Cerita yg bagus ... mohon maaf bagi yg tidak berkenan ...

Selamat Idul Fitri 1427 H, Mohon Maaf Lahir Bathin.

M Tri Agus
YM! tri_agus38
Skype agustri10
http://triagus.multiply.com
----- Original Message ----- 
From: "Bayu Gautama" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, October 18, 2006 9:21 AM
Subject: Ida Arimurti Bunda, Luar Biasa!


Bunda, Luar Biasa!

 Seorang anak terlahir normal, tanpa cacat sedikit pun. Proses kelahirannya
berlangsung normal, tanpa operasi caesar. Tetapi proses panjang selama
sembilan bulan sebelum melahirkan itulah yang tidak normal. Bahkan, jika
bukan karena kuasa Allah, takkan pernah terjadi sebuah kelahiran yang
menakjubkan ini. Selain faktor Allah, tentu saja ada sang bunda yang teramat
luar biasa...

 Pekan pertama setelah mengetahui bahwa dirinya positif hamil, Sinta mengaku
kaget bercampur haru. Perasaan yang luar biasa menghinggapi seisi hidupnya,
sepanjang hari-harinya setelah itu. Betapa tidak, sekian tahun lamanya ia
menunggu kehamilan, ia teramat merindui kehadiran buah hati penyejuk jiwa di
rumah tangganya. Dan kenyataannya, Allah menanamkan sebentuk amanah dalam
rahimnya. Sinta pun tersenyum gembira.

 Namun kebahagiaan Sinta hanya berlangsung sesaat, tak lebih dari dua pekan
ia menikmati hari-hari indahnya, ia jatuh sakit. Dokter yang merawatnya tak
bisa mendiagnosa sakit yang diderita Sinta. Makin lama, sakitnya bertambah
parah, sementara janin yang berada dalam kandungannya pun ikut berpengaruh.
Satu bulan kemudian, Sinta tak kunjung sembuh, bahkan kondisinya bertambah
parah. Dokter mengatakan, pasiennya belum kuat untuk hamil sehingga ada
kemungkinan jalan untuk kesembuhan dengan cara menggugurkan kandungannya.

 Sinta yang mendengar rencana dokter, langsung berkata "tidak". Ia rela
melakukan apa pun untuk kelahiran bayinya, meski pun harus mati. "bukankah
seorang ibu yang meninggal saat melahirkan sama dengan mati syahid?" ujarnya
menguatkan tekad.

 Suaminya dan dokter pun sepakat menyerah dengan keputusan Sinta. Walau
mereka sudah membujuknya dengan kalimat, "kalau kamu sehat, kamu bisa hamil
lagi nanti dan melahirkan anak sebanyak kamu mau". Namun Sinta tak
bergeming. Janin itu pun tetap bersemayam di rahimnya.

 Waktu terus berjalan, memasuki bulan ketiga, Sinta mengalami penurunan
stamina. Keluarga sudah menangis melihat kondisinya, tak sanggup melihat
penderitaan Sinta. Tak lama kemudian, dokter menyatakan Sinta dalam keadaan
kritis. Tidak ada jalan lain, janin yang sudah berusia hampir empat bulan
pun harus segera dikeluarkan demi menyelamatkan sang bunda.

 Dalam keadaan kritis, rupanya Sinta tahu rencana dokter dan keluarganya. Ia
pun bersikeras mempertahankan bayinya. "Ia berhak hidup, biar saya saja yang
mati untuknya". Santi pun memohon kepada suaminya untuk mengabulkan
keinginannya ini. "Mungkin saja ini permintaan terakhir saya Mas, biarkan
saya meninggal dengan tenang setelah melahirkan nanti. Yang penting saya
bisa melihatnya terlahir ke dunia," luluhlah sang suami. Pengguguran
kandungan pun batal.

 Bulan berikutnya, kesehatan Sinta tak berangsur pulih. Di bulan ke enam
kehamilannya, ia drop, dan dinyatakan koma. Satu rumah dan dua mobil sudah
habis terjual untuk biaya rumah sakit Sinta selama sekian bulan. Saat itu,
suami dan keluarganya sudah nyaris menyerah. Dokter dan pihak rumah sakit
sudah menyodorkan surat untuk ditandatangani suami Sinta, berupa surat izin
untuk menggugurkan kandungan. Seluruh keluarga sudah setuju, bahkan mereka
sudah ikhlas jika Allah berkehendak terbaik untuk Sinta dan bayinya.

 Seorang bunda memang selalu luar biasa. Tidak ada yang mampu menandingi
cintanya, dan kekuatan cinta itu yang membuatnya bertahan selama enam bulan
masa kehamilannya. Maha Suci Allah yang berkenan menunjukkan kekuatan cinta
sang bunda melalui Sinta, menjelang sang suami menandatangani surat izin
pengguguran, Santi mengigau dalam komanya. "Jangan, jangan gugurkan bayi
saya. Ia akan hidup, begitu juga saya" Kemudian ia tertidur lagi dalam
komanya.

 Air mata meleleh dari pelupuk mata sang suami. Ia sangat menyayangi isteri
dan calon anaknya. Surat pun urung ditandatanganinya, karena jauh dari rasa
iba melihat penderitaan isterinya, ia pun sangat memimpikan bisa segera
menggendong buah hatinya. Boleh jadi, kekuatan cinta dari suami dan isteri
ini kepada calon anaknya yang membuat Allah tersenyum.

 Allah Maha Kuasa. Ia berkehendak tetap membuat hidup bayi dalam kandungan
Sinta meski sang bunda dalam keadaan koma. Bahkan, setelah hampir tiga
bulan, Sinta tersadar dari komanya. Hanya beberapa hari menjelang waktu
melahirkan yang dijadwalkan. Ada kekuatan luar biasa yang bermain dalam
episode cinta seorang Sinta. Kekuatan Allah dan kekuatan cinta sang bunda.

 Bayi itu pun terlahir dengan selamat dan normal, tanpa cacat, tanpa operasi
caesar. "Mungkin ini bayi termahal yang pernah dilahirkan. Terima kasih
Allah, saya tak pernah membayangkan bisa melewati semua ini," ujar Sinta
menutup kisahnya.

 Bayu Gawtama
amazing buat Sinta, ibu yang mengagumkan. Maha Suci Allah



--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke