Bu , umur berapa?

ini ada artikelnya
semoga membantu

www.mediaquran.com
=================

Dear mbak Hera,

Mimisan pada anak umumnya jarang yang serius,
kecuali kalau diikuti
perdarahan lain seperti perdarahan gusi, atau
perdarahan di bawah
kulit.
Bisa juga jadi serius kalau mimisannya banyak
sekali. Pada anak-anak,
mimisan biasanya sering terjadi karena udara yang
kering, iritasi
membrane
dalam hidung, atau kelembaban yang kurang, apalagi
saat winter (di
negara 4
musim). ISPA/ infeksi lainnya, serta alergi jg
sering menyebabkan
mimisan,
penyebabnya apa belum diketahui dengan pasti. Dan
pada orang yg
septum
hidungnya mengalami deviasi katanya cenderung jadi
sering mengalami
mimisan
ini.

Spt disebutkan dr. Eka, ada jalinan pembuluh darah di
hidung (plexus
nasalis) yang "istimewa" yaitu plexus kisselbach.
Begitu tipisnya
jaringan
ini, sehingga mudah pecah, dan terjadilah mimisan
(epistaxis).

Betul sekali, 85% penyebab mimisan tidak diketahui.
Beberapa hipotesis
muncul, terutama dikaitkan dengan sifat dari dinding
pembuluh darah
(termasuk hipotesis inflammasi endothel yang begitu
rumit, aku ya nggak
mudheng kok Agnes hehehe ....)

Penanganan spt disebutkan Ibu Agnes ini (hmm, hmm)
biasanya mampu
mengatasi
masalah, bila memang tidak ada penyebab yang spesifik
(misalnya
gangguan
perdarahan/koagulasi, sehingga dr Eka menyarankan
pemeriksaan
laboratorium
agar jelas masalahnya).

Perlu diketahui, ada dua tipe epistaxis : anterior (yg
sering terjadi
pada
kiesselbach, 90%) dan posterior (di bagian belakang
hidung,
nasofaring).

Tindakan penekanan/kompresi biasanya sudah ampuh untuk
tipe anterior.
Sedangkan tipe posterior biasanya memerlukan bantuan
dokter. Gampangnya
membedakan begini, yang anterior biasanya hanya
terjadi pada 1 lubang
hidung, anak tidak merasakan adanya tetes darah menuju
faring atau
mulut
atau merasa menelan darah, kita tidak bisa melihat
tetesan darah di
faring/belakang rongga mulut.

Kalau pada dua lubang hidung, anak mengatakan ada
tetes darah di
nasofaring
atau kita melihat adanya tetesan tersebut, mengarahkan
ke tipe
posterior.
Kalau terjadi yang posterior, ada baiknya dibawa ke
dokter, karena
cenderung
tidak berespon terhadap teknik kompresi.

Nenek kita punya kebiasaan mendongakkan kepala cucunya
saat mimisan,
ini
kurang tepat. Lebih tepat, posisi kepala justru
dimajukan dan
ditundukkan
agar darah mengalir lancar, tidak merangang anak untuk
menyentakkan
nafas
di
hidungnya. Paling enak dengan duduk di kursi tapi
membelakangi sehingga
kepala bisa diletakkan pada punggung kursi, atau kita
pangku dengan
sedikit
membungkuk. Ini agar darah tidak mengalir ke bagian
belakang rongga
hidung,
yang bisa sampai masuk ke saluran cerna atau saluran
nafas.

Nenek juga punya kebiasaan memasukkan gulungan daun
sirih. Ini bisa
dipakai,
tunggu sekitar 5 menit, kemudian diambil. Saya
menganjurkan, bila
dengan
cara 5 menit ini belum berhenti, maka sebaiknya dibawa
ke dokter agar
jelas
apa yang terjadi.

Sekalian juga yang sering terjadi pada anak-anak
adalah masuknya
biji-bijian
makanan (sering terjadi pada hari-hari lebaran, natal
atau tahun baru)
ataupun mainan ke lubang hidung. Kadang langsung
diketahui, kadang
sampai
tercium bau busuk dari hidung saking lama tidak
ketahuan.

Kadang kalau biji itu kecil, bisa saja tiba-tiba masuk
ke nasofaring,
turun
kemudian dibatukkan oleh anak. Tetapi yang sering,
biji itu cukup besar
sehingga bertahan di lubang hidung, menghambat
pernafasannya.

Silakan dibawa ke dokter agar bisa segera ditangani.
Beberapa tindakan
orang
tua untuk mencoba mengeluarkan sendiri, justru
berisiko makin mendorong
masuk ke lubang hidung. Ada teknik tersendiri yang
sederhana tetapi
efisien
untuk mengeluarkan benda asing di hidung ini.

--
tonang
--- buah semangka berdaun sirih, aku begini, engkau
begitu, tidak
ketemu
...

MIMISAN BUKAN PENYAKIT
Sumber: Intisari - Oktober 2001


Perdarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi
merupakan indikasi
adanya
suatu gangguan. Kasus yang dialami Anwar tadi termasuk
ringan dan
sumbernya
dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga
hidung saja.
Pasalnya di
bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada
umumnya ini terjadi
pada
anak yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya
tipis.

Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi
perubahan cuaca,
teriritasi
gas yang merangsang, dll. Misalnya dari tempat yang
panas ke tempat
yang
dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah.
Pada anak acap kali
juga
hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau
benda kecil lain
yang
menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus
ini biasanya
dengan
tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungnya.
"Namun setelah anak
lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena
pembuluh serta sel
lendir
pada rongga hidung sudah lebih kuat," tambah dr.
Bambang.

Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari
dalam atau
posterior
karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit
serius seperti demam
berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada
rongga hidung atau
nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan
darah hemofilia
(tidak
memiliki zat pembeku faktor VIII), penyakit
kardiovaskuler, dll.

Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih
sering (setiap 1 - 2
hari)
dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit
diatasi. Perdarahan
posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa
walaupun tidak
menutup
kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya,
khususnya kalau terjadi
infeksi, demam berdarah, atau leukemia. "Kalau darah
keluar sampai
berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 l, harus segera
diatasi, jangan
sampai
terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih
parah terjadi shock
(turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti
pingsan)."

Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan
pemasangan tampon
posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon
harus dimasukkan
ke
dalam.
Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti
lebih lanjut
penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan
darah yang keluar
saja
sebab tidak akan terdeteksi penyebab yang tepat.

Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seseorang
dengan kelainan
tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala
stroke, karena
perdarahan
bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis
karena tekanan
darah
tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh dan tidak
terduga terjadinya.
Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi
perdarahan pada hidung
berindikasi bahwa tekanannya sedang tinggi atau naik
dan tentunya ia
harus
waspada.

Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi
bisa karena sinus
paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih
parah adalah
infeksi
karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.

Tentu saja yang terparah kalau terjadi suatu keganasan
pada rongga
hidung
atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan
pembedahan
melainkan
hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.

Wanita hamil ada kalanya juga bisa mengalami
epistaksis karena gangguan
hormonal. Namun, sepanjang hanya pada batas normal,
tidak perlu
dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung
sudah pada taraf
serius, memang harus segera diatasi agar tidak
mempengaruhi
perkembangan
sang janin.

Dr. Bambang Hermani menekankan tiga prinsip utama
kalau melihat
seseorang
mengalami perdarahan hidung. Pertama-tama
menanggulangi atau
menghentikan
perdarahannya, mencegah terjadinya komplikasi serta
epistaksis. Bila
sampai
terjadi shock, memperbaiki keadaan si pasien dulu
secara umum.

Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan
pemasangan tampon
tadi
lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku
darah), sambil
menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.

Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam
posisi duduk.
Kalau
keadaannya terlalu lemah, baringkan dengan meletakkan
bantal di
belakang
punggungnya.

Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan
alat pengisap untuk
membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon
kapas yang sudah
dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam
rongga hidung. Tampon
dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dapat
diketahui apakah
sumber
perdarahan dari anterior atau posterior.



DUH, SI KECIL KOK MIMISAN TERUS?

Mimisan atau keluarnya darah yang mengalir dari
hidung, kerap terjadi
begitu
saja pada si kecil. Namun, bila darah yang keluar
berjumlah banyak dan
sulit
dihentikan, Anda perlu waspada.

Sebenarnya, mimisan tidak hanya terjadi pada
anak-anak, tetapi juga
pada
orang dewasa. Namun, menurut dr. Suranto, Sp.THT,
mimisan lebih banyak
terjadi pada balita dibandingkan orang dewasa. Ini
disebabkan, selaput
lendir hidungnya masih tipis sehingga pembuluh darah
mudah pecah.
Sedangkan
mimisan yang terjadi pada orang dewasa, umumnya
terjadi pada wanita
yang
tengah mengalami fase menstruasi karena kerja pembuluh
darah lebih lama
dibandingkan saat tidak menstruasi. Sehingga jika
bagian hidung
terluka,
darah yang keluar akan lebih banyak.

Selain tipisnya selaput lendir, mimisan juga terjadi
karena pecahnya
pembuluh darah di hidung anak, tumor di hidung, tumor
di sinus
paranasal
atau tumor di nasofaring. Pecahnya pembuluh darah di
hidung paling
banyak
disebabkan oleh kebiasaan buruk anak. Misalnya, sering
mengutak-utik
kotoran
hidung (mengupil) sehingga pembuluh darah di sekitar
hidung rusak atau
mengalami infeksi.

Pecahnya pembuluh darah pada hidung juga bisa dipicu
oleh udara yang
terlalu
dingin, atau kondisi udara yang terlalu kering. "Bisa
juga lantaran
penggunaan obat hidung yang disemprotkan atau disedot
secara
berlebihan,
sehingga terjadinya iritasi lapisan mukosa hidung.
Iritasi pun bisa
disebabkan ngupil terlalu keras. Hal itu menyebabkan
pembuluh darah
pecah
atau membuat luka di dalam hidung," jelas Dokter
spesialis THT di RS
Harapan
Kita, Jakarta ini.

Selain itu, pecahnya pembuluh darah juga sering
terjadi pada penderita
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pada penderita
tekanan darah
tinggi,
ada gangguan mekanisme pembuluh darah, sehingga
pembuluh darah pada
bagian
hidung pecah. Akibatnya terjadilah mimisan. Biasanya,
jumlah darah yang
keluar banyak dan penderita harus segera dibawa ke
dokter.

Mimisan juga bisa disebabkan oleh adanya kecelakaan,
misalnya,
kecelakaan
yang mengakibatkan benturan di hidung. Pendarahan yang
terjadi, bukan
hanya
akibat pembuluh darah yang pecah, tapi juga akibat
rusaknya selaput
lendir.
Terutama bila benturan yang terjadi pada bagian wajah,
kepala,
perdarahan
dibagian atas kepala, serta adanya luka pada hidung.
Apabila aliran darah segera terhenti dalam 20 menit
dan darahnya tidak
berwarna merah segar, Anda tidak perlu khawatir.

Tanda Penyakit Serius

Sebenarnya, terang Suranto, secara umum mimisan
bukanlah hal yang
membahayakan. Namun, jika darah yang keluar sangat
deras dan sulit
dihentikan, barulah orangtua harus mewaspadainya.
Pasalnya, mimisan
yang
deras bisa jadi merupakan tanda si kecil menderita
penyakit yang
serius.
Misalnya, mengalami anemia, leukemia, malaria,
hemofilia atau penyakit
perdarahan lainnya.

Pendarahan deras lewat hidung juga bisa menandakan
adanya tumor .
"Mimisan
ini hanya gejala dini saja, sebab bila tumornya sudah
membesar,
gejalanya
akan bertambah parah, yaitu adanya sumbatan pada
hidung," paparnya.
Apabila
frekuensi perdarahan di hidung terlihat sering, segera
bawa si kecil ke
dokter.



TREATMENT OF NOSEBLEEDS

There are many misconceptions and folk tales about how
to treat
nosebleeds.
Here's a list of do's and don'ts:

Do:
1. Remain calm. A nosebleed can be frightening but is
rarely serious.
2. Keep your child in a sitting or standing position.
Tilt his head
slightly
forward.
Have him gently blow his nose if he is old enough.
3. Pinch the lower half of your child's nose (the soft
part) between
your
thumb and finger and hold it firmly for a full ten
minutes. If your
child
is old enough, he can do this himself. Don't release
the nose during
this
time to see if it is still bleeding.
Release the pressure after ten minutes and wait,
keeping your child
quiet.
If the bleeding hasn't stopped, repeat step 3. If
after ten more
minutes of
pressure the bleeding hasn't stopped, call your
pediatrician or go to
the


On 12/17/06, MD <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
All..

ada yang tahu info pertolongan pertama untuk mimisan?
varley bangun tidur keluar darah byk bgt dari hidung, tpi badannya gak panas,.. 
sama pembantu di sumpelin daun sirih..
uda mendingan sic,, tpi tadi plg gereja malah keluar lagi.. knp ya???

ada info gak, minum obat apa?.. soale hari minggu gini gak ada dokter..

tks 4 help


cheers
Meidy



--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke