JAMES YEE mencintai Tuhan dan Amerika, namun salah satunya
memenjarakannya.
 
Kisah James Yee ini mengungkap bagaimana seorang lulusan
West Point yang patriotik didakwa dengan dakwaan yang amat
serius dan ditahan dalam sel isolasi—semua itu tanpa bukti
apa pun.
 
James Yee dibesarkan di New Jersey dan —seperti ayah dan
kakak-kakaknya— ingin mengabdi pada negaranya. Ia memutuskan
untuk masuk US Army Chaplain Corps (Korps Ulama Angkatan
Darat AS) sebagai salah seorang ulama Muslim pertama.
Kisahnya ini dituturkan dengan amat memikat, menyuguhkan
pandangan orang-dalam tentang kondisi di Teluk Guantanamo,
tempat Yee ditugaskan pada tahun 2003. Tugasnya adalah
melayani kebutuhan spiritual para tahanan di sana, dan
karenanya ia lebih memahami kondisi mereka ketimbang orang
lain. Namun, karena itu ia malah dijuluki ‘Taliban Cina’,
disindir, dicerca, dan difitnah macam-macam. Semua itu tidak
terbukti; seluruh dakwaan terhadapnya dibatalkan.
Sayangnya, karier militer dan reputasinya telah lebih dulu
hancur.
 
Inilah kisah yang mengungkap sisi gelap perang terhadap
terorisme yang berlebihan dan tanpa aturan, yang menebar
bahaya di mana-mana dan mengakibatkan seorang patriot Amerika
sejati diperlakukan layaknya musuh. Bukannya mendapat
penghargaan atas jasa-jasanya, Yee malah dihukum. Reputasi
Amerika sebagai negara hukum yang adil ikut tercoreng bersamanya.
 
James Yee lulus dari West Point pada tahun 1990, mengabdi di
Angkatan Darat AS selama empat belas tahun, termasuk tugas di
Arab Saudi pasca-Perang Teluk I. Setelah memeluk Islam pada
tahun 1991, ia belajar di Damaskus, Suriah selama empat tahun.
Ia telah dua kali menunaikan ibadah haji ke Makkah. Kini ia
tinggal di Olympia, Washington.
 
***
 
"Pelecehan terhadap kitab suci umat Islam kerap terjadi di
Penjara Guantanamo. Polisi militer di penjara sering menggunakan
lembaran Alquran untuk membersihkan lantai. Saya sering menemukan
sobekan lembar Alquran di lantai," tutur Yee.
 
"Mereka tidak peduli pangkat saya kapten, lulusan West Point,
akademimiliter paling bergengsi di Amerika Serikat. Mereka tidak
peduli agama saya melarang telanjang di hadapan orang. Mereka tidak
peduli belum ada dakwaan resmi terhadap saya. Mereka tidak peduli
istri dan anak-anak saya tidak mengetahui keberadaan saya. Mereka
pun jelas tidak peduli kalau saya adalah warga Amerika yang setia
dan, di atas segalanya, tidak bersalah," kata Yee.
 
Istrinya menggenggam pistol di tangan yang satu dan dua butir
peluru di tangan lainnya. “Ajari aku cara menggunakannya,”
bisik wanita itu melalui telepon dari apartemen mereka di
Olympia, Washington. Dari semua hal yang pernah dilalui
James Yee —penahanan, tuduhan spionase, 76 hari dikurung di sel
isolasi— ini adalah yang terburuk.
 
Rasa takut membadai di dadanya saat bicara di telepon dengan
istrinya. Sebagai seorang ulama militer, Yee telah dilatih
untuk mendeteksi dan mencegah tindakan bunuh diri. Yee tahu
bahwa kondisi Huda telah kritis. Istrinya itu telah menemukan
pistol Smith & Wesson miliknya yang disimpan di tempat tersembunyi
di dalam lemari. Huda sudah merencanakan ini. Yee merasa tak berdaya...
 
***
 

 
PUJIAN:
 
Sarat dengan pengungkapan rahasia. (The Washington Post)
 
[Yee] mengatakan dalam bukunya bahwa otoritas militer secara
sadar menciptakan atmosfer di mana para penjaga merasa bebas
menyiksa para tahanan. (The New York Times)
 
Kisah pedih Yee yang ia sebut sebagai pelecehan terhadap
keyakinan dan patriotismenya ini sunguh menggelisahkan...
(USA Today)
 
James Yee tiba di Guantanamo sebagai perwira AS yang patriotik...
Namun kemudian ia ditahan, dituduh menjadi mata-mata. Ini
adalah kisahnya yang menggelisahkan. (The Sunday Times)
 
Kapten James Yee, korban paranoid Washington. (Kompas)
 
James Yee. Berbagai tekanan diterima karena ras dan
kepercayaannya. (Tempo)
 
Yee mendapat perlakuan layaknya tahanan lain di kamp yang
terkenal dengan kekejaman para penjaganya itu... (Republika)
 

Seriusnya situasi yang dihadapi Yee amatlah jelas.
(Guardian)
 
[Yee] harus menjalani penyidikan militer yang sarat
dengan kecurigaan terhadap keyakinanya... (Publishers Weekly)
 
[Kisah ini] menunjukkan bahwa tiada seorang pun yang aman pada
masa-masa paranoid ini. (The Australian)
 
Buku ini sungguh bertenaga, mengungkap bagaimana ketakutan
dan kebodohan dapat mengarah kepada pelecehan terhadap keadilan.
(The Associated Press)
 
Chaplain Yee, dipenjara karena keyakinannya. (Asian Week)
 
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.289 / Virus Database: 265.0.0 - Release Date: 08-11-2004

--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
FAQ milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke