Jakarta-RoL -- Pemerintah Provinsi DKI berharap angka kematian ibu, bayi, dan 
anak per kelahiran di Ibukota dapat ditekan agar harapan hidup ibu dan anak 
menjadi lebih tinggi. 

Sejumlah usaha untuk menekan angka kematian tersebut telah dilakukan melalui 
kerjasama dengan berbagai organisasi di tingkat nasional dan internasional. 
"Optimalisasi usaha menekan angka kematian itu dapat dilakukan dengan asistensi 
dan penelitian lebih mendalam mengenai penyebab kematian," kata Wakil Gubernur 
DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Senin. 

Dijelaskannya, USAID (United States Agency for International Development) telah 
menawarkan bantuan untuk membantu penelitian dan asistensi yang terkait dengan 
usaha penurunan rasio kematian ibu, bayi baru lahir dan anak. "Mereka memiliki 
health service program yang kini akan difokuskan pada kesehatan ibu, bayi baru 
lahir dan anak. Kerjasama itu dilakukan dengan Depkes dan juga pemerintah 
daerah, kebetulan DKI memiliki program kesehatan ibu dan anak melalui puskesmas 
dan posyandu," katanya. 

Dari data yang dimiliki oleh Pemprov DKI pada 2003 rasio kematian ibu dan bayi 
tercatat 20 kematian per 1.000 kelahiran. Kemudian pada 2005 angka tersebut 
dapat ditekan menjadi 18 kematian per 1.000 kelahiran.  "Tetapi hingga saat ini 
angkanya tertahan di posisi itu. Penelitian mendalam memang perlu dilakukan 
untuk mengetahui mengapa rasionya tidak kunjung turun," kata Foke, sapaan akrab 
Fauzi Bowo. 

Pihak Pemprov DKI mengharapkan dalam beberapa tahun yang akan datang rasio 
kematian ibu dan bayi dapat turun menjadi 10 kematian per 1.000 kelahiran 
melalui berbagai program layanan kesehatan di puskesmas dan posyandu dengan 
bantuan dari USAID.Menurut Fauzi Bowo, penilaian oleh pihak USAID untuk 
mengetahui kebutuhan posyandu telah dilakukan di empat kelurahan di Jakarta 
Barat dan dua kelurahan di Jakarta Pusat. 

"Yang telah dilakukan assesment (penilaian-red) antara lain di Kelurahan 
Grogol, Kelurahan Petamburan, Kelurahan Tambora dan Kelurahan Taman Sari," 
katanya. Fauzi menyatakan ia telah meminta pihak USAID untuk memperluas wilayah 
penilaian di lima wilayah DKI Jakarta. 

Wagub juga memberikan masukan kepada tim penilai bahwa salah satu penyebab 
cukup tingginya angka rasio kematian ibu, bayi baru lahir dan anak di DKI 
Jakarta karena sekitar dua persen ibu yang melahirkan masih menggunakan tenaga 
non-medis untuk membantu proses kelahiran. "Ini kita ingin alihkan pada layanan 
kelahiran secara formal sudah ditetapkan standarnya yaitu dibantu oleh bidan 
yang telah mengikuti pelatihan dari Depkes," ujar Fauzi. 

Selain asistensi di bidang layanan kesehatan ibu dan anak, Pemprov DKI juga 
mengharapkan kerjasama dengan USAID ini juga dapat menjadi awal dari kerjasama 
dengan organisasi dan lembaga donor internasional lainnya di berbagai bidang 
terkait kesejahteraan masyarakat. antara/pur

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=247204&kat_id=23

Kirim email ke