Bus Transjakarta Berbahan Bakar Gas Bisa Meledak
Rabu, 05 Juli 2006 | 07:07 WIB 

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bus Transjakarta yang berbahan bakar gas ada 
kemungkinan menjadi tidak aman digunakan. Sebab, bahan bakar gas tersebut 
tercampur dengan oli dan air, sehingga bisa memicu terjadinya ledakan. 

Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Transjakarta Batavia-Konsorsium Busway 
Koridor II dan III Azis Riemaya Mahfud di Jakarta kemarin.

Bus-bus itu biasa mengisi BBG di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBBG) 
Pemuda, Daan Mogot, dan Perintis Kemerdekaan. Unsur oli umumnya ditemukan dari 
pengisian di SPBBG Pemuda dan Daan Mogot. Adapun unsur air ditemukan di SPBBG 
Perintis Kemerdekaan. "Padahal seharusnya kadar air kering," kata Azis.

Hal ini kemungkinan besar menyebabkan terjadinya kontaminasi air dan oli pada 
kendaraan. Dampaknya menimbulkan efek korosif air di tabung gas dan pipa-pipa 
saluran gas. "Jika dibiarkan, akan menghambat saluran dan kemungkinan paling 
fatal adalah terjadi ledakan," dia menegaskan.

Selama lima setengah bulan pengoperasian bus koridor II dan III itu akumulasi 
BBG yang masuk ke kendaraan meninggalkan sisa oli dan air dalam tabung-tabung 
gas kendaraan. Kandungan oli dan air pada tiap tabung mengandung 0,5-1,5 liter 
campuran keduanya. 

"Pada setiap kendaraan ada enam tabung gas, campuran oli dan air bisa mencapai 
6,5 liter per bus," tuturnya.

Adanya bahan bakar gas yang terkontaminasi tersebut mengakibatkan Transbatavia 
rugi ratusan juta rupiah karena harus meningkatkan frekuensi penggantian filter 
gas kendaraan dan tabung gas yang terkontaminasi air dan oli. Normalnya, 63 bus 
yang dimiliki perusahaan itu pembersihannya dilakukan sebulan sekali. 

Namun, dengan kondisi seperti itu, harus dibersihkan seminggu sekali. "Kalau 
ini dibiarkan, bisa mengganggu program energi, langit biru, dan transportasi 
massal berbasis bus," dia menambahkan.

Koridor II dan III mulai beroperasi awal tahun ini. Koridor II, meliputi 
Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, hingga ke Pecenongan, Jakarta Pusat, 
menempuh jarak 14,3 kilometer. Sementara itu, koridor III dengan jarak tempuh 
18,7 km mulai Pecenongan hingga Terminal Kalideres, Jakarta Barat. 

ZAKY ALMUBAROK
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2006/07/05/brk,20060705-79779,id.html

Kirim email ke