Mumpung lagi gak ada Boss ;-) Melisa
Dikutip dari Horizon 17 milis Sehat. ============================== Pendahuluan Stroke terjadi akibat terganggunya aliran darah ke bagian otak tertentu sehingga otak kekurangan asupan oksigen dan zat gizi. Dalam beberapa menit hingga beberapa jam, sel otak perlahan-lahan akan mati. Dengan demikian, stroke merupakan suatu kegawatdaruratan, hidup dan mati hanya dipisahkan oleh dinding yang tipis kecuali bila.penanganannya yang cepat dan tepat. Derajat kerusakan otak dan kecacatan dapat diminimalisasi apabila penanganannya tepat dan sedini mungkin. Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian urutan ke-3 pada orang dewasa. Penyakit jantung dan kanker menempati urutan pertama dan kedua. Setiap tahun, sekitar 700.000 warga Amerika mengalami stroke, dan 160.000 diantaranya meninggal. Untungnya, saat ini, semakin sedikit warga Amerika yang meninggal akibat stroke dibandingkan dengan 20 atau 30 tahun yang lalu. Kondisi ini menunjukkan keberhasilan program pengendalian faktor risiko stroke seperti merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, serta kadar kolesterol darah yang tinggi. Gejala dan Tanda Kita perlu mengetahui gejala dan tanda stroke agar dapat segera memberikan pertolongan pertama apabila ada yang mengalaminya. Gejala dan tanda yang paling sering terjadi adalah: - Rasa baal, lemah atau lumpuh pada wajah, lengan atau tungkai yang timbul secara tiba-tiba (biasanya pada satu sisi tubuh, kiri atau kanan). - Kehilangan fungsi wicara, tidak dapat berbicara atau tidak mengerti pembicaraan orang lain (afasia). - Penglihatan kabur, penglihatan ganda atau penurunan fungsi penglihatan secara mendadak. - Pusing, kehilangan keseimbangan, atau kehilangan koordinasi. - Nyeri kepala hebat yang timbul tiba-tiba atau nyeri kepala yang tidak biasanya, yang dapat disertai dengan leher kaku, nyeri wajah, nyeri diantara kedua mata, muntah, atau penurunan kesadaran. - Bingung atau gangguan proses mengingat, disorientasi ruang atau persepsi. Perlu diketahui, pada kebanyakan penderita, stroke terjadi tanpa didahului suatu gejala apapun. Pada sebagian lainnya, stroke terjadi setelah munculnya suatu gejala yang disebut dengan Transient Ischemic Attack (TIA). TIA adalah keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah ke bagian otak tertentu yang bersifat sementara. Gejala dan tanda TIA sama dengan gejala dan tanda stroke tetapi berlangsung lebih cepat dan singkat (beberapa menit hingga 24 jam), kemudian menghilang tanpa meninggalkan gejala sisa (cacat tubuh). Seseorang dapat mengalami TIA lebih dari satu kali (gejala/tanda bisa sama atau berbeda antar satu episode TIA dengan episode TIA lainnya). TIA merupakan faktor risiko terjadinya stroke di kemudian hari. Seseorang yang pernah mengalami TIA, berisiko stroke 9x lipat ketimbang orang yang tidak pernah mengalami TIA. Penyebab Stroke disebabkan gangguan volume darah di otak. Stroke iskemis disebabkan oleh penurunan jumlah darah di otak sedangkan stroke hemoragis disebabkan peningkatan volume darah di otak. Stroke Iskemis Sekitar 80% stroke yang terjadi adalah stroke iskemis. Terjadi apabila terdapat gumpalan bekuan darah (atau partikel lain) yang menyumbat pembuluh darah ke otak. Penyumbatan ini menyebabkan aliran darah ke otak berkurang dengan drastis (iskemia). Akibatnya, asupan oksigen dan zat gizi untuk sel otak berkurang dan sel otak pun mengalami kematian dalam hitungan beberapa menit saja. Dua jenis stroke iskemis yang paling sering terjadi adalah: § Stroke Trombosis Terjadi apabila gumpalan bekuan darah (trombus) terbentuk di pembuluh darah ke otak. Trombus terbentuk akibat proses atherosklerosis, penumpukan kolesterol di dinding pembu-luh darah yang kemudian dindingnya menjdai "rusak". Proses tersebut dapat terjadi pada salah satu dari dua arteri karotis yang terletak di leher yang mengalirkan darah ke otak. Dapat juga terjadi di pembuluh-pembuluh darah arteri lainnya. Arteri carotis § Stroke Embolis Terjadi apabila suatu gumpalan (bekuan darah ataupun partikel lainnya) yang semula terbentuk di pembuluh darah arteri yang "jauh" dari otak tetapi gumpalan tersebut terlepas dan ikut aliran darah dan kemudian tersangkut dan menyumbat pembuluh arteri otak yang kecil. Gumpalan tersebut (embolus) biasanya disebabkan oleh kelainan irama jantung. Stroke Hemoragis (perdarahan) Stroke hemoragis terjadi apabila pembuluh darah ke otak bocor atau robek. Banyak hal dapat menyebabkan terjadinya perdarahan ini tetapi yang tersering adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol. Perdarahan juga bisa terjadi pada seseorang yang menderita kelainan pembuluh darah yang disebut aneurisma. Sedangkan penyebab yang jarang adalah kelainan pembuluh darah yang disebut Malformasi Arteriovena, suatu keadaan bawaan sejak lahir dimana dinding pembuluh darah tipis dan kusut akibat gangguan pada saat proses pembentukan. Dua jenis stroke hemoragis yang paling sering adalah: § Hemoragis Intraserebral (perdarahan di dalam otak) Pada jenis stroke ini, pembuluh darah pada otak pecah dan darah mengalir keluar melapisi jaringan otak dan merusak sel otak. Sel-sel otak yang berada jauh dari tempat terjadinya robekan mengalami kekurangan aliran darah sehingga akan mengalami kerusakan. Penyebab tersering adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi menyebabkan pembuluh darah arteri berukuran kecil pada otak menjadi rapuh, mudah robek dan pecah. § Hemoragis Subarakhnoid Perdarahan bermula di pembuluh darah berukuran besar yangterletak dekat atau di selaput yang membungkus otak. Selanjutnya darah mengalir keluar mengisi rongga antara otak dan tulang tengkorak. Biasanya ditandai dengan nyeri kepala hebat yang timbul secara tiba-tiba. Jenis stroke ini biasanya disebabkan oleh robeknya dinding pembuluh darah (aneurisma) akibat proses penuaan ataupun karena kelainan genetik. Setelah terjadi perdarahan, pembuluh darahnya akan mengerut sehingga sel otakpun mengalami kerusakan akibat terhambatnya aliran darah ke bagian otak tersebut. Faktor-faktor Risiko Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke. Beberapa faktor risiko tersebut juga meningkatkan kemungkinan menderita serangan jantung. Yaitu: - Riwayat keluarga. Risiko mengalami stroke meningkat apabila salah satu dari orangtua ataupun saudara kandung ada yang mengalami stroke ataupun TIA. - Umur. Risiko mengalami stroke meningkat seiring bertambahnya usia. - Jenis kelamin. Stroke menyerang laki-laki dan perempuan dengan proporsi seimbang namun, wanita lebih sering meninggal akibat stroke daripada laki-laki. - Ras. Orang berkulit hitam lebih rentan mengalami stroke dibandingkan ras lainnya. Hal tersebut antara lain diakibatkan tingginya prevalensi tekanan darah tinggi dan diabetes pada ras berkulit hitam. - Tekanan darah tinggi (Hipertensi). Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terjadinya stroke jenis iskemis maupun hemoragis. Hipertensi akan melemahkan dan merusak pembuluh darah otak sehingga pembuluh darah rentan mengalami proses atherosklerosis ataupun perdarahan. - Peningkatan kadar kolesterol "jahat" dalam darah. Kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") yang tinggi dapat meningkatkan risiko atherosklerosis. LDL yang berlebihan akan membentuk lapisan di dinding pembuluh darah arteri yang apabila mengeras akan membentuk plak. Kadar trigliserida yang tinggi, juga meningkatkan risiko atherosklerosis. Sebaliknya, jika kadar kolesterol HDL (kolesterol "baik") yang tinggi justru akan mengurangi risiko atherosklerosis dengan cara membantu mengeluarkan lemak dari tubuh melalui hati. - Merokok. Perokok lebih rentan mengalami stroke daripada bukan perokok. Rokok ikut berperan membentuk plak di dinding pembuluh darah arteri. Nikotin pada rokok membuat jantung bekerja lebih keras karena meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Karbon monosida pada rokok, akan berikatan dengan hemoglobin (zat yang berfungsi mengantarkan oksigen) dengan cara "mengusir" oksigen. Akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen di aliran darah sehingga jaringan tubuh termasuk otak, akan kekurangan oksigen. - Diabetes. Diabetes merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Tubuh penderita diabetes mengalami gangguan metabolisme karbohidrat dan lemak sehingga penderita diabetes rentan mengalami tekanan darah tinggi dan atherosklerosis. Diabetes juga mengganggu proses penghancuran gumpalan bekuan darah sehingga meningkatkan risiko stroke iskemis. - Obesitas. Berat badan berlebih meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atherosklerosis dan diabetes; semua keadaan yang justru meningkatkan risiko stroke. - Penyakit jantung. Beberapa penyakit jantung, antara lain gagal jantung kongestif, riwayat serangan jantung, infeksi katup jantung (endokarditis), fibrilasi atrial (salah satu jenis kelainan irama jantung), penyakit katup aorta atau katup mitral, penggantian katup jantung, dan foramen ovale (lubang abnormal antara kedua rongga atrium jantung) meningkatkan risiko stroke. Stroke embolis umumnya disebabkan oleh fibrilasi atrium. - Riwayat stroke atau TIA. Seseorang yang pernah mengalami stroke, rentan mengalami stroke berulang. Seseorang yang pernah mengalami TIA akan sembilan kali lebih berisiko mengalami stroke dibandingkan yang tidak pernah mengalami TIA. - Kadar homosistein yang meningkat. Homosistein adalah salah satu jenis asam amino yang membentuk protein. Homosistein secara normal terdapat di dalam darah. Namun bila kadar homosistein meningkat, akan meningkatkan risiko kerusakan jantung ataupun kerusakan pembuluh darah. - Penggunaan pil KB. Risiko mengalami stroke lebih tinggi pada wanita yang mengonsumsi pil KB, apalagi bila wanitanya perokok atau berusia >35 tahun. Namun, pil KB yang ada saat ini memiliki dosis hormon yang lebih rendah, sehingga risiko mengalami stroke berkurang. Faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinan stroke antara lain peminum alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain, serta stres yang tidak terkontrol. Kapan Harus Menghubungi Dokter? Jika seseorang menunjukkan gejala-tanda stroke atau TIA, segera bawa ke RS terdekat yang diketahui memiliki fasilitas CPR atau minta ambulans untuk datang secepatnya. Sambil menunggu kedatangan bantuan tenaga medis dan ambulans, pasien diobservasi dengan seksama dan beberapa tindakan yang mungkin harus dilakukan, antara lain: - Jika penderita berhenti napas, lakukan resusitasi. - Jika penderita muntah, miringkan posisi tubuh untuk mencegah penderita tersedak. - Jangan memberikan minuman ataupun makanan. Setiap menit sangat berharga untuk penderita stroke. Semakin lama stroke tidakditangani dengan tepat, semakin besar kerusakan otak yang terjadi dan semakin besar pula kemungkinan penderita mengalami kecacatan. Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada seberapa cepat penderita ditangani dokter di ruang gawat darurat. Deteksi Dini dan Diagnosis Jika seseorang pernah mengalami stroke atau TIA, ataupun memiliki faktor-faktor risiko stroke, segeralah berkonsultasi dengan dokter mengenai deteksi dini dan pemeriksaan yang perlu dilakukan. Saat stroke, dokter harus segera menentukan tipe stroke yang diderita (iskemis atau hemoragis) serta lokasi kerusakan di otak. Selain itu, dokter juga harus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang memberikan gejala mirip stroke, seperti tumor.Berikut ini beberapa pemeriksaan yang dilakukan pada deteksi dini ataupun untuk menegakan diagnosis menderita stroke. Yaitu: - Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Dokter akan mencari apa saja faktor risiko si pasien antara lain dengan memeriksa tekanan darah, kadar kolesterol dan homosistein darah, dan kadar gula darah (diabetes). Dokter juga akan mendengarkan suara jantung dan suara pembuluh darah arteri untuk menilai apakah terdapat suara mendesing (bruit) yang menandakan adanya proses atherosklerosis. - USG Karotis. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya penyempitan ataupun gumpalan bekuan darah pada arteri karotis. - Arteriografi. Dengan pemeriksaan ini dapat terlihat gambaran pembuluh darah arteri pada otak yang tidak dapat terlihat pada pemeriksaan radiologis. Caranya adalah dengan memasukkan pipa kateter yang tipis dan fleksibel melalui lipatan paha Pipa itu kemudian masuk ke dalam pembuluh arteri utama menuju arteri karotis atau arteri vertebral. Setelah itu akan diinjeksikan zat warna melalui pipa kateter tersebut sehingga pembuluh darah arteri akan terwarnai. Pemeriksaan arteriografi akan memperlihatkan gambaran pembuluh darah otak secara jelas, sehingga adanya kelainan bentuk pembuluh darah arteri otak dapat terlihat. - CT scan. Pada pemeriksaan CT angiografi, zat kontras/zat warna dimasukkan melalui pembuluh darah vena dan akan memberikan gambaran 3 dimensi pembuluh darah di leher dan otak. Pemeriksaan ini terutama untuk mencari kelainan aneurisma atau malformasi arteriovena serta untuk mencari adanya penyempitan pembuluh darah arteri. CT scan tanpa zat warna dapat memperlihatkan gambaran jaringan otak, namun tidak secara jelas dapat memperlihatkan gambaran pembuluh darah otak. - MRI. MRI dapat memperlihatkan gambaran 3 dimensi otak. Pemeriksaan ini sangat sensitif untuk mendeteksi adanya area jaringan otak yang rusak akibat stroke iskemia. MR angiografi dapat menilai keadaan pembuluh darah arteri di leher dan otak. - Ekokardiografi (untuk menilai keadaan jantung). Ekokardiografi transesofageal dapat memperlihatkan gambaran jantung yang lebih jelas dan lebih detail termasuk adanya gumpalan bekuan darah yang mungkin tidak dapat dilihat pada ekokardiografi biasa. Pengobatan Pengobatan Segera merupakan hal penting untuk mengatasi stroke. Namun pengobatan yang diberikan sangat tergantung pada jenis stroke yang terjadi. Stroke Iskemia Untuk mengatasi stroke iskemia, dokter harus menghilangkan sumbatan yang terjadi dan memperbaiki aliran darah ke otak. Pengobatan darurat. Penyuntikkan obat yang dapat menghancurkan gumpalan bekuan darah (trombolitik) seperti tissue plasminogen activator (TPA). Obat ini harus diberikan dalam waktu 3 jam pertama setelah terjadinya stroke. Pengobatan yang cepat akan meningkatkan kemungkinan hidup dan mengurangi kecacatan. Namun begitu, saat ini hanya sedikit penderita stroke yang mendapatkan terapi trombolitik, alasannya antara lain: § Periode waktu yang terbatas. Tiga jam pertama setelah mengalami stroke merupakan periode waktu yang telah ditetapkan untuk dapat memberikan obat trombolitik secara intravena. Setelah melewati periode 3 jam, risiko mengalami perdarahan ataupun komplikasi lainnya dari pemberian obat trombolitik akan jauh lebih besar daripada keuntungan yang didapat. § Terbatasnya kelompok orang yang mendapat manfaat dari terapi trombolitik. Obat TPA tidak dapat mengatasi stroke hemoragis, bahkan pemberian obat trombolitik (TPA) dapat memperburuk stroke hemoragis yang terjadi. Selain itu, tidak semua orang yang mengalami stroke iskemis merupakan kandidat ideal untuk mendapatkan terapi trombolitik. Kemampuan obat TPA untuk menghancurkan gumpalan darah juga meningkatkan risiko terjadinya perdarahan di otak dan di tempat lainnya. Setelah mendiagnosis stroke akut, pasien dan dokter dapat berdiskusi untuk menimbang risiko dan keuntungan yang didapat apabila terapi trombolitik diberikan. Dokter tidak akan memberikan terapi trombolitik apabila tekanan darah penderita tidak terkontrol. Pembedahan dan prosedur-prosedur lainnya. Dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur untuk memperbaiki pembuluh darah arteri yang menyempit karena plak, posedur-prosedur tersebut antara lain: - Carotid endarterectomy. Dokter bedah akan melakukan sayatan di leher sehingga arteri karotis terlihat. Lalu arteri karotis dibuka dan plak dikeluarkan, dan arteri karotis ditutup kembali. Seseorang yang mengalami sumbatan pada arteri karotis merupakan kandidat utama pembedahan ini. Prosedur ini akan menurunkan risiko stroke iskemis. Namun prosedur ini tetap menimbulkan beberapa risiko, selain risiko-risiko yang dapat terjadi pada prosedur pembedahan umumnya, carotid endarterectomy sendiri dapat mencetuskan terjadinya stroke ataupun serangan jantung. - Angioplasti. Penggunaan prosedur ini lebih jarang daripada prosedur carotid endarterectomy. Angioplasti dapat melebarkan diameter pembuluh darah arteri yang menuju otak, biasanya arteri karotis. Pada prosedur ini, balon yang terdapat pada kateter dimasukkan kedalam pembuluh darah arteri hingga menuju daerah yang mengalami sumbatan. Pada daerah yang tersumbat tersebut, balon akan digembungkan sehingga akan menekan plak ke dinding pembuluh darah. Suatu alat berupa pipa yang terbuat dari logam yang disebut stent akan diletakkan pada daerah sumbatan tersebut untuk mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah kembali di kemudian hari. Prosedur angioplasti yang dikerjakan saat ini sudah lebih canggih karena menggunakan alat yang dapat menangkap material-material plak yang terlepas (embolus) saat sedang melakukan prosedur angioplasti, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke. - Teknik-teknik lainnya. Dokter juga terus melakukan penelitian agar dapat mengeluarkan gumpalan bekuan darah dengan meminimalisasi komplikasi yang mungkin terjadi. Pada prosedur kateter embolektomi, pipa kateter dimasukan ke pembuluh darah arteri yang menuju otak dan kemudian gumpalan bekuan darah dikeluarkan. Dengan prosedur ini, terapi trombolitik juga dapat diberikan langsung pada arteri yang mengalami sumbatan. Pengobatan pencegahan. Jika seseorang mengalami stroke iskemia, sangat penting untuk menentukan apa penyebab stroke nya agar dapat mencegah serangan stroke berikutnya. Dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obat yang dapat menurunkan risiko kemungkinan TIA ataupun stroke, antara lain: - Obat-obatan anti platelet. Platelet (trombosit) adalah sel darah yang fungsinya memulai proses pembekuan darah. Obat-obatan anti platelet akan membuat platelet menjadi kurang lengket dan kemampuannya untuk menggumpal juga berkurang. Obat anti platelet yang paling sering digunakan adalah aspirin. Dokter juga mungkin akan meresepkan Aggrenox, kombinasi aspirin dosis rendah dengan obat anti platelet seperti dipyridamole, untuk mengurangi gumpalan bekuan darah. Jika aspirin tidak dapat mencegah seseorang mengalami TIA atau stroke, ataupun seseorang tidak dapat mengkonsumsi aspirin, dokter mungkin akan meresepkan obat anti platelet lainnya seperti clopidogrel (Plavix) atau ticlopidine (Ticlid). - Antikoagulan. Yang termasuk golongan ini antara lain heparin dan warfarin (Coumadin). Obat-obatan ini mempengaruhi proses pembekuan darah dengan mekanisme yang berbeda dari obat anti platelet. Heparin adalah obat yang bekerja cepat dan digunakan di rumah sakit untuk waktu yang singkat. Warfarin yang merupakan obat yang bekerja lebih lambat dari heparin digunakan untuk waktu yang lebih lama. Penggunaan obat golongan ini harus dengan pengawasan ketat dokter. Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan ini apabila seseorang mengalami gangguan proses pembekuan darah, abnormalitas pembuluh darah arteri tertentu, irama jantung abnormal seperti fibrilasi artrial, ataupun gangguan-gangguan jantung lainnya. Stroke Hemoragis (Perdarahan) Terapi bedah umumnya merupakan terapi utama (treatment of choice) untuk mengatasi ataupun untuk mencegah berulangnya stroke ini di kemudian hari. Prosedur yang paling sering dilakukan adalah penjepitan aneurisma atau pengangkatan malformasi arteriovena dengan berbagai kemungkinan komplikasinya. Dokter biasanya merekomendasikan salah satu prosedur berikut ini apabila seseorang berisiko tinggi aneurisma spontan atau robeknya malformasi arteriovena, yaitu: - Penjepitan aneurisma. Suatu alat klem tipis diletakkan di dasar aneurisma untuk menghentikan aliran darah. Prosedur tersebut mencegah robek dan pecahnya aneurisma atau mencegah terjadinya perdarahan kembali pada aneurisma yang sebelumnya robek dan pecah. - Embolisasi aneurisma. Pipa kateter dimasukan hingga mencapai aneurisma, kemudian gelungan kawat tipis (terbuat dari platinum) dikeluarkan melalui pipa kateter dan diletakan di dalam aneurisma. Gelungan kawat tersebut akan mengisi seluruh rongga aneurisma dan menyebabkan aneurisma tersebut menggumpal dan "terpisah" dari pembuluh darah arteri. - Pengangkatan malformasi arteriovena. Akan mencegah robeknya kelainan tersebut sehingga menurunkan risiko stroke hemoragika. Namun prosedur ini tidak selalu dapat dikerjakan, misalnya apabila kelainannya terlalu besar atau terletak pada lokasi yang sangat dalam di otak. Prosedur lainnya dengan melakukan radiasi atau embolisasi, dimana aliran darah yang menuju kelainan tersebut dihambat sehingga malformasi arteriovena akan mengkerut. Pencegahan langkah terbaik untuk mencegah stroke adalah dengan mengenali faktor-faktor risiko serta selalu menjalani gaya hidup yang sehat. Secara umum, gaya hidup sehat berarti seseorang harus: - Kendalikan tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kemungkinan stroke adalah menjaga agar tekanan darah selalu terkontrol. Jika seseorang pernah mengalami stroke, menurunkan tekanan darah akan membantu mencegah terjadinya TIA ataupun stroke ulangan. Olah raga, mengatasi stres, mempertahankan berat badan yang ideal, serta membatasi asupan garam dan alkohol adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah dalam batas normal. Sebagai tambahan dari perubahan gaya hidup, dokter mungkin akan meresepkan obat yang dapat menurunkan tekanan darah seperti diuretik, inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme), dan penghambat reseptor angiotensin. - Mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Mengurangi konsumsi kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh, akan mengurangi kemungkinan terjadinya proses pembentukan plak di pembuluh darah. Jika seseorang tidak dapat mengontrol kadar kolesterol dan lemak dengan mengubahan pola makan, mungkin dokter akan meresepkan obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah. - Konsumsi vitamin B. vitamin B kompleks; yaitu B6, B12 dan asam folat; secara simultan akan berfungsi menurunkan kadar homosistein darah sehingga akan mengurangi risiko stroke. - Tidak merokok. Berhenti merokok akan menurunkan risiko stroke. Beberapa tahun setelah berhenti merokok, risiko seorang bekas perokok mengalami stroke akan sama dengan seseorang yang bukan perokok. - Kontrol diabetes. Seseorang dapat mengontrol diabetes dengan cara berolah raga, mengubah pola makan, mempertahankan berat badan ideal, serta dengan menggunakan obat-obatan. Kontrol ketat kadar gula darah dalam batas normal akan mengurangi proses kerusakan otak pada seseorang yang mengalami stroke. - Mempertahankan berat badan ideal. Kelebihan berat badan selain merupakan faktor risiko stroke, juga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung-pembuluh darah, dan diabetes yang merupakan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan stroke. Penurunan berat badan sebesar 5 kg akan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah. - Olah raga teratur. Olah raga aerobik akan menurunkan risiko kemungkinan mengalami stroke dengan berbagai cara, yaitu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar HDL darah, serta meningkatkan fungsi jantung dan pembuluh darah secara optimal. Olah raga juga dapat menurunkan berat badan dan mengontrol diabetes, serta mengurangi keadaan stres. Lakukanlah aktivitas seperti berjalan, joging, berenang ataupun bersepeda minimal 30 menit setiap harinya jika memungkinkan. - Mengatasi stres. Stres dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah sementara, suatu faktor risiko terjadinya perdarahan otak ataupun hipertensi. Stres juga mengakibatkan sel darah lebih rentan menggumpal sehingga meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemia. Menjalani hidup secara sederhana, berolah raga, serta melakukan relaksasi dapat mengurangi terjadinya stres. - Mengonsumsi alkohol secukupnya. Alkohol dapat menjadi faktor risiko namun alkohol juga dapat mencegah terjadinya stroke. Jika mengkonsumsi secara berlebihan, akan meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko kemungkinan mengalami stroke iskemis maupun stroke hemoragis. Namun jika mengkonsumsi dalam jumlah secukupnya akan meningkatkan kadar kolesterol HDL darah dan menurunkan kemungkinan sel darah bergumpal yang akan menurunkan risiko terjadinya stroke iskemis. - Jangan mengkonsumsi obat terlarang. Banyak obat-obatan terlarang, seperi kokain, yang meningkatkan risiko kemungkinan mengalami stroke dan TIA. Konsumsilah makanan-makanan sehat, antara lain: - Lima porsi atau lebih buah dan sayuran yang mengandung berbagai zat gizi seperti kalium, folat, serta antioksidan yang dapat menghindari seseorang menderita stroke. - Makanan kaya serat, seperti makanan yang terbuat dari gandum dan kacang-kacangan. - Makanan kaya kalsium, zat mineral yang terbukti dapat menurunkan risiko kemungkinan mengalami stroke. - Produk-produk yang terbuat dari kedelai seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai yang dapat menurunkan kadar LDL darah dan meningkatkan kadar HDL darah. - Makanan kaya asam lemak omega-3, antara lain ikan laut dalam seperti salmon, makarel dan tuna. Wanita hamil ataupun yang berencana untuk hamil beberapa tahun ke depan harus membatasi konsumsi ikan air dingin karena kemungkinan kontaminasi merkuri yang dapat terjadi. Beberapa faktor risiko tertentu tidak dapat diubah seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan ras tapi dengan mengetahui dirinya memiliki beberapa faktor risiko stroke seseorang akan termotivasi untuk mengubah gaya hidup dan meminimalisasi faktor-faktor risiko tersebut. Serangan jantung ataupun stroke pertama dapat fatal dan mengakibatkan kecacatan, sehingga pencegahan adalah hal yang sangat penting dilakukan. American Hearth Association (AHA) merekomendasikan beberapa hal berikut; - Deteksi dini faktor risiko. AHA merekomendasikan semua orang, dimulai pada saat usia 20 tahun melakukan berbagai pemeriksaan untuk deteksi dini termasuk pengukuran tekanan darah, indeks massa tubuh, pengukuran lingkar pinggang, serta frekuensi denyut nadi setidaknya setiap 2 tahun. Serta pemeriksaan kadar kolesterol dan gula darah setidaknya setiap 5 tahun. - Penilaian risiko. AHA merekomendasikan dokter untuk menilai persentase risiko yang dimiliki tiap orang untuk mengalami penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun mendatang. Penilaian dilakukan berdasarkan faktor risiko yang dimiliki orang tersebut. AHA merekomendasikan untuk melakukan penilaian setiap 5 tahun pada orang berusia 40 tahun atau lebih ataupun pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko. Bagaimana Setelah Mengalami Stroke? Seorang penderita stroke yang pulang ke rumah dan hidup dengan orang-orang yang sehat lebih mungkin untuk menjadi mandiri dan produktif kembali. Dukungan dari orang-orang sekitar dan pengobatan segera sangatlah penting. Proses penyembuhan dan rehabilitasi sangat tergantung pada area otak yang terkena serta luasnya jaringan otak yang mengalami kerusakan. Kerusakan sisi kanan otak akan mengganggu proses pergerakan dan sensasi pada sisi kiri tubuh. Sedangkan kerusakan pada sisi kiri otak selain dapat mengganggu proses pergerakan pada sisi kanan tubuh juga menyebabkan gangguan proses bicara dan bahasa. Selain itu, seorang penderita stroke dapat mengalami gangguan proses bernapas, menelan, keseimbangan dan pendengaran, kehilangan fungsi penglihatan, serta gangguan fungsi kandung kemih dan peristaltik usus. Selain berbagai gangguan fisik yang dapat terjadi, penderita stroke biasanya akan mengalami depresi. Mereka akan merasa tidak berdaya, frustasi, serta tidak tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang dulunya sering dilakukan. Berkurangnya dorongan seksual, perubahan suasana hati, hingga keinginan bunuh diri biasa terjadi. Karena itu diperlukan dukungan yang menyeluruh bagi pasien stroke. Selain dari keluarga, dukungan juga diperoleh dari tenaga medis. Untuk merawat pasien stroke diperlukan tim yang menangani pasien secara menyeluruh, tim yang merawat dan mengobati pasien stroke terdiri dari: - Ahli rehabilitasi - Perawat - Ahli gizi - Ahli terapi fisik - Ahli terapi okupasional - Ahli terapi rekreasional - Ahli terapi wicara - Pekerja sosial - Psikolog ataupun psikiater - Ahli agama Proses penyembuhan akibat menderita stroke dapat membuat frustasi anggota keluarga dan teman penderita. Kurangnya pengetahuan serta pengalaman mengenai proses penyembuhan stroke menyebabkan kesulitan menghadapi seorang penderita stroke. Komunikasi juga merupakan hal yang sulit dilakukan pada penderita stroke dengan gangguan bicara. Faktanya, keluarga, kerabat dekat serta teman penderita sangatlah berperan penting pada proses penyembuhan. Ada sedikit petunjuk yang sederhana namun ternyata penting agar seseorang dapat berkomunikasi dengan penderita stroke yang mengalami gangguan wicara: - Tetaplah berada di dekat penderita stroke. Seorang penderita stroke biasanya sangat mengharapkan kehadiran orang-orang dekat di sisinya, namun penderita tidak dapat mengungkapkannya akibat mengalami gangguan bicara. Selalulah berusaha berada di dekat penderita stroke. - Lakukan pembicaraan secara dewasa. Posisikan diri kita sejajar dengan penderita stroke. Perlakukan penderita sama seperti sebelum mengalami stroke, karena seseorang yang mengalami stroke bukan berarti ia tidak memiliki kemampuan berpikir lagi. - Berbicaralah dengan nada suara yang biasa. Apabila penderita stroke tidak mengalami ganggungan fungsi pendengaran, berbicaralah dengan nada suara yang biasa, tidak perlu berteriak. - Jangan berbicara terburu-buru. Berikan waktu penderita untuk mencerna pembicaraan yang terjadi serta lakukan pembicaraan mengenai satu topik untuk satu waktu. - Hindari gangguan. Kurangi suara-suara berisik yang dapat mengganggu seperti suara televisi dan radio. - Bicaralah secara pribadi. Penderita stroke biasanya dapat lebih memahami pembicaran apabila dilakukan secara pribadi, tidak melibatkan banyak orang. - Perlakukan perawat dengan baik. Para perawat juga memerlukan dukungan dan semangat dalam memberikan pelayanan bagi penderita stroke. Meskipun kecacatan yang terjadi akibat stroke dapat menetap seumur hidup, namun banyak penderita yang dapat tetap melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas sehari-hari. (Diterjemahkan dari Stroke; By Mayo Clinic staff; August 2, 2004; http://www.mayoclinic.com) ----- Original Message ----- From: "dewi chandra" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Monday, September 18, 2006 10:43 AM Subject: [balita-anda] ( OOT ) stroke Deal All.. Minta tolong , klo ada yg punya artikel tentang penyakit stroke . Terima kasih sebelumnya . -dewi- The information transmitted is intended only for the person or the entity to which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message including any of its attachments from your system. Any use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra International Tbk and should not be construed as the views, offers or acceptances of PT Astra International Tbk. -------------------------------------------------------------- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]