Saya ikutan nimbrung ya...
  Pengen sharing aja dari segi pengelola yayasan. Mungkin bisa sedikit membantu 
kita melihat masalah ini dari sisi yg lain.
   
  Dalam satu perjanjian kerja, di atas kertas yg terlibat adalah pihak: majikan 
- tenaga kerja - yayasan (3 pihak utama). Namun secara praktisnya kadang malah 
ditambah pihak keluarga si tenaga kerja, belum lagi si pembawa tenaga kerja 
dari kampung. Dari begitu banyak pihak yg terlibat, akan sangat susah dicapai 
suatu keadaan yg betul-betul ideal. Kadang 3 pihak utama tidak ada masalah, eh, 
malah dari pihak keluarga tk yg suka telpon-telpon, mau dikawinkan lah, mbah 
lagi sakit lah... dsb. Keadaan ini kami tahu betul. Kasus yayasan yg 
bersekongkol dgn tenaga kerja juga banyak, tidak saya pungkiri walupun saya 
sendiri adalah pengelola yayasan. Kadang ada juga si pembawa tenaga kerja yg 
'nakal', si tenaga kerja diajarin utk cabut sesudah masa garansi habis, utk 
kemudian dibawa lagi ke yayasan lain, dgn demikian dia akan mendapatkan fee 
lagi. 
  Jadi dalam satu kasus, akan sangat susah jika kita langsung mengcap bhw pihak 
inilah yg gak benar. Kadang pihak keluarga dan tenaga kerja bisa saja 
bersekongkol, alasannya mungkin ibunya sakit keras, manggilin nama anaknya 
terus, dsb. Dgn begitu, si yayasan juga bisa saja tertipu. Atau kadang si 
tenaga kerja yg dibohongi oleh pihak keluarga dia sendiri. Maksud hati ingin 
segera mengawinkan anaknya. 
   
  Dan juga satu hal yg sangat menyolok sekali adalah kita berhubungan dgn 
kalangan yg secara pendidikan dikategorikan rendah. Rendahnya pendidikan sgt 
mempengaruhi cara berpikir seseorang (walaupun ada faktor lain tentunya). 
Kata-kata mereka susah sekali dipegang. Hari ini bilang A, besok mungkin sudah 
berubah jadi B. Jadi kadang jika si tenaga kerja di rumah majikan 
menjelek-jelekan pihak yayasan, majikan juga mesti meng-filter. Dicari 
kebenarannya. Kami juga, jika ada tenaga kerja yg mengatakan hal jelek ttg 
majikan, e.g: di rumah majikan makan cuma sama sepiring nasi dan sepotong tempe 
goreng lah, kerja terus gak ada istirahatnya lah, dsb, kami memilih 
mengkonfirmasikan ke majikan. Betul gak seperti itu. Yg ada mereka bilang, 
"saya sudah kasih dia duit 5.000 utk beli lauk di warung nasi dekat rumah, eh, 
yg dibeli hanya tempe sepotong, sisa uangnya disimpan sama dia." Nah kan, 
faktanya jadi dibalik bukan sama si tenaga kerja. 
   
  Dengan begitu beragamnya faktor yg mempengaruh, kita harus lebih jeli melihat 
akar penyebabnya. Tulisan ini bukan utk memihak siapa-siapa, apalagi membela 
diri sbg yayasan. Cuma sekedar point of view dari pihak yg berhubungan langsung 
dgn tenaga kerja. 
   
  Kami sendiri, selalu merevisi peraturan di tempat kami. Berkat milis ini juga 
kami mendapat banyak masukan (saya pendengar pasif di BA ini). Contoh 
simpelnya: ternyata sebagian majikan tidak suka kalo tenaga kerja balik dulu ke 
yayasan ketika pulang kampung pas lebaran. Karena takutnya si tenaga kerja 
dipengaruhi yayasan utk tidak balik. Padahal tadinya kami berpikir ini 
merupakan bentuk tanggung jawab kami, utk memastikan si tenaga kerja pulang ke 
kampung dgn selamat. Dari sini kami merevisi kebijaksanaa kami. 
  Ini hanya segelintir contoh. Kami juga merevisi skema pengambilan tenaga 
kerja di tempat kami utk pengambilan tenaga kerja mulai dari bulan Nov 06, 
yaitu jaminan uang Admin kembali jika kami tidak ada stok saat majikan tidak 
cocok atau tenaga kerja tidak betah. 
  Terus terang dgn memberikan servis ini, kami kadang menderita kerugian. Tapi 
kami percaya sejauh kami berniat baik dan berpikir positif serta tidak ada 
maksud sedikit pun utk menipu/merugikan pihak manapun, pasti ada jalan yg sudah 
disediakan oleh Dia yg di atas :). Sebenarnya intinya kami ingin membantu 
mereka mendapatkan pekerjaan yg lebih berguna dibanding mereka hanya di kampung 
saja. Saya banyak mendengar langsung dari mereka perihal keadaan mereka di 
kampung. Utk sampe kelaparan sih tidak, karena mereka menanam sendiri bahan2 
makanan, tapi kalo utk sejahtera, cukup sandang dan pendidikan, kok rasanya 
sulit. Kami suka menasehati mereka dan coba dibandingkan keadaan adik2 atau 
anak2 di kampung antara sebelum dan sesudah mereka bekerja di kota. Ada 
peningkatan hidup bukan? Tapi tetap aja... kadang understand kadang ora ngerti.
   
  Demikian dari saya. Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan.
   
  Regards,
  .ermina. 
   
   

                
---------------------------------
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Kirim email ke