Elis ini ada lanjutan haji jaya di ulas di GATRA

----- Original Message -----
From: "N Kusumaningrum" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, August 04, 2003 9:50 AM
Subject: Fw: [balita-anda] [milis tarki] FYI: Buat yang masih penasaran
adaartikel tentang Haji Jaya di Gatra Minggu ini


> Dear All,
> Ini artikelnya, saya copy dari gatranews.com :
>
> Kemandulan
> Seribu Jurus Mengubah Mandul Jadi Manjur
>
> Jakarta, Senin, 4 Agu 2003 00:08
> LIMA tahun lamanya pasangan Yayan Hendayana dan Lani Mayasari hidup dalam
> penantian. Sejak keduanya menikah pada April 1998, rumah tangganya sepi.
> Tangisan si buyung yang ditunggu tak jua terdengar. Yayan sih sudah rajin
> "mengunjungi" Lani, namun kandungan istrinya tetap saja kosong. Upaya
terapi
> pun telah dilakoni, walaupun baru sebatas pengobatan alternatif yang
> berbiaya murah. Maklumlah, sebagai sopir angkutan kota jurusan
Munjul-Pasar
> Rebo, Jakarta, isi kocek Yayan jauh dari cukup untuk biaya pengobatan ke
> dokter kandungan.
>
> Sudah tak terhitung lagi jumlah "orang pintar" yang dimintainya tolong.
Dari
> sekadar memohon doa sampai mendapat pijat kandungan. Namun, hasilnya tetap
> nihil. Di tengah rasa putus asa, Yayan mendapat saran ayahnya agar minta
> tolong ke Haji Jaya, orang yang disebut-sebut bisa membantu pasangan
> suami-istri yang mandul menjadi subur. "Sejak April lalu, saya mulai
> memenuhi anjuran itu," katanya.
>
> Sungguh beruntung pasangan Yayan dan Lani. Kala kunjungan yang ketiga, Pak
> Haji menyatakan Lani hamil. Sejak itu, wanita berusia 24 tahun ini tak
> pernah datang bulan. Perutnya terus menggelembung. Menurut perhitungannya,
> usia kandungan bakal menginjak empat bulan pada Kamis pekan depan.
"Semuanya
> berjalan normal," kata Lani. Benarkah? Setidaknya Lani butuh sekitar lima
> bulan lagi untuk membuktikan si jabang bayi benar-benar lahir selamat.
>
> Yayan dan Lani hanyalah satu contoh dari seabrek pasangan suami-istri yang
> kesulitan mendapat keturunan karena punya masalah pada tingkat kesuburan
> organ reproduksinya. Memang belum ada angka resminya. Namun, temuan
lapangan
> para dokter ahli kandungan dan kebidanan angkanya 15% hingga 20% dari
total
> pasangan suami-istri usia subur. Artinya, dari 50 juta pasangan usia subur
> yang tercatat di Indonesia, sekitar 7,5 juta hingga 10 juta pasangan tidak
> subur.
>
> Menurut Dokter Boyke Dian Nugraha, ahli kandungan dan kebidanan pada
> Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pasangan dikatakan tidak subur
> kalau selama satu tahun setelah perkawinannya tak kunjung dikaruniai
> keturunan. Padahal, mereka berhubungan intim secara teratur dan tidak
> memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
>
> Siapa yang jadi biang ketidaksuburan? Pihak suamikah atau istri? Hampir
> semua kalangan medis menyebut kedua pihak punya andil sama. Yakni 40%
> disebakan oleh laki-laki, dan 40% lainnya oleh perempuan. Sedangkan
sisanya
> diakibatkan faktor luar, misalnya lingkungan.
>
> Untuk kalangan pria, kata Prof. Dr. Nukman Moeloek, SpAnd, guru besar
> andrologi dan biologi kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
> (UI), menyatakan bahwa banyak hal yang membuat "senjata"-nya jadi tumpul.
> Namun, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga penyebab.
Yakni,
> kemandulan sebelum testis, kemandulan pada testis, dan kemandulan sesudah
> testis.
>
> Lebih jauh, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia itu
> memaparkan, kemandulan sebelum testis dapat disebabkan, misalnya, gangguan
> kelenjar di otak yang berfungsi menghasilkan hormon follicle simulating
> hormone (FSH) dan leutinizing hormone (LH). FSH, kata Nukman, tugasnya
> memberi makanan ke testis. Adapun LH merangsang hormon testosteron yang
> dibutuhkan sperma agar "greng" menghasilkan anak.
>
> Sedangkan gangguan pada testis, misalnya, terjadi karena sperma yang
> dihasilkan terlalu lemah dan jumlahnya sedikit. Di bawah angka cukup untuk
> membuahi sel telur, 20 juta hingga 200 juta per ml. Dalam kondisi ini,
> sperma tak kuasa berenang hingga sampai ke sel telur. Adapun kemandulan
> sesudah testis bisa disebabkan infeksi yang terjadi pada saluran alat
> kelamin. Infeksi bisa muncul akibat serangan mikroorganisme, seperi
> Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrcheae, dan Mycoplasma hominis.
>
> Pada kalangan wanita, penyebab kemandulan bisa karena kegagalan pelepasan
> sel telur, infeksi pada saluran sel telur, serta gangguan pada selaput
> lendir rahim dan leher rahim. Bisa pula karena indung telur betul-betul
tak
> menghasilkan sel telur yang matang sehingga sulit diovulasi dan masuk ke
> seluran telur. Penyebabnya, kata Boyke, "Bisa saja karena stres."
>
> Bagi dunia kedokteran, dapat dikatakan semua penyebab ketidaksuburan ini
> bisa dipecahkan. Dari terapi pemberian obat penyembuh infeksi saluran
> reproduksi hingga teknologi tercanggih pembuatan bayi tabung (lihat: Dari
> Inseminasi Hingga ICSI). Namun, angka keberhasilannya belum sampai
mencapai
> 100%. Program bayi tabung, misalnya, menurut Dr. Soegiharto Soebijanto,
ahli
> bayi tabung dari Fakultas Kedokteran UI, tingkat suksesnya baru mencapai
20%
> hingga 30%.
>
> Kendala lainnya ada pada biaya pengobatan yang mahal. Pada program bayi
> tabung, contohnya, kata Soegiharto kepada Cecep Risnandar dari GATRA,
"Untuk
> satu prosedur saja butuh Rp 30 juta." Angka ini tentu terasa berat bagi
> kebanyakan penduduk Indonesia yang hidup jauh dari kemakmuran. Karenanya,
> banyak pasangan suami-istri bermasalah memalingkan muka ke cara-cara
> pengobatan alternatif. Sejumlah orang yang dikatakan "pintar" bisa
mengobati
> berbagai penyakit, termasuk masalah kemandulan, menjadi tumpuan harapan.
>
> Di Jakarta, satu di antara orang pintar yang diantre pasien adalah Pak
> Sobri. Pria yang berpraktek di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, ini
> biasanya memberikan terapi dengan cara mengurut pada bagian kaki, leher,
dan
> tangan. Si pasien pun biasanya pantang mengonsumsi sejumlah makanan,
seperti
> cokelat, daging jeroan, dan sayur asem. Tak lupa pula, Pak Sobri memberi
> obat berupa kapsul yang harus diminum pasien setiap hari.
>
> Dari Jawa Timur, reputasi Mbah Kamah, warga Dusun Slombok, Desa Plemahan,
> Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, sudah lama kesohor bisa membuat
> pasangan mandul jadi manjur. Nenek yang masih sigap di usia 98 tahun ini
pun
> melakukan terapi lewat pijatan, tapi lebih tertuju pada bagian perut si
> pasien. Proses pemijatan diakhiri pembacaan mantra, yang intinya memohon
> kepada Allah agar pasiennya diberi keturunan.
>
> Mbah Kamah pun memakai ramuan jamu untuk membuat rahim lebih subur. Hanya
> saja, jamu itu harus dibuat sendiri oleh pasien. Nenek yang praktek sejak
> 1945 ini hanya menyebut bahan-bahannya, yakni kunir, sinom, daun sarap,
> ketumbar, dan garam. Tak cukup sampai di situ. Selama dalam perawatan,
> pasien pantang makan ikan kuthuk (gabus) dan daun kemangi. "Itu sumber
> penyakit," kata Mbah Kamah kepada Nurul Fitriyah dari GATRA, sambil
> menyeringai memperlihatkan deret giginya yang masih utuh (lihat: Terapi
> Pendulum Pakaian Dalam).
>
> Keahlian serupa dimiliki Mbah Hardjo. Warga Kampung Candi Losmen, Tanah
> Putih, Semarang, Jawa Tengah, ini terkenal dapat membantu menyuburkan
> kandungan lewat pijatan pada bagian perut. Tujuannya, agar posisi
kandungan
> sesuai pada tempatnya, sehingga aliran sperma tak terhambat. Biasanya
proses
> terapi berlangsung empat hingga lima bulan, setiap bulan dilakukan satu
> pemijatan.
>
> Jika letak kandungan sudah benar tapi tak juga menunjukkan tanda-tanda
> kehamilan, Mbah Hardjo angkat tangan. Sebab, yang bermasalah kemungkinan
ada
> pada pihak laki-laki. Kalau sudah begitu, ia menyarakan agar si suami
> memeriksakan diri ke dokter. "Yang diperiksa spermanya. Subur atau
mandul,"
> kata nenek berusia 85 tahun ini kepada Syamsul Hidayat dari GATRA.
>
> Ada kesamaan terapi yang dilakukan "orang-orang pintar" itu, yakni lewat
> pemijatan. Cara ini dikenal sejak peradaban Mesir dan Cina kuno. Biasanya
> pijatan dilakukan pada titik-titik tertentu di telapak tangan dan kaki.
> Diyakini, telapak kaki merupakan peta mini keadaan tubuh. Urat-urat
sarafnya
> terhubung dengan seluruh organ tubuh, termasuk saluran telur.
>
> Dunia medis kini tengah menyelidiki secara ilmiah ihwal kaitan pijatan
> dengan tingkat kesuburan. Hasil percobaan klinis ahli pijat refleksi Jane
> Holt selama dua tahun di Derrifor Hospital, Inggris, menunjukkan, 13 dari
23
> wanita yang menjalani pengobatan masalah kesuburan dapat hamil setelah
> menjalani pijat refleksi. Sedangkan di Denmark, dari 61 wanita yang
dipijat,
> 19 perempuan bisa hamil dalam tempo enam bulan.
>
> Namun, pengobatan alternatif di Indonesia tak semuanya mengandalkan
> pemijatan. Satu di antaranya ditempuh Haji Jaya, ''orang pintar'' yang
> dimintai tolong oleh pasangan Yayan dan Lani. Seperti dituturkan Lani,
riual
> pengobatan dimulai dengan menulis nama pasangan pasien di secarik kertas
> yang sudah tersedia. Kemudian Pak Haji memegang tangan sang suami sambil
> membaca doa. Setelah itu, giliran istri yang mendapat perlakuan sama.
> "Prosesnya hanya beberapa menit," kata Lani.
>
> Jika sudah selesai, Tantular Wirta Sanjaya --demikian nama lengkap Haji
Jaya
> yang tertera di atas kartu namanya-- menyuruh pasangan itu minum jamu yang
> bisa dibeli di Toko Jamu Mustajab, warung jamu miliknya yang tak jauh dari
> tempat Haji Jaya berpraktek. Jamu serbuk berkode 52 itu terbungkus dalam
dua
> bagian, satu untuk suami dan satunya lagi untuk istri.
>
> Tampilannya nyaris tak ada beda. Berwarna cokelat dan dibungkus kantong
> plastik transparan. Yang jadi pembeda hanya tulisan spidol "Bpk" untuk
suami
> dan "Ibu" untuk istri, yang tertera pada kemasannya. Pasangan suami-istri
> itu harus menyeduh dan meminum jamu setiap hari, plus "berobat" rutin satu
> kali sepekan.
>
> Seperti di tempat pengobatan alternatif lainnya, tak ada data yang bisa
> menunjukan tingkat keberhasilan pengobatan ala Haji Jaya. Yang bisa jadi
> tolok ukur mungkin banyaknya pasien yang terus menjalani terapi dengan
perut
> jadi buncit. Sukses ini pula yang membuat tempat prakteknya yang mirip
> jongko di Gang Tipar, Jalan Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur,
> kebanjiran pasien.
>
> Ketika GATRA berkunjung, Rabu pekan lalu, sedikitnya ada 30 pasangan yang
> antre untuk konsultasi. Pemandangan ini terus berlangsung dari pagi hingga
> malam. Konon, jumlah pasien Haji Jaya bisa mencapai 300 orang per hari.
Atau
> secara keseluruhan diperkirakan mencapai 2.000 orang. Mereka datang dari
> berbagai penjuru. "Ada yang dari Bandung, Tasikmalaya, malah dari Sumatera
> pun ada," kata Lani.
>
> Tak hanya cara pengobatannya, figur Haji Jaya pun tergolong unik. Walau
> terbuka, pria setengah baya ini tak mau dipublikasikan. Bicaranya
> ceplas-ceplos dan meletup-letup. Jika pasien wanita datang pakai celana
> panjang, misalnya, Pak Haji tak segan-segan membentak: "Setan kamu!" "Jika
> tak kuat mental, bisa-bisa tersinggung," tutur Lani. Tongkrongannya pun
> biasa saja. Tanpa peci, apalagi serban. Bajunya pun cukup kaus dan celana
> panjang biasa.
>
> Begitu pula tempat prakteknya yang hanya memanfaatkan ruang kosong di
areal
> bengkel mobil miliknya. Tak ada kamar ataupun bilik pengobatan. Paling
hanya
> tersedia lima bangku kayu panjang --mirip tempat duduk di warung tegal--
> yang tertata secara paralel. Di tengahnya teronggok meja kayu plus kursi
> tempat Haji Jaya duduk.
>
> Meski tampil alakadarnya, sosok Haji Jaya belakangan makin jadi buah
bibir.
> Namun, kali ini yang berembus justru kabar miring. Beragam cerita yang
> memojokkan Haji Jaya tersebar di surat elektronik jalur maya alias
internet.
> Disebut-sebut, Haji Jaya hanya menjual kebohongan. Kehamilan yang terjadi
> pada pasien palsu belaka. Banyak yang usia kandungannya tak wajar, sampai
16
> bulan lamanya. Tapi, ketika melahirkan, yang keluar hanya cairan warna
hijau
> dan ususnya membesar.
>
> Ada juga cerita yang isi perutnya ternyata melompong setelah
> di-ultrasonografi. Bahkan ada yang perutnya langsung kempis kala diperiksa
> dokter kandungan. Hal-hal mistis pun ikut membumbui cerita. Dikatakan
bahwa
> janin yang tertanam bukanlah bayi manusia, melainkan anak jin. Seorang
> perempuan yang mengaku bernama Misty A. Maitimoe, misalnya, bertutur bahwa
> ia jadi pasien Pak Haji setelah menunggu kehamilan selama enam bulan.
> Hasilnya cespleng. Setelah minum jamu, menstruasinya terhenti, mual-mual,
> dan perutnya membesar.
>
> Namun, hingga kandungannya melewati usia sembilan bulan, jabang bayi tak
> juga merojol. Warga Jakarta ini lantas pulang kampung ke Semarang.
Kebetulan
> di sana ada sanak keluarganya yang paranormal. Setelah "dilihat"
> disimpulkan, yang ada di dalam kandungan bukanlah bayi. Untuk
> membuktikannya, Misty berangkat ke dokter kandungan. Hasilnya benar saja,
> perutnya tak berisi orok. Tiga hari berselang, ia mengalami pendarahan dan
> perutnya kembali rata.
>
> Kabarnya, Misty sempat memeriksakan kandungan jamu pemberian Haji Jaya ke
> laboraturium. Hasilnya, ramuan tradisional ini mengandung 12 unsur.
Sebelas
> di antaranya berfungsi menambah nafsu makan dan memperbesar usus.
Sedangkan
> unsur yang satunya lagi belum ketahuan faedahnya.
>
> Benarkan Pak Haji melakukan praktek mistis, dan kehamilan yang dibuatnya
> hanya semu? Semuanya itu masih perlu pembuktian yang tak gampang. Apalagi,
> tak ada satu pun korban yang mau mengaku terus terang telah dirugikan.
> Sumber GATRA menuturkan, kakak perempuannya kini tengah hamil 16 bulan
> setelah ditolong Pak Haji. Namun, sang kakak masih juga belum
memperlihatkan
> tanda-tanda akan melahirkan. Semua anggota keluarga menyarankan dia untuk
> berobat ke dokter. Bukannya nurut, sang kakak malah trauma, lebih sering
> menyendiri.
>
> Tudingan bahwa jamu Pak Jaya biang membengkaknya perut pun belum teruji.
> Sebab, hingga kini belum diteliti secara resmi di laboratorium. Kepada
Rini
> Anggraini dari GATRA, Haji Jaya mengaku baru akan bertandang ke Badan
> Pengawas Obat dan Makanan pekan ini, guna membicarakan ihwal jamunya.
Namun,
> Pak Haji membantah anggapan bahwa obat tradisional itu diraciknya sendiri.
> Menurut dia, obat tradisional itu dibeli dari pabrik jamu yang tak jauh
dari
> bengkelnya.
>
> Frans D. Suyatna, farmakolog pada Fakultas Kedokteram UI, mengaku tidak
tahu
> ada zat yang punya efek membesarkan usus atau menimbun cairan dalam darah.
> "Saya pikir tidak ada itu," katanya. Yang ada, kata Frans, zat
> kartekosteroid yang membuat tubuh jadi gemuk dan otot membesar. Frans juga
> mengaku, satu setengah tahun silam pernah kedatangan pasien yang hamil
palsu
> lewat pengobatan alternatif. Setelah diperiksa, ternyata di dalam perutnya
> ada kista. "Sebelumnya ia dilarang memeriksakan diri ke dokter," kata
Frans.
>
> Benarkah jamu Pak Haji bisa menumbuhkan kista? Ahli obat-obatan lainnya,
> Hedi Rosmiati, berkomentar, "Sulit membuktikan apakah kista itu
benar-benar
> disebabkan oleh obat yang diminum." Selama ini, menurut dia, penelitian
terh
> adap jamu lebih fokus pada manfaatnya. "Sedangkan efek sampingnya jarang
> diteliti," katanya.
>
> Haji Jaya sendiri tak ambil pusing terhadap cerita miring yang mengarah
pada
> dirinya. "Saya tak mau menanggapi satu berita apa pun di bumi ini mengenai
> saya. Itu adalah fitnah," kata Haji Jaya, yang mengaku sudah lama membaca
> berita itu. Ia juga punya versi sendiri ihwal kandungan pasiennya yang
> tiba-tiba kempis. Menurut dia, itu terjadi karena kliennya melanggar
> pantangan. Misalnya, sang suami tak cinta lagi pada istrinya. Atau sang
> istri melawan suami.
>
> Ada juga larangan memeriksakan kandungan ke dokter sebelum diizinkan
> olehnya. Toh, kalau semua prosedur dijalankan, malapetaka yang ditakutkan
> bakal terhindar. Sutomo, pegawai satuan pengamanan sebuah perusahaan
swasta
> di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, mengaku telah
> memeriksakan kandungan istrinya ke bidan setelah mendapat restu Pak Haji.
> Hasilnya, bidan menyatakan istrinya positif hamil dan usia kandungannya
> empat bulan. "Mudah-mudahan anak saya lahir selamat," kata suami yang
> sembilan tahun menanti momongan itu. Terbuktikah?
>
> Hidayat Gunadi, Amalia K. Mala, Rury Feriana, dan Hatim Ilwan
> [Laporan Utama, GATRA, Edisi 38 Beredar Senin 4 Agustus 2003]
>
>
>
> Salam,
> Aning
>
> ----- Original Message -----
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, August 04, 2003 9:36 AM
> Subject: [balita-anda] [milis tarki] FYI: Buat yang masih penasaran ada
> artikel tentang Haji Jaya di Gatra Minggu ini
>
>
> Rekan sekalian, FYI  bagi yang masih penasaran dengan artikel Haji Jaya
> mungkin bisa baca in-depth reportnya di majalah Gatra minggu ini.
>
>
>
> Forwarded by Vinke Sunaryo/ID/FAS/PwC on 04/08/2003 09:29 AM
>
>                       "rini"
>                       <[EMAIL PROTECTED]>         To:       <[EMAIL PROTECTED]>
>                                                cc:
>                       04/08/2003 09:18         Subject:  [milis tarki]
FYI:
> Buat yang masih penasaran ada artikel tentang Haji Jaya di
>                       AM                        Gatra Minggu ini
>
>
>
>
>
>
> Dear All, bagi yang masih penasaran dengan artikel Haji Jaya mungkin bisa
> baca in-depth reportnya di majalah Gatra minggu ini.
>
>
>
>
>
> warm regards,
> Rini
> [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke