Subject: Monday Responsibility


Tanggungjawab

"Dua jalan untuk menjadi manusia yang  bertanggungjawab: membiasakannya
sejak kecil atau menunggu  sampai keadaan memaksanya."



"Adek maem  ya?"
"Nggak  mau!"
"Kakak juga makan  nih, disuapin ya?"
"Nggak  mau!"
"Nanti waktunya  habis lho."
"Ntar  ah!"
"Mbak bilangin  ibu kalau Adek nggak mau makan!"
Mendengar  kata-kata sakti sang Kakak ini, si Adik yang semula tak
bergeming mulai beringsut untuk membuka mulutnya dan menerima  suapan dari
sang Kakak. Satu dan dua suapan berhasil  masuk, tetapi pada suapan ketiga
si Adik mulai bertingkah  kembali.
"Cukup  ah!"
"Lho, baru dua  suap ... empat suap lagi deh!"
Seterusnya kakak  beradik itu makan bersama dari satu tempat bekal yang
sama. Bergantian sang kakak menyuapkan nasi dan potongan  sosis goreng
diujungnya untuk dirinya sendiri, kemudian ia  juga menyuapi adik
laki-lakinya yang duduk persis  disebelahnya.

Sampai di sini  barangkali kita tidak merasakan sesuatu yang istimewa
dari apa yang dilakukan dua anak itu. Tetapi bila  Anda tahu bahwa
adegan itu dilakukan oleh kakak beradik  yang masih berusia 7 dan 5 tahun,
dengan seragam dan tas  sekolah lengkap, serta dilakukannya di atas
Mikrolet,  Anda pasti akan berpikir lain.

Kedua anak itu  naik sebuah Mikrolet trayek Lebak Bulus -  Kebayoran Lama
dari Pondok Pinang di suatu pagi  antara pukul 5:45 sampai 6:30 an WIB.
Seperti biasa  mereka berangkat ke sekolah di daerah Bungur,  Kebayoran
Lama bersama-sama tanpa diantar atau dijemput  orangtuanya. Menilik
seragam sekolah dan topi yang  mereka kenakan, si kakak perempuan kira-kira
kelas dua  SD dan adik laki-lakinya masih di Taman  Kanak-kanak.

Luar  biasa. Sebagian penumpang yang mayoritas  ibu-ibu seolah menahan
napas haru, ketika harus  melihat adegan kedua anak ini di sepanjang
perjalanan. Sang Kakak begitu telatennya menyuapi si  Adik dan sang Adik
pun, meski kelihatan tidak selera  makan tetapi menuruti perkataan sang
Kakak. Apakah  mereka masih punya orangtua? Lalu kenapa mereka membiarkan
anak-anak sekecil ini berangkat sekolah dan pulang dengan  kendaraan umum
sendirian?

Seorang ibu yang  duduk di seberang mereka mengajak mereka bercakap.
Rupanya memang kedua anak itu terbiasa berangkat dan  pulang sekolah
bersama-sama tanpa diantar orangtuanya.   Bahkan sang Kakak juga harus
bertanggungjawab untuk memastikan  si Adik juga sarapan pagi dengan baik.
Dan tanggungjawab itu  pun harus dilakukanya di atas Mikrolet! Sesuatu yang
mungkin  sulit dilakukan oleh seorang ibu sekalipun. Sayangnya,
pertanyaan-pertanyaan belum terjawab ketika dua anak  itu harus turun di
sekolah mereka daerah sekitar Jalan  Bungur, Kebayoran Lama.

Saya lalu  teringat akan cerita anak saya tentang kekonyolan salah  seorang
teman sekelasnya (kelas 2 Sekolah Dasar) yang terpaksa  harus "pup" di
sekolah, berteriak-teriak sedemikian rupa  memanggil "Mbak"-nya karena
tidak bisa --maaf-- cebok  sendiri. Juga beberapa temannya yang kalau
makan siang  masih disuapi oleh "Mbak"-nya masing-masing. Padahal,  usia
mereka nyaris sama dengan si Kakak dalam Mikrolet di  atas. Sedemikian
kontras.

Betapa pun kita  tidak bisa membandingkan begitu saja teman-teman anak saya
ini  dengan dua anak penumpang Mikrolet di atas --karena memang  hidup dan
kehidupan yang mereka jalani berbeda--   tetapi jelas ada sesuatu yang
sangat mendasar dan  universal harus kita pahami di sini.   Bahwa bagaimana
pun seorang anak harus belajar melakukan  tanggungjawabnya sejak kecil.
Bukan berarti membebani  dengan pekerjaan dan tugas yang sebenarnya menjadi
porsi  orangtua seperti apa yang dilakukan Si Kakak dalm Mikrolet di  atas,
tetapi cukup berlatih untuk bertanggungjawab dengan  kebutuhan dan
kehidupannya kebutuhan mereka  sendiri. Bukankah sangat tidak wajar, anak
usia 7 tahun  masih harus dibantu --maaf-- cebok atau disuapi ketika
makan?

Ada  dua jalan bagaimana kita bisa menjadi menjadi manusia  yang
bertanggungjawab. Pertama, membiasakannya sejak  kecil; atau kedua,
situasi dan keadaaan yang memaksa kita  melakukannya.

Selamat pagi dan  selamat bekerja



--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke