dianjurkan oleh Dr. Wakefield. Pemerintah Jepang menyadari adanya masalah
dengan MMR segera setelah mulai mewajibkan vaksinasi pada April 1989. Suatu
analisis selama tiga bulan menunjukkan bahwa terjadi masalah pada 1 anak
dari setiap 900 injeksi. Dan ini adalah 2.000 KALI LEBIH TINGGI DARI YANG
DIPERKIRAKAN (expected rate) yaitu 1 dari 200.000. Dr. Hiroki Nakatani,
direktur divisi penyakit menular dari Departemen Kesehatan Jepang mengatakan
bahwa pemberian vaksin terpisah menyebabkan biaya dua kalinya dibanding MMR,
*tetapi kami percaya hal ini lebih berharga* (anak lebih berharga dibanding
uang). 
Jakarta, 5 Maret 2001. Dr. Rudy Sutadi, SpA 

Autisme dan vaksin 

8's Medical. Autisme adalah gangguan perkembangan yang berat pada anak, yang
mulai terjadi dalam usia 3 tahun pertama kehidupannya dan berlanjut terus
semasa hidupnya bila tidak dilakukan intervensi. Saat ini masalah autisme
ramai dibicarakan dalam hubungannya dengan pemberian vaksin pada bayi/anak.
Untuk membahas lebih lanjut masalah autisme dan vaksin, pada acara Medical
Hour kali ini, hadir Dr Rudy Sutadi Sp A, Wakil Ketua Yayasan Autisme
Indonesia.
Medical Hour adalah acara talk show di Quick Channel yang tidak hanya bisa
disaksikan di Indovision maupun Kabelvision, melainkan bisa juga disaksikan
melalui internet via life streamingnya, termasuk bisa menyaksikannya dengan
menggunakan 88Direct.

Menurut dokter yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Program
KID-Autis JMC (Klinik Intervensi Dini Autisme Jakarta Medical Center), pada
dasarnya autisme itu bisa di"sembuh"kan. Sembuh dalam tanda kutip maksudnya
dikatakan "sembuh" bila mereka berhasil masuk ke dalam mainstreaming, yaitu
mereka dapat masuk dan mengikuti sekolah biasa/reguler, dapat berkembang dan
hidup mandiri di masyarakat, serta tidak tampak gejala sisa.
Penyandang autisme memiliki gangguan/ masalah pada bidang komunikasi,
interaksi sosial, dan minat yang terbatas serta berulang-ulang. Mungkin juga
terdapat masalah pada bidang sensasi (indera), dan fungsi adaptif. 
Hal-hal tersebut menyebabkan tingkat perkembangan/kemampuan penyandang
autisme semakin lama akan semakin jauh tertinggal dari anak seusianya.
Dalam talk show ini, Dr. Rudy memberi contoh sebagai berikut :

Masalah pada komunikasi, 
misalnya anak tidak bisa bicara, terlambat bicara, bicara hanya mengeluarkan
suara-suara/suku-suku kata yang tidak mempunyai arti (babling/bahasa
"planit"), hanya menarik tangan orang dewasa bila menginginkan sesuatu. Pada
yang mulai bisa bicara, mungkin hanya sekedar mengulangi kata-kata orang
lain (membeo/echoing/echolaly) atau pada usia 18-24 bulan tiba-tiba
bicaranya menghilang (berhenti bicara).

Masalah pada interaksi sosial, misalnya menghindar atau tidak mau bertatap
mata (kontak mata), tidak mau bermain dengan anak sebaya, kurangnya hubungan
sosial dan emosional yang timbal-balik, kurangnya empati (merasa apa yang
dirasakan orang lain).

Masalah pada minat yang terbatas dan berulang-ulang, misalnya minat
berlebihan pada suatu benda, tidak mau dirubah rutinitasnya,
terpukau/terpaku pada bagian-bagian benda, stimulasi diri seperti jalan
berjinjit, berputar-putar, memutar-mutar benda, senang melihat benda
berputar, mengepak-ngepakkan kedua tangan.

Angka kejadian penderita Autisme, menurut dokter Rudy, di Indonesia belum
ada datanya namun dari data luar negeri terungkap bahwa jumlah penyandang
autisme diperkirakan mencapai 15-20 per 10.000 kelahiran. Data terakhir
malah menunjukkan peningkatan, yaitu sekitar 60 per 10.000 kelahiran atau 1
: 250 anak.
Apakah peningkatan ini berhubungan dengan imunisasi yang sering diadakan
seperti MMR, Hepatitis B dan DPT, masih kontroversial. 
Yang penting menurut dokter spesialis anak adalah deteksi dini dari penyakit
ini. Janganlah orang tua terutama para teman sejawat menyepelekan kasus anak
yang kemungkinan menyandang autisme. 
Intervensinya sangat berbeda. 
Intervensi terpilih (intervention of choice) dan diterapkan oleh Dr. Rudy
melalui KID-AUTIS JMC adalah menggunakan prinsip AHA (Applied Behaviour
Analys).
Kelebihan metode intervensi ini adalah pendekatannya yang sistematik,
terstruktur dan terukur, pada penyandang autisme untuk mengatasi ketidak
mampuannya.
Autisme tidak ada hubungannya dengan kecerdasan intelektual. Ada penyandang
autisme yang pinter dan jadi pembicara yang terkenal. Untuk itu dia mesti
melengkapi dengan alat untuk meminimalkan masalah/kekurangannya misalnya
membawa buku yang banyak yang dibaca pada waktu sebelum pidatonya dimulai.
Sama seperti pc Pentium yang salah colok kabel komponennya, Dr. Rudy yang
senang internet menglogikakan penuh canda. Intervensi tidak bisa
menyembuhkan 100% namun bisa mengurangi beban yang harus dipikul baik si
penyandangnya maupun kepada orang tua atau masyarakat sekitarnya.

-----------------------------------------------------------------------

Semoga bermanfaat

Dede Maulana

http://www.bearbookstore.com/members/namura

----------------------------------------------------------
INFO BERHARGA Bagi Pengguna HP, Pengguna Internet
& Yg Hobi Membaca. Ikuti Program TYF BBS dan dapatkan
Passive Income Puluhan Juta Per-Bulan.
Info Detailnya silahkan lihat pada website kami di atas
----------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------
Mau ikutan MLM MQ dari AA Gym? silahkan hubungi
email ini: [EMAIL PROTECTED] dgn Subject: MQnet
------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke