thanks banget mbak

salam,
rita

----- Original Message ----- From: "Ummu Auliya" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, September 25, 2006 10:55 AM
Subject: Re: [balita-anda] Stroke pada Balita


waduh, kalo gak salah pernah tu dibahas di tabloid nakita... tapi lupa edisi
berapa...
ini ada dari nakita online nya :

*STROKE BISA, LO, TERJADI PADA ANAK!*

*W**aspadai gejala pusing, mata berkunang-kunang, muntah-muntah, dan kejang
tanpa demam. Jangan tunda untuk segera membawa si kecil ke dokter.*

Jika anak sering mengeluh pusing, waspadalah. Terutama bila keluhan tersebut muncul dalam wujud migren atau sakit kepala di bagian tertentu saja dan mata
serasa berkunang-kunang. Apalagi bila 1-2 jam kemudian pusingnya semakin
menjadi-jadi, bahkan disertai muntah-muntah serta kejang-kejang dan
menurunnya kesadaran anak. Siapa yang akan menyangka kalau kejadian yang
biasanya berlangsung dalam waktu singkat ini bisa berujung fatal. Anak usia
sekolah yang semula bicaranya lancar lantas jadi terbata-bata. Begitu pun
gerak tubuhnya yang mendadak jadi kaku atau mungkin mendadak lumpuh.

Ironisnya, gejala yang sama tak hanya dialami anak usia sekolah, melainkan
juga anak usia bayi. Tentu saja kondisi bayi yang belum bisa bicara
mengutarakan keluhannya tak seharusnya menjadi alasan bagi orangtua untuk
tidak mengamati perilakunya. Misalnya, bayi yang terus-menerus rewel,
mendadak tak mau menyusu, disertai muntah-muntah dan kejang yang tak lama
kemudian diikuti dengan menurunnya kesadaran, lemas, atau bahkan lumpuh.

Jika si kecil memperlihatkan gejala-gejala klinis tersebut, sebaiknya
orangtua tidak membuang waktu lagi untuk segera membawanya ke dokter. Semua
gejala tadi merupakan pertanda adanya suatu ketidakberesan di otak yang
diistilahkan dengan stroke. Jangan salah, stroke tak hanya terjadi di
kalangan dewasa atau orangtua saja, melainkan juga pada usia anak sampai 18
tahun, bahkan bayi baru lahir. Perlu diketahui, angka kejadian stroke pada
usia anak adalah 2-5 per 100.000 anak per tahun. Sedangkan di usia bayi
angka kejadiannya lebih besar, yakni bisa mencapai 25 per 100.000 bayi per
tahun.

*SULIT DIPREDIKSI*

Sebetulnya apa sih stroke? Stroke adalah gejala klinis yang kejadiannya
berlangsung sangat cepat akibat adanya gangguan di otak berupa perdarahan
maupun sumbatan. Berdasarkan lokasi terjadinya, gangguan ini bisa bersifat
lokal, dalam arti sebagian otak saja yang terkena atau mengenai seluruh
bagian otak. Mengenai waktunya, ada stroke yang berlangsung sementara dan
kondisi anak bisa membaik dengan sendirinya dalam waktu 24 jam. Akan tetapi
bisa juga stroke terjadi lebih lama atau bahkan menetap sehingga
meninggalkan gejala sisa. Yang paling menyedihkan, stroke pun bisa berakhir
dengan kematian.

Sayangnya, kejadian stroke yang berlangsung sangat cepat membuat
kedatangannya sulit sekali diprediksi. Sekali lagi, gejala awalnya bisa
disertai demam bisa juga tidak. Dengan demikian, untuk melakukan deteksi
dini, lagi-lagi orangtua hanya bisa "mengandalkan" pengamatan terhadap
gejala berupa gangguan penglihatan, keluhan sakit kepala, penurunan
kesadaran, kejang dan kelumpuhan.

*TERJADI PERDARAHAN DI OTAK*

Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi dua jenis, yaitu stroke
perdarahan dan stroke bukan perdarahan/iskemik. Stroke iskemik ini berkaitan
dengan sumbatan atau penyempitan pembuluh darah di otak. Stroke jenis ini
paling banyak terjadi pada usia anak. Kemungkinan penyebabnya ada banyak,
antara lain:

* Hipoksia/kekurangan oksigen, misalnya pada bayi baru lahir.

* Kekurangan vitamin K yang dapat menyebabkan pembuluh darah mudah pecah,
terutama pada bayi-bayi baru lahir.

* Kelainan jantung. Jantung yang bermasalah menyebabkan terganggunya suplai
darah, suplai makanan, dan suplai oksigen ke otak. Hal serupa juga dapat
terjadi pada pasien pascaoperasi jantung atau kateterisasi jantung.

* Benturan atau trauma kepala pada anak yang memungkinkan terjadinya
perdarahan pada otak.

* Penyebab idiopatik atau hal-hal yang tak diketahui pasti.

* Infeksi virus atau bakteri. Virus yang ganas atau penyakit karena bakteri bisa menyebar ke otak, misalnya ensefalitis/radang selaput otak. Contoh lain
adalah demam berdarah yang menye-babkan trombosit menurun drastis yang
mempermudah terjadinya perdarahan. Kalau perdarahan terjadi di otak bukan
mustahil anak pun mengalami stroke.

* Kelainan pembuluh darah kongenital atau istilahnya malformasi. Contoh,
pembuluh darahnya berbentuk gulungan-gulungan benang. Kalau
pembuluh-pembuluh darah yang mengalami kelainan ini ada di bagian otak, maka
bisa pecah kapan saja.

* Kelainan pembekuan darah seperti trombositopenia atau kadar trombosit yang
sangat rendah sehingga pembuluh darah jadi mudah pecah.

* Penyakit keganasan seperti leukemia, tumor, dan sebagainya.

* Stres, meski kejadiannya pada anak sangat jarang. Kalaupun memang stres,
dampaknya adalah akan ada tekanan pada aliran di pembuluh darah.
Selanjutnya, pembuluh darah ini akan menyempit dan terjadilah sumbatan ke
pembuluh darah otak. Kondisi semacam inilah yang dapat mempermudah
terjadinya stroke.

*PENANGANAN & PENCEGAHAN*

Untuk menangani stroke pada anak, tentunya pertama-tama dokter akan
mengidentifikasikan penyebabnya guna menegakkan diagnosis. Biasanya dokter
akan mengevaluasi riwayat kesehatan si anak; riwayat kelahiran anak, riwayat perkembangannya apakah pernah mengalami trauma kepala dan leher atau tidak,
penyakit infeksi apa saja yang baru dideritanya, riwayat pemberian obat,
riwayat keluarga dengan perdarahan, dan sebagainya. Jika dianggap perlu akan
dilakukan pula pemeriksaan darah.

Bila hasil pemeriksaan tersebut negatif alias tak bermasalah, maka akan
dikonfirmasi melalui pemeriksaan foto, bisa dengan pemeriksaan CT Scan, USG,
atau MRI. Sambil tetap dicari penyebabnya, anak pun menjalani pengobatan.

Serupa seperti penanganannya, pengobatan stroke pun tergantung pada
penyebabnya. Kalau stroke terjadi karena perdarahan, maka yang dilakukan
adalah tindakan untuk mengeluarkan darah tersebut. Jika karena infeksi suatu
penyakit, akan diberikan obat-obatan jenis antibiotika. Sementara bila
karena masalah pembuluh darah, maka kondisi pembuluh darah tersebut akan
diperba- iki dengan obat-obatan tertentu, misalnya jenis pengencer darah.
Lain lagi bila pada bayi-bayi baru lahir penyebabnya adalah kekurangan
Vitamin K, maka pengobatannya adalah pemberian Vitamin K. Atau bila kadar
hemoglobinnya sangat rendah, maka anak akan diberi transfusi darah atau
pasokan zat-zat pembeku darah seperti darah putih, dan lain sebagainya.

Sayangnya, tindak pencegahan stroke pada anak agak sulit dilakukan. Apalagi
bila masalahnya merupakan kelainan kongenital alias bawaan sejak lahir.
Misalnya, pembuluh darah yang mudah pecah, atau penyakit infeksi demam
berdarah yang berpeluang menyebabkan pembuluh darah bocor. Dikatakan sulit
karena perdarahan bisa terjadi secara spontan di area mana saja. Meski ada
juga yang masih berpeluang untuk dicegah, seperti stroke yang disebabkan
oleh kelainan jantung atau infeksi virus/bakteri. Tentu saja, itu bila
kondisinya tidak terlalu parah sehingga masih memungkinkan untuk
diperbaiki/diobati.

*MUSTAHIL BISA PULIH?*

Lalu bagaimana dengan peluang kesembuhannya? Peluang kesembuhan lagi-lagi
terpulang pada seberapa ringan atau beratnya stroke yang dialami anak.
Disamping seberapa dalam dan seberapa luas bagian otak yang terkena. Khusus
pada stroke ringan seperti jenis stroke iskemik/bukan perdarahan, biasanya
gangguan akan berakhir dalam waktu 24 jam pertama. Setelah itu kondisi anak
akan kembali membaik.

Sayangnya, sekitar 1/4 kasus-kasus stroke yang menimpa anak bersifat menetap
atau menimbul-kan gejala sisa. Artinya, berdampak pada kemampuan kognisi,
bahasa, maupun motorik anak. Misal, jika sebelumnya anak sudah lancar
bicara, maka akibat stroke yang dialami, bicaranya jadi kaku atau sulit,
kemampuan berpikirnya menurun sehingga berdampak pada prestasi belajarnya di
sekolah. Gerakan motoriknya pun amat mungkin terganggu, umpama gerakan
jalannya jadi kaku atau bahkan sama sekali tak bisa berjalan karena lemah.

Apa saja gejala sisa yang muncul akan tergantung pada area otak mana yang
terkena. Umumnya, yang paling banyak terkena adalah area motorik karena otak di bagian ini paling banyak memuat pembuluh darah. Tak heran kalau mayoritas
penderita stroke memperlihatkan gejala sisa berupa gangguan motorik.
Penanganan gejala sisa ini biasanya dilakukan dengan terapi, apakah itu
terapi bicara, motorik, atau lainnya.

Sedangkan, peluang kekambuhan stroke pada anak umumnya kecil sekali. Bahkan, jika stroke yang dialami anak tidak terlalu berat, ada kemungkinan anak akan
kembali normal 100 %. Soalnya, di usia anak otak masih mengalami proses
plasisitas atau masih berkembang. Terutama di usia 3 tahun pertama sampai
anak berusia 5 tahun. Selepas usia 5 tahun sampai usia 18 tahun, otaknya
masih tetap berkembang meski relatif perlahan alias tidak sepesat dan
sebagus di 0-5 tahun (usia emas). Dengan kata lain, meski pernah stroke,
masih ada harapan bagi anak untuk membaik dibandingkan bila stroke dialami
di usia dewasa. Dengan catatan, penyebabnya tidak berat.

*Dedeh Kurniasih*

*Konsultan ahli:*

*Dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A(K)., MMed (clinneurosei).*

*dari Bagian Spesialisasi Saraf Anak, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta*


On 9/25/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

dear all,

Hari Sabtu malam yll, keponakanku usia 4 tahun 10 bulan, dalam kondisi
tidur malam terbangun, kemudian muntah2 dua kali, setelah itu matanya
melotot seperti kondisi anak kejang, lidahnya menekuk, mulutnya menyot2
seperti orang stroke,  gaya bicara mendadak susah dan pelo, kondisi anak
dalam keadaan sadar. Oleh ortunya langsung di bawah ke RS (sampai saat ini
masih di opname), mendapat pertolongan di UGD, kondisi langsung normal
kembali. Oleh dokter anak yang merawatnya disarankan EEG tanpa dirujuk ke
sub spesialis neurologie anak, aku menyarankan adik iparku untuk
konsultasi dengan dr.Jimmy Pasat yg kebetulan praktek di RS tempat
keponakanku di opname.

Coba browsing, kondisi stroke pada anak disebabkan oleh faktor genetika
atau adanya kelainan pembuluh darah, diliat dari riwayat penyakit,
kakaknya (usia 8 tahun) sejak bayi (usia 5 bulan) sering sekali mengalami
step baik dalam keadaan demam (kejang demam) or dalam keadaan tidak demam, di vonis epilepsi ringan dan ke dua orang tuanya memang waktu kecil sering
mengalami step (terbatas kejang demam).

Moms n dads yang pernah punya pengalaman dengan anak balita stroke, please
sharringnya, adik iparku cukup stress memikirkan kondisi anaknya tsb ..

Thanks ya sebelumnya ...


salam,
rita.-

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]




--
Laksmi Juwita
Jualan : http://www.freewebs.com/aqua_marlin/
FS : [EMAIL PROTECTED]
Multiply : http://ummuauliya.multiply.com
Babyrate:http://www.ratemybabypics.com/view/ummu_auliya.html#comm
Blog:http://ummuauliya.blogspot.com (Not yet finish )



--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke