Dear Mbak Desy…

Klo pernah kena ISK sih sependek pengetahuan aku stl sembuh perlu cek
urine lagi klo ada tanda2 ISK berulang..

Klo pake ga mau makan segala cobain deh dilihat ada sariawan or gak… 
radang tenggorok bs juga but biasanya krn virus aja kok radang tenggorokan
ini.,.

Ini aku kasih artikel ttg ISK dr web sehat n dr arsip BA yah…

Smoga membantu… n smoga Vanya mau makan n minum lagi.. dikit2 gpp
but sering2 aja dikasih… es krim, puding coba kan Vanya suka…

Take care,
Uci mamaKavin+






Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(dr websehat)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu
keadaan yang perlu dicermati karena 5% dari penderitanya hanya
menunjukkan gejala yang amat samar dengan risiko kerusakan ginjal yang 
lebih besar dibandingkan anak-anak yang sudah lebih besar.1 Dan
kerusakan ini dapat berujung pada hipertensi atau menurunnya fungsi ginjal.

Definisi dan Angka Kejadian

ISK adalah adanya bakteri pada urin yang disertai dengan gejala infeksi.2
Ada pula yang mendefinisikan ISK sebagai gejala infeksi yang disertai
adanya mikroorganisme patogenik (patogenik : yang menyebabkan penyakit)
pada urin, uretra (uretra : saluran yang menghubungkan kandung kemih
dengan dunia luar), kandung kemih, atau ginjal.3

ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki.2
Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-
100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%).
Sebelum usia 1 tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.
Sedangkan setelahnya, sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan.
Misalnya pada anak usia pra sekolah di mana ISK pada perempuan
mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya 0,2%. Dan rasio ini terus
meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK pada anak perempuan 30
kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Dan pada anak laki-laki yang
disunat, risiko ISK menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang
tidak disunat.1

Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan ISK mengalami demam tanpa
sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik.1 Sebagian besar ISK 
dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.

Penyebab dan Faktor Risiko

·         Escherichia coli adalah penyebab paling umum pada anak-anak,
hingga 80%.2 Pada bayi baru lahir (0-28 hari), infeksi diperantarai oleh aliran
darah. Sedangkan setelah usia itu, ISK umumnya terjadi dengan naiknya
bakteri ke saluran kemih.

·          Staphylococcus saprophyticus3

·         Proteus mirabilis. Selain menyebabkan infeksi, bakteri ini 
mengeluarkan zat yang dapat memfasilitasi pembentukan batu di saluran
kemih.

·         Mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan ISK adalah beberapa
bakteri yang umumnya menginfeksi saluran cerna dan Candida albicans,
jamur yang umumnya menginfeksi pasien dengan kateter (kateter : semacam
selang) pada saluran kemihnya, kekebalan tubuh yang rendah, diabetes
mellitus, atau pasien dalam terapi antibiotik.

Sebagian besar ISK tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu.3 Namun
pada ISK berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :

o        Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih

o        Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder
emptying)

o        Konstipasi

o        Operasi saluran kemih

o        Kekebalan tubuh yang rendah

Gejala

Gejala yang dapat timbul pada ISK pada anak sangat tidak spesifik, dan 
seperti telah diungkapkan sebelumnya, banyak yang hanya disertai demam 
sebagai gejala.1,3

·         Bayi baru lahir (0-28 hari) : demam, kuning berkepanjangan, gagal
tumbuh, tidak mau menyusu

·         Bayi : demam, tidak mau menyusu, muntah, diare

·         Anak-anak : demam, nyeri saat berkemih, sering berkemih, adanya
darah pada urin, urin yang keruh atau berbau busuk, nyeri pada daerah di
atas tulang kemaluan, mengompol (setelah sebelumnya berhenti
mengompol)
Diagnosis

Bayi atau anak di bawah 2 tahun dengan demam tanpa sumber tampak sakit 
berat, antibiotik diberikan dan contoh urin diambil untuk kultur dengan cara
aspirasi suprapubik atau kateter.1 Aspirasi suprapubik adalah pengambilan
urin langsung dari kandung kemih dengan jarum. Kemungkinan kontaminasi 
pada urin yang diperoleh dengan kedua cara tersebut sangat kecil sehingga
kedua cara tersebut merupakan cara yang paling diandalkan.

Namun bila bayi atau anak di bawah 2 tahun dengan demam tersebut tidak 
tampak sakit berat, aspirasi suprapubik atau kateterisasi kadang dianggap
berlebihan.1,3 Pada kondisi ini, pengambilan contoh urin dapat dilakukan
dengan cara yang tidak invasif, misalnya :
·         Pada anak yang sudah cukup besar, dapat dilakukan pengambilan urin
mid-stream.3
·         Pada bayi atau batita, dapat dilakukan pengambilan urin dengan urin
mid-stream atau kantung penampung urin yang dilekatkan pada
perineum.3,4

Pengambilan contoh urin dengan cara ini memiliki risiko kontaminasi yang
rendah jika sebelum pengambilan urin perineum dibersihkan dengan teliti,
kantung penampung urin segera dilepaskan setelah urin diperoleh, dan
sediaan tersebut cepat diproses.1 Pada anak perempuan, perineum harus
dibersihkan dari depan ke belakang dengan semacam kassa yang dibasahi
air hangat tanpa antiseptik.3 Jika tidak dapat langsung diproses, sediaan
harus disimpan dalam suhu 40. Sediaan yang telah disimpan hingga 48 jam
masih dapat digunakan untuk kultur, namun tidak dapat digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopik karena sel-sel yang ada sudah rusak.

Yang dilakukan pada contoh urin itu adalah :
·         Kultur : Kultur (kultur : pembiakan mikroorganisme) yang negatif akan
menyingkirkan diagnosis ISK.1 Sedangkan pada kultur yang positif, proses
pengambilan contoh urin harus diperhatikan. Jika kultur positif berasal dari
aspirasi suprapubik atau kateterisasi, maka hasil tersebut dianggap benar.
Namun jika kultur positif diperoleh dari kantung penampung urin, perlu 
dilakukan konfirmasi dengan kateterisasi atau aspirasi suprapubik.
·          Urinalisis : Komponen urinalisis yang paling penting dalam ISK adalah
esterase leukosit, nitrit, dan pemeriksaan leukosit dan bakteri mikroskopik.
Namun tidak ada komponen urinalisis yang dapat menggantikan pentingnya 
kultur sehingga kultur tetap merupakan keharusan untuk mendiagnosis
ISK.1,3

Menurut AAP, jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada kultur untuk dapat 
dikategorikan positif adalah sebagai berikut :1
Kriteria diagnosis ISK

Pengambilan urin
        
Jumlah koloni
        
Kemungkinan infeksi (%)



Aspirasi suprapubik
        
Gram-negatif : berapa pun
        
>99%


        
Gram-positif : > beberapa ribu
        


Kateterisasi
        
>105
        
95%

Kemungkinan besar infeksi

Meragukan, ulangi

Kemungkinan tidak infeksi

104-105


        
103-104


        
<103

Mid-stream / kantung
        


Anak laki-laki
        
>104
        
Kemungkinan besar infeksi

Anak perempuan
        
3 sediaan 105
        
95%


        
2 sediaan 105
        
90%


        
1 sediaan 105
        
80%


        
5 Å~ 104   105
        
Meragukan, ulangi


        
104   5 Å~ 104
        
+ gejala : meragukan, ulangi


        

        
- gejala : kemungkinan tidak infeksi


        
<104
        
Kemungkinan tidak infeksi

Beberapa pihak memiliki batasan berbeda mengenai kriteria ini. Misalnya
Royal Children Hospital Australia yang menggunakan 103 sebagai batasan 
infeksi pada contoh urin yang diperoleh dengan kateterisasi.4 Sedangkan
pada contoh urin yang diperoleh dari mid-stream, 108 dalam 1 sediaan
dianggap positif, dan antara 105-108 menunjukkan awal infeksi dan perlunya
pemeriksaan ulang.

Penanganan

Pada anak 2 bulan – 2 tahun dengan kecurigaan ISK dan tampak sakit berat,
antibiotik dapat diberikan secara parenteral (parenteral : melalui infus).1
Perawatan di rumah sakit diindikasikan jika ada gejala sepsis atau
bakteremia (bakteremia : bakteri menyebar ke seluruh tubuh lewat peredaran
darah). Sebagian pihak mengindikasikan perawatan di rumah sakit dan
pemberian antibiotik parenteral pada anak di bawah 6 bulan.4

Sedangkan pada anak yang tidak tampak sakit berat, antibiotik yang
diberikan umumnya per oral (diminum). Beberapa antibiotik yang dapat
digunakan adalah :1,3
·         Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis. Sekitar 50% bakteri
penyebab ISK resisten terhadap amoxicillin. Namun obat ini masih dapat 
diberikan pada ISK dengan bakteri yang sensitif terhadapnya.
·         Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2
dosis. Sebagian besar ISK akan menunjukkan perbaikan dengan
cotrimoxazole. Penelitian menunjukkan angka kesembuhan yang lebih besar
pada pengobatan dengan cotrimoxazole dibandingkan amoxicillin.
·         Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin. Cephalexin kira-kira
sama efektif dengan cotrimoxazole, namun lebih mahal dan memiliki
spectrum luas sehingga dapat mengganggu bakteri normal usus atau
menyebabkan berkembangnya jamur (Candida sp.) pada anak perempuan.

·         Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten
terhadap cotrimoxazole. Harganya juga lebih mahal dari cotrimoxazole atau
cephalexin.
·         Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak 
digunakan
pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
Selain itu nitrofurantoin juga lebih mahal dari cotrimoxazole dan memiliki efek
samping seperti mual dan muntah.

Lama pemberian antibiotik pada ISK umumnya adalah 7 hari pada infeksi
akut.3 Walaupun ada pihak yang menganjurkan 10-14 hari, namun
pemberian dalam waktu sepanjang itu memberikan kemungkinan lebih besar 
untuk terjadinya resistensi, gangguan bakteri normal di usus dan vagina, dan
menyebabkan candidiasis.

Pemberian antibiotik dalam jangka waktu pendek (<5 hari) masih
diperdebatkan. Namun dalam penelitian baru-baru ini, tidak ditemukan
perbedaan berarti antara hasil pemberian antibiotik oral jangka waktu
pendek (2-4 hari) dengan jangka waktu panjang (7-14 hari).5 Selain itu juga
tidak ada perbedaan berarti dalam kegagalan pengobatan antara kedua
metode tersebut.6  Sehingga saat ini sebagian pihak menilai bahwa
pemberian antibiotik jangka waktu pendek dapat dilakukan pada ISK tanpa
komplikasi.

Sedangkan pengobatan parenteral umumnya dilakukan dengan
cephalosporin seperti ceftriaxone 75 mg/kg setiap 24 jam. Sebagian pihak
memilih gentamicin 7.5 mg/kg per 24 jam dan benzylpenicillin 50 mg/kg per 6
jam untuk anak di atas 1 bulan

Selain antibiotik, pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala
contohnya adalah penurun demam jika diperlukan.3 Obat-obatan lain yang 
pada orang dewasa digunakan untuk ISK, umumnya tidak dianjurkan untuk
diberikan pada anak-anak.

Jika tidak ada perbaikan dalam 2 hari setelah pengobatan, contoh urin harus
kembali diambil dan diperiksa ulang.1 Kultur ulang setelah 2 hari
pengobatan umumnya tidak diperlukan jika diperoleh perbaikan dan bakteri
yang dikultur sebelumnya sensitif terhadap antibiotik yang diberikan. Jika
sensitivitas bakteri terhadap antibiotik yang diberikan atau tidak dilakukan tes
sensitivitas/resistensi sebelumnya, maka kultur ulang dilakukan setelah 2 hari
pengobatan.

Pemeriksaan Lanjutan

Setelah pemberian antibiotik selesai dan urin sudah steril, dilakukan
pemeriksaan lanjutan pada anak dengan ISK.1,3 Pemeriksaan lanjutan yang
dilakukan adalah :
·         Ultrasonografi ginjal, ureter, dan kandung kemih : Pemeriksaan ini
dilakukan pada semua anak dengan ISK sesegera mungkin.
·         DMSA scan : Pemeriksaan ini terutama untuk melihat fungsi saluran
kemih. DMSA scan masih diperdebatkan batasan usianya. Namun biasanya
dilakukan pada anak di bawah 5 tahun dengan hasil ultrasonografi yang
tidak normal. Umumnya dilakukan 2 bulan setelah episode ISK untuk
memberi waktu perbaikan pada saluran kemih. Selama menunggu
dilakukannya pemeriksaan ini, beberapa pihak menganjurkan pemberian
antibiotik dosis rendah.
·         Cystogram : Ini adalah pemeriksaan kandung kemih yang juga masih
diperdebatkan batasan usianya. Namun umumnya dilakukan pada anak di
bawah 1 tahun atau anak dengan hasil ultrasonografi atau DMSA yang tidak
normal.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dilakukan lebih awal jika tidak ada
perbaikan setelah 2 hari pemberian antibiotik.

Hal-hal Lain yang Berkaitan dengan ISK

VUR (vesico ureteral reflux) adalah kelainan paling sering ditemukan pada
pemeriksaan lanjutan.1 Pada kelainan ini terjadi pelebaran ureter yang dapat
terus berlangsung hingga menyebabkan kerusakan ginjal. Pada anak di
bawah 1 tahun dengan ISK, VUR dapat mencapai 50%. Derajat VUR ada
berbagai macam, dari yang paling ringan hingga berat.

ISK berulang. ISK dapat berulang satu kali pada 20% anak laki-laki dan 30%
anak perempuan, atau lebih dari satu kali pada 4% anak laki-laki dan 8%
anak perempuan.3 Definisi ISK berulang sendiri adalah 2 atau lebih ISK 
dalam periode 6 bulan.2 ISK berulang ini dapat berujung pada hipertensi
atau gagal ginjal kronik.3 Pemberian antibiotik jangka panjang untuk
mencegah berulangnya ISK tidak memiliki dasar yang cukup. Namun, jika
pada seorang anak telah terjadi ISK berulang atau VUR, sebagian pihak
menganjurkan pemberian antibiotik dosis rendah jangka panjang.


Disarikan oleh dr. Nurul I Hariadi. Sumber :

1.      Practice Parameter: The Diagnosis, Treatment, and Evaluation of the
Initial Urinary Tract Infection in Febrile Infants and Young Children. 
PEDIATRICS Vol. 103 No. 4 April 1999, pp. 843-852. Available from http://
aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;103/4/843
2.      Ahmed SM, Swedlund SK. Evaluation and Treatment of Urinary Tract
Infections in Children. American Family Physician Vol 57 No 7 April 1998.
Available from http://www.aafp.org/afp/980401ap/ahmed2.html
3.      PRODIGY Guidance - Urinary tract infection – children available from
http://www.prodigy.nhs.uk/guidance.asp?gt=UTI%20-%20children
4.      Urinary Tract Infection Guideline available from http://www.rch.org.au/
clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=5241
5.      Michael M, Hodson EM, Craig JC, Martin S, Moyer VA. Short versus
standard duration oral antibiotic therapy for acute urinary tract infection in
children (Cochrane Review).  The Cochrane Library, Issue 3, 2005. Available
 from http://www.update-software.com/abstracts/ab003966.htm
6.      Williams GJ, Lee A, Craig JC. Long-term antibiotics for preventing
recurrent urinary tract infection in children (Cochrane Review). The Cochrane
Library, Issue 3, 2005. Available from http://www.update-software.com/
abstracts/ab003966.htm



Hi mbak Rita,

Apa mungkin Insyira kena ISK (Infeksi Saluran Kemih), mbak? Saya coba
kutip
beberapa gejala ISK/UTI yang mbak bisa observe di Insyira:

Symptoms of UTIs (Urinary Tract Infection)
http://www.kidshealth.org/teen/infections/common/uti.html

Ada beberapa gejala yang menunjukkan indikasi ISK (Infeksi Saluran
Kemih),
di antaranya:

    * sering pipis
    * nyeri (rasa tersengat)selama pipis
    * ingin BAK tapi hanya sedikit atau tidak ada urine yang keluar
    * nyeri di perut bagian bawah
    * nyeri di area atas tulang pubic (untuk wanita)
    * area dubur terasa 'penuh' (untuk pria)
    * urine bercampur darah atau berbau
    * demam
    * rasa lelah dan gemetar

Kalau memang behaviour Insyira terus berlangsung seperti itu, coba bawa
sampel urine Insyira di lab. untuk test urine lengkap dan kultur.  Hasil uji
lab. nanti bisa dibawa dan dikonsultasikan ke dokternya.  Kalau memang
positif ISK dan jenis bakterinya sudah terdeteksi, treatment antibiotik bisa
menyembuhkan.  Sementara itu, perbanyak asupan minum air putihnya,
supaya
setiap kali BAK kandung kemihnya bisa turut dibersihkan dari kuman yang
mungkin sedang menginfeksi.

cheers,
Sylvia - mum to Jovan & rena

On 3/2/06, Rita Yulianti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

soalnya kmrn pas pulang kerja, kata mbak pengasuhnya badannya Insyira
anget
dan muntah 1 kali....trus minta pipis melulu, dan buang airnya (maaf)
mencret...........
tapi tadi malam.....pas lagi bobo sekitar jam 10-an gitu....dia bangun dan
sambil megang kemaluannya nangis....dipipisin gakmau...nangisnya
lumayan
lama...kayak yang kesakitan gitu.....

kenapa ni anak nangis dan digendong sambil loncat2 kayaknya ada yg sakit
soalnya sambil nangis dia masih megangin kemaluannya juga.....

kira-kira kenapa insyi kok bisa kayak gitu ya...apa dia cacingan atau malah
sakit kalo pipis.....balita-anda] Help me : ISK atau apa??
Desy Alifianti
Tue, 06 Jun 2006 21:47:12 -0700


Parents,

mau tanya dong...beberapa hari yang lalu ( tgl.24 mei ) Vanya (2 thn 7 bln )
kena ISK ( Infeksi Saluran Kencing..) setelah ditest urin.positif ada
bakteri,lekosit tinggi & darah samar...akhirnya di kasih antibiotika selama
5 hari..tapialhamdulillah sudah sembuh ( tidak kesakitan kalo mau pipis
lagi..)
Kemarin pagi Vanya tiba2 panas..trus nggak mau pipis..( fyi : dari pagi s/d
malam Vanya tidak pakai pampers..menjelang tidur atau kalo bepergian saja
baru pakai pampers )..nggak mau makan ,minum susu atau air putih..;-(
akhirnya sama dsa-nya dikasih obat puyer untuk panas & vitamin juga obat
oles apolar cream untuk V-nya..( dioles tipis dipinggir2 aja..)
sampai hari ini panasnya masih 38,5 C..dan tetap nggak mau makan
nasi,minum
susu maunya hanya snack2 ( dikiit...) & juice buah ( diikiit juga ) juga teh
manis & air putih...tapi dari kemarin siang nggak amu minum obat dari
dsa-nya atu obat penurun panas biasa...
aku udah sms dsa-nya trus kata beliau kalo 3 hari tetap panas >38,5
c,diminta kontrol ulang lagi...

pls..help me dong...sebenarnya vanyaku kenapa yah?? radang tenggorokan 
atau
ISK berulang??bibirnya sih kering banget...juga BAK-nya jarang...;-( trus
perlu nggak tes urin lagi?? trus ada rekomendasi dsa yang pernah nanganin
kasus ISK ??
cemas nih..sampai pagi ini belum makan apa2..;-(

aku tunggu responnya yah...

makasih,
DesyBundaVaNif













Uci mamaKavin
http://oetjipop.multiply.com
Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com
___________________________________________________________
Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com

--------------------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
unsubscribe dari milis, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
FAQ milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke