Mba Ivy, ini artikel dr milis nakita ...semoga sedikit membantu

Mamaadli&syifa

-----Original Message-----
From: milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Behalf Of uttiek
Sent: Wednesday, June 28, 2006 7:13 PM
Subject: [milis-nakita] hiperaktif atau aktif {01}




Dear nakita-ers,

Semoga artikel ini membantu

Salam,
Uttiek


HIPERAKTIF ATAU AKTIF... APA BEDANYA? 
Anak aktif memiliki kecenderungan menjadi anak cerdas. Sedangkan si
hiperaktif menunjukkan adanya disfungsi neurologis. Inilah penjelasan
selengkapnya. 
ANAK HIPERAKTIF 

SIMAK kata Sani Budiantini Hermawan, Psi., "Ditinjau secara psikologis
hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan
disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder
atau ADHD,"
Psikolog dari Klinik Empati Development Center, Jakarta ini melanjutkan,
gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak
sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit
dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya, yakni: temperamen bawaan, pengaruh
lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi. Bisa juga kondisi gangguan di
kepala, seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau
pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan. 
CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF 

* Tidak Fokus 
Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari
lima menit. Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah
teralihkan perhatiannya kepada hal lain. Misalnya, ketika 
anak sedang bermain mobil-mobilan kemudian datang anak lain membawa bola,
anak akan langsung mengubah fokus perhatiannya ke bola tersebut. Atau ketika
yang bersangkutan sedang menyelesaikan pasel kemudian mendengar suara dari
arah lain, ia akan mengalihkan perhatiannya dan melupakan pasel yang sedang
dikerjakannya. Anak pun akan berperilaku impulsif, seperti selalu ingin
meraih dan memegang apa pun yang ada di depannya. "Namun, ia memegang tanpa
tujuan. Jadi asal pegang saja kemudian diletakkan kembali atau malah
dibanting hingga rusak," ujar Sani. 
Tak hanya itu, anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak memiliki fokus
jelas. Dia berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa
ada maksud jelas sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami. Demikian
pula pola interaksinya dengan orang lain. Biasanya yang bersangkutan selalu
cuek kala dipanggil sehingga orang tua sering mengeluh kalau anaknya
pura-pura tidak mendengar. Dengan perilaku seperti ini, anak cenderung tidak
mampu melakukan sosialisasi dengan baik. 
* Menentang 
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap
penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan
marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak
berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
* Destruktif 
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya,
anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi.
Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan
lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang ada di rumah,
seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk menghancurkannya
juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari
barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak. 
* Tak kenal lelah 
Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah.
Sepanjang hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari,
berguling, dan sebagainya. "Kesannya tidak pernah letih, bergerak terus,"
ujar Sani. Hal inilah yang seringkali membuat orang tua kewalahan dan tidak
sanggup meladeni perilakunya.
* Tanpa tujuan 
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik
ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain
peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya
naik dan turun kursi saja. 
* Tidak sabar dan usil 
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak
mau menunggu giliran. "Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang
dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu," komentar
Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun 
seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba
memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang
harus membuat anak melakukan hal seperti itu. 
* Intelektualitas rendah 
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di
bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya
sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.
ANAK AKTIF 

NAH, anak yang hanya sekadar aktif, pada otaknya tidak terdapat gangguan.
Hanya saja energi yang terkumpul berlimpah dan si kecil berkeinginan untuk
selalu bergerak sehingga ia mempunyai mobilitas yang cukup tinggi
dibandingkan anak lain. "Secara kasat mata anak aktif dan hiperaktif
memiliki kesamaan perilaku, padahal kalau ditilik lebih lanjut ada
perbedaannya," kata Sani. 

CIRI-CIRI ANAK AKTIF 
* Fokus (perhatian kuat) 
Anak aktif memiliki kemampuan kuat untuk memfokuskan perhatian. Ketika
bermain pasel misalnya, anak aktif cenderung melakukan problem solving
dengan baik. Berbeda dari anak hiperaktif yang umumnya cepat bosan sehingga
tidak bisa menyelesaikan atau hanya mempermainkannya saja.
* Lebih penurut 
Sikap menentang pada anak aktif tidak sekuat pada anak hiperaktif. Ia masih
bisa diberi tahu dan dapat mematuhinya dengan lebih baik. Misalnya, ketika
dilarang untuk tidak merusak mainan dengan memberikan alasannya, anak aktif
mau berusaha mematuhi. Mainan, seperti mobil-mobilan atau boneka akan
dimainkan sesuai dengan fungsinya masing-masing. 
* Konstruktif 
Ketika diberikan mainan, pasel umpamanya, si aktif akan berusaha melakukan
hal sesuai permintaan. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara
konstruktif permainan tersebut. Demikian pula terhadap mainan lain, anak
aktif mau memelihara dengan baik benda-benda yang dimilikinya. 
* Ada waktu lelah 
Anak aktif umumnya memiliki batas mobilitas. Ketika merasa lelah, dia akan
menghentikan kegiatannya dan beristirahat. Walau begitu, pada beberapa kasus
ditemukan anak aktif yang waktu istirahatnya sangat sedikit sehingga
kesannya tidak pernah lelah seperti anak hiperaktif. 
* Lebih sabar 
Anak aktif punya kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan anak hiperaktif.
Ketika menyelesaikan pasel misalnya, anak aktif berusaha dengan keras dan
sabar untuk menyelesaikan tugasnya hingga tuntas. Hal ini berkaitan dengan
daya kreativitas yang biasanya tidak dimiliki anak hiperaktif. 
* Intelektualitas tinggi 
Umumnya, anak aktif punya kecenderungan menjadi anak cerdas. Ia memiliki
tenaga, rasa ingin tahu, dan kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui
hal-hal baru. Sebaiknya kesempatan ini dimanfaatkan orang tua untuk
menstimulasi anak dengan sebaik-baiknya.
BILA ANAKKU HIPERAKTIF, MAKA
1. Terimalah kondisi anak 
Inilah hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orang tua. Bila sudah
dapat menerima kondisi anak, orang tua akan lebih baik dalam melakukan
penanganan selanjutnya. "Sadari bahwa anak bukan ingin seperti itu melainkan
kondisi otaknya yang sudah demikian sehingga muncul perilaku yang kurang
positif," tutur Sani. 
Orang tua penderita pun disarankan untuk tidak menyimpan permasalahannya
sendiri. Curhat pada seseorang yang dianggap bisa membantu, meski sekadar
untuk mendengarkan cerita, sedikit banyak dapat meringankan beban masalah.
"Curhat terkadang bisa menjadi sarana cooling down bagi orang tua sehingga
tindakan yang dilakukan lebih lanjut bisa berjalan dengan lebih baik."
Kerja sama antara suami-istri harus dijalin dengan baik agar anak dapat
tertangani dengan baik. Akan sangat membantu bila anggota keluarga lain,
seperti kakek-nenek atau kerabat lainnya memahami apa yang kita hadapi. 
2. Perbaiki perilaku anak 
Hal lain yang perlu penanganan segera adalah perilaku anak yang destruktif
agar perilakunya lebih terarah. Untuk ini tentu diperlukan bantuan ahli
seperti psikolog. 
Pada umumnya, saran yang diberikan ahli adalah menyalurkan energi anak pada
kegiatan-kegiatan positif yang ia sukai. Bila bosan, ganti dengan yang lain
lagi. Intinya, usahakan energinya habis untuk kegiatan yang positif. 
3. Terapi 
Bila gangguan yang dialami tergolong parah, biasanya akan dilakukan terapi
perilaku, seperti terapi psikososial, educational therapy, occasional
therapy, dan psikoterapi. Dalam terapi seperti itu anak akan diajarkan
perilaku mana yang boleh dan tidak. Obat-obatan sedapat mungkin dihindari
karena memiliki efek samping, seperti mengantuk, nafsu makan berkurang,
sulit tidur, tik (semacam kedutan), nyeri perut, sakit kepala, cemas,
perasaan tidak nyaman, serta menghambat kreativitas. 
Pemberian obat dalam jangka panjang juga bisa menimbulkan efek negatif pada
sistem saraf, yakni menyebabkan ketergantungan obat, bahkan sampai ia
dewasa. "Obat baru digunakan bila dalam kondisi terpaksa," tandas Sani. 
4. Sediakan sarana 
Untuk mengantisipasi gerakan-gerakan anak dengan gangguan hiperaktivitas
yang tidak bisa diam, sebaiknya ruangan untuk anak bermain dirancang
sedemikian rupa agar tidak terlalu sempit serta tidak dipenuhi banyak barang
dan pajangan. Hal ini untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan, seperti anak terbentur, tersandung, atau bahkan memecahkan
barang-barang berharga. Bila memang tersedia, halaman luas sangat baik untuk
memberikan kebebasan bergerak bagi penderita.
LAKUKAN OBSERVASI SEDERHANA 

Diagnosa pasti apakah seorang anak termasuk hiperaktif atau tidak, harus
melalui pemeriksaan ahli seperti dokter atau psikolog. Namun, orang tua bisa
melakukan prediksi melalui observasi sendiri. "Ciri-ciri gangguan
hiperaktivitas sebenarnya baru terdeteksi jelas saat anak berusia empat
tahun atau di usia-usia awal sekolah. Namun, tak masalah bila orang tua
sudah melakukan observasi sejak si kecil berusia batita," jelas Sani. 
Jika orang tua memiliki kecurigaan si kecil mengalami gangguan
hiperaktivitas, saran Sani, jangan buru-buru mengambil kesimpulan. Sebaiknya
amati terus perkembangannya dan bandingkan dengan anak sebayanya. "Sangat
baik bila kita berkonsultasi pada psikolog anak. Kalau didiamkan, anak
dengan gangguan hiperaktivitas bisa tumbuh menjadi pribadi yang cepat bosan,
jenuh, pencemas, tidak pernah menyelesaikan tugas, antisosial, dan
sebagainya."
Irfan Hasuki. Foto: Iman/nakita  


 



=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/


> On 7/20/06, Habib & Ivy Baehaki
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Dear parents yang baik n pinter... :-) *mode
> merayu ON*
> > Ada yang punya artikel tentang ADD dan ADSD
> nggak... kalo ada... please,
> > sharing dooong...
> > Saya punya teman yang anaknya hyperactive, dan
> konsentarsinya pendek...
> > butuh sekali info mengenai hal tsb...
> > Makasih banget ya sebelumnya...
> >
> > salam manisss,
> > Ivy mama Qika

Kirim email ke