Hi mbak Anna, Setuju dengan saran para moms, untuk perhatikan asupan cairan supaya anak tidak dehidrasi. Kalau memungkinkan, sang mama bisa minta izin khusus/cuti untuk dampingi dan rajin observe si kecil, mbak.
Saya coba posting salah satu kutipan artikel tentang pemberian cairan saat menangani anak yang sedang mengalami gejala muntah dari website AAP (American Academy of Pediatrics), siapa tahu jadi tambahan info. Semoga si kecil cepat pulih, Sylvia - mum to Jovan & Rena ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ TREATMENT OF VOMITING http://www.aap.org/pubed/ZZZSZDGWEDC.htm?&sub_cat=107 (translated by Sylvia Radjawane) Untuk sebagian besar kasus, muntah akan berhenti tanpa penanganan medis. Anda tidak perlu menggunakan obat-obatan bebas atau resep kecuali memang direkomendasikan oleh dokter anak Anda karena kasus khusus. Jika bayi atau anak Anda muntah, posisikan tubuhnya untuk tidur tengkurap atau menyamping sedapat mungkin. Tindakan ini untuk meminimalkan resiko muntahan akan terhisap ke dalam saluran napas dan paru-paru. Jika muntah masih terus berlangsung, Anda perlu memastikan agar anak Anda tidak dehidrasi (dehidrasi adalah istilah yang digunakan saat tubuh kehilangan benyak cairan sehingga tubuh tidak dapat berfungsi secara efisien). Jika dehidrasi semacam ini dibiarkan hingga kondisi tertentu, hal ini dapat berakibat serius bahkan mematikan. Untuk mencegahnya, pastikan anak Anda mengkonsumsi cukup banyak cairan untuk memulihkan kondisi tubuh karena hilangnya cairan akibat muntah. Jika anak Anda tetap memuntahkannya, beri tahukan dokter anak Anda. Gejala muntah kadang terjadi selama bulan pertama kehidupan seorang bayi. Jika gejala muntah ini kelihatannya sering berulang, atau muntah hebat yang tidak biasanya, hubungi dokter anak Anda. Hal seperti ini mungkin disebabkan sekadar kesulitan makan yang 'ringan' tapi dapat pula sebagai tanda ada sesuatu yang lebih serius dalam tubuh anak Anda. Saat usia bayi Anda 2 minggu hingga 4 bulan, gejala muntah kuat yang berkepanjangan bisa jadi disebabkan menebalnya otot pada bagian 'stomach exit'. Kondisi ini menghambat makanan untuk melewati usus, yang dikenal dengan sebutan 'Hypertrophic Pyloric Stenosis' dan membutuhkan bantuan medis segera. Biasanya dilakukan tindakan operasi untuk membuka 'area' yang 'menyempit' itu. Tanda-tanda penting yang perlu diwaspadai untuk kondisi ini adalah 'muntah yang hebat' yang berlangsung sekitar 15-30 menit atau kurang setiap kali setelah akan. Saat Anda mengamati kejadian seperti ini, hubungi dokter anak Anda sesegera mungkin. Kadangkala, 'gumoh; dalam minggu hingga bulan-bulan pertama kehidupan bayi ternyata jadi memburuk, yang walaupun bukan kategori 'hebat' atau 'parah', tetapi berlangsung sepanjang waktu. Hal seperti ini bisa terjadi saat otot-otot pada baagian bawah dari ujung kerongkongan terlalu rileks dan menyebabkan isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Kondisi seperti ini dapat dikontrol dengan cara: - Susu dibuat kental dengan menambahkan makanan sereal untuk bayi - Hindari makan terlalu banyak - Sering-sering sendawakan bayi - Posisikan bayi berdiri dalam gendongan minimal selama 30 menit setelah selesai makan. Jika tindakan ini tidak efektif, Anda mungkin bisa meletakkannya dalam sebuah 'prone' GUIDELINES FOR FLUIDS AFTER VOMITING Saat anak Anda mengalami gejala muntah, yang disebabkan penyakit apa pun, kurang lebih selama sekitar 24 jam pertama, hentikan sementara makanan padat untuk anak Anda dan bujuk dia untuk menghisap atau minum cairan bening, seperti air putih, air gula [1/2 sendok teh (2.5cc) gula dalam 120cc air], es loli, air gelatin [1 sendok teh (5cc) 'flavored' gelatin dalam 120cc air] atau lebih baik lagi larutan elektrolit (tanyakan jenisnya pada dokter anak Anda), daripada membujuknya untuk makan. Cairan tidak hanya membantu mencegah dehidrasi, juga dibandingkan dengan makanan padat, lebih tidak merangsang muntah lebih lanjut. Panduan yang bisa diikuti saat memberikan cairan pada anak Anda setelah ia mengalami gejala muntah: 1. Tunggu hingga 2-3 jam setelah muntahnya yang terakhir, lalu berikan 30-60cc air dingin setiap setengah jam – 1 jam sekali hingga 4x pemberian 2. Jika anak Anda tidak memuntahkannya lagi, berikan 60cc larutan elektrolit bergantian dengan 60cc cairan bening setiap ½ jam sekali. 3. Jika dalam 2x pemberian, anak tidak memuntahkannya juga, berikan sedikit susu formula atau susu (tergantung usia anak), dan terus tingkatkan kuantitasnya perlahan hingga 3-4 ons setiap 3 atau 4 jam. 4. Setelah 12-24 jam tidak terulang lagi gejala muntahnya, perlahan-lahan kembali ke diet normal anak Anda, tapi tetap berikan banyak cairan kepadanya. Pada sebagian besar kasus, anak Anda hanya akan istirahat di rumah dan tetap diberikan treatment cairan selama 12 hingga 24 jam. Dokter anak Anda umumnya tidak akan meresepkan obat apa pun untuk menangani kasus muntah ini. Jika anak Anda juga mengalami diare, tanyakan dokter anak Anda tentang instruksi pemberian cairan juga panduan untuk kembali ke menu makanan padatnya. Jika anak Anda tetap memuntahkan segala cairan yang diberikan padanya dan gejala-gejalanya bahkan lebih parah, informasikan kepada dokter Anak anda. Beliau akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak Anda dan mungkin menindaklanjutinya dengan pemeriksaan urin, darah dan rongent untuk menegakkan diagnosis. Kadang, perawatan rumah sakit diperlukan juga untuk si kecil. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- On 8/7/06, A. Rahmadhani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear All, Temen kantor ada yg bingung karena anaknya muntah2 terus dari semalem, dan
dia blom sempet bawa anaknya ke dokter, krn dokternya juga baru buka praktek nanti sore..
Ada yg bisa kasih saran, utk muntahnya dikasih obat apa? FYI, anaknya umur
13 bulan.
Terima kasih.