FYI.........(dari millis tetangga)


E-mail tentang Autis ini sudah lama ada. 

Bahan yang terdapat pada vaksin yang dapat menyebabkan autis adalah
Thimerosal. Ditemukan pada vaksin MMR di luar negeri. Sampai sekarang
masih DIDUGA, dan tidak ada bukti pasti menyebabkan Autis.
Vaksin MMR dan vaksin lainnya yang dipakai di Indonesia tidak mengandung
Thimerosal, jadi aman dari penyebab autis.

Setiap tindakan penyuntikan (bukan hanya vaksinasi) tetap ada resikonya,
walaupun < 1%, karena kita memasukkan virus hidup/mati ke dalam tubuh.
Masing2 tubuh dapat bereaksi berbeda terhadap sesuatu zat yang
dimasukkan. Ini juga yang dapat menjelaskan ada pasien yang meninggal
setelah beberapa jam disuntik campak atau vaksinasi Polio. Tidak bisa
disama ratakan untuk semua orang. 

Tidak semua yang di internet beritanya dapat dipercaya. Kalau mau
mencari info yang dapat dipercaya, cari yang alamat belakangnya .edu
atau .gov (government) atau .org (organisasi).

Jadi, kembali ke kita orang tua, kalau kurang yakin bisa ditunda
pemberian vaksinasi. Hanya perlu diingat, bahwa vaksinasi sangat penting
untuk pencegahan penyakit2 berbahaya, juga mengurangi kematian.

 

other info......


Vaksin penyebab Autis

Buat para Pasangan MUDA. om dan tante yg punya keponakan... atau bahkan
calon ibu ... perlu nih dibaca ttg autisme.. Bisa di share kepada yang
masih punya anak kecil supaya ber-hati2........ Setelah kesibukan yang
menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku
"Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless, MD yang
diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo.

Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp.
50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali
baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme
Spectrum Disorder.

Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis.
Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey
memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan
vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam
vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu
positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari
Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum
Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang
mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir
tahun 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya
selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar
yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan
memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh
Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI
sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah.
Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang
gluten dan casein, harus terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya harus
dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar
biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak
di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku
tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih
mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah
terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor
dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke
puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang
sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang
tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif
dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah
bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB
yang tidak mengandung Thimerosal.

Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang
tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi,
jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa,
apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang
untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen,
terapi ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai
berbulan-bulan), yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya.

Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan
teman- teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang
membebaskan diri dari belenggu Autisme.

"Let's share with others... Show them that WE care!"



     mama Joseph


 





    
----------------------------------------------------
EMAIL DISCLAIMER
    
This email and any files transmitted with it is 
confidential and intended solely for the use of
the individual or entity to whom it is addressed.
Any personal views or opinions stated are solely 
those of the author and do not necessarily 
represent those of the company.
   
If you have received this email in error 
please notify the sender immediately. 
Please also delete this message and 
attachments if any from your computer.

Kirim email ke