Akses Internet Se-Asia Ngadat
Efek Gempa Taiwan yang Putuskan Kabel Bawah Laut TAIPEI - Jaringan telepon internasional dan layanan internet di Asia Selasa malam (26/12) terganggu. Hal itu terjadi beberapa jam setelah gempa bumi berkekuatan 6,7 skala Richter mengguncang Taiwan Selatan pada pukul 20.26 waktu setempat atau pukul 19.26 WIB. Selain menyebabkan kerusakan hebat di kota Hengchun dan dua korban tewas, gempa yang terjadi bersamaan dengan dua tahun peringatan tsunami di Asia itu juga merusak jaringan kabel telekomunikasi utama (backbone) bawah laut. Akibatnya, fasilitas komunikasi internasional melalui telepon dan internet di Taiwan dan Korea Selatan terputus. Getaran gempa juga membuat panik penduduk Taipei, 450 kilometer di utara pusat gempa (episentrum). Liao Ching-ling, manajer Hotel Ambassador, menyatakan bahwa gempa Selasa malam menciptakan getaran yang terhebat yang pernah dia rasakan. "Gedung tiba-tiba bergoyang, para tamu panik dan berlarian keluar dari kamar menuju ke jalan depan hotel," ujarnya Di Hengchun, sebuah gedung empat lantai ambruk dan menewaskan dua orang serta melukai enam orang lainnya. Kebakaran juga terjadi di beberapa gedung. Grmpa itu juga merusak jalan dan jembatan di kota Taiwan Selatan. Chunghwa Telecom Co., perusahaan penyedia jasa telepon terbesar di Taiwan, menyatakan bahwa gempa Selasa malam menyebabkan dua sambungan (lines) kabel bawah laut di Selat Taiwan tak berfungsi. Sistem jaringan komunikasi kabel bawah laut Taiwan terdiri atas tujuh sambungan yang melintang dari sisi utara hingga selatan kepulauan Taiwan. Saat gempa merusak dua sambungan, lima sambungan yang lain langsung terganggu kaena saling terkait (interconnected). Chunghwa menyatakan, upaya perbaikan harus dilakukan dengan menarik kabel ke permukaan laut dan dilakukan perbaikan dari kapal. Jika pekerjaan perbaikan berlangsung normal, diperlukan waktu sekitar tiga minggu. Dikhawatirkan, kerusakan itu akan menggangu aktivitas perekonomian Taiwan sebagai negara dengan perekonomian terbesar kelima di Asia serta beberapa negara tetangga seperti Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Gempa memutus 50-60 persen sambungan telepon yang dilayani Chunghwa. Beberapa di antara jaringan telepon itu tersambung ke Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara. Layanan sambungan ke Amerika Serikat, yang mencapai 60 pesen dari sambungan internasional, ikut putus. Di Hongkong, perusahaan telekomunikasi dan operator internet terbesar, PCCW Ltd., separo dari layanannya terputus kemarin. Banyak pengguna internet gagal mengakses websites di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korsel. "Di Tiongkok, layanan internet juga terputus dan sebagian berjalan sangat lambat di Beijing," ujar pejabat dari China Netcom, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok. Sebagaian pebisnis di Beijing mengaku mengalami gangguan internet sejak kemarin. China Telecom Corp, perusahaan operator telepon terbesar di Tiongkok, menyebutkan bahwa CCTV, jaringan televisi milik pemerintah, telah mengontak rekan perusahaannya di AS dan Eropa menggunakan jaringan satelit untuk pemakaian jangka pendek. KDDI Corp., operator telepon internasional Jepang, menyatakan bahwa jaringan telepon kabel di Jepang terhenti beberapa jam pascagempa. Juru bicara perusahaan, Haruhiko Maeda, menyatakan bahwa pelanggan sampai kemarin belum bisa melakukan kontak ke India dan Timur Tengah, yang biasanya selalu menggunakan jaringan kabel di Taiwan. Maeda menyatakan, perusahaan akan mencari jaringan baru (rerouting) ke AS dan Eropa. "Namun, perusahaan tidak tahu berapa lama perbaikan akan berlangsung." Menteri dalam negeri dan komunikasi Jepang menyatakan, layanan roaming internasional dari tiga perusahaan telekomunikasi terbesar Jepang, NTT DoCoMO, KDDI, dan Softbank, mengalami gangguan. Mendagri Jepang Akira Yamanaka menyatakan pengguna telepon di Jepang kesulitan mengontak melalui handphone ke beberapa negara, khususnya Taiwan. KT Corp., perusahaan telekomunikasi terbesar di Korea Selatan, mengatakan bahwa beberapa di antara saluran internasionalnya terputus akibat gempa. "Enam kabel bawah laut tidak bekerja akibat gempa bumi di dekat Taiwan. Kami akan berusaha sebaik-baiknya memulihkan layanan secepatnya," ujar pernyataan resmi perusahaan kepada Reuters. Di Indonesia, putusnya jaringan utama (backbone) kabel bawah laut di Taiwan menyebabkan jaringan internet mati dan hanya bisa mengakses secara lokal (domestik). Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sylvia Sumarlin menyatakan, akibat gempa di Taiwan, jaringan internasional yang disediakan ISP (internet service provider) di Indonesia dan di semua negara di Asia Pasifik, putus. "Semua ISP di Indonesia memakai fiber optik sebagai backbone utamanya, dan memanfaatkan satelit sebagai back up. Dengan adanya kejadian ini, semua saluran internasional tersendat sekarang," katanya. Gangguan telekomunikasi di Indonesia diungkapkan oleh Vice President Public and Marketing Communication PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Muhammad Awaluddin. "Bencana yang merusak jalur internet di Taiwan berdampak sangat serius terhadap koneksi Internet di Indonesia. Termasuk koneksi yang dilakukan melalui broadband Speedy maupun Telkomnet Instan," jelasnya. Koneksi internet yang disediakan Telkom mengalami pukulan hebat. Sekitar 80 persen kapasitasnya bermasalah. Awaluddin menjelaskan, Telkom menggunakan dua jalur trafik Internet. Yakni yaitu via STIX (Singapore Telecom Internet Exchange) dengan Total Bandwidth 4 x STM-1 (4 x 155 Mbps) dan TMHK (Telecom Malaysia Hong Kong) dengan Total Bandwidth 3 x STM-1 (3 x 155 Mbps). Jalur STIX adalah Indonesia-Singapore-Hongkong-via Jepang, Korea dan Taiwan ke Amerika. Saat ini, lanjutnya, terjadi gangguan pada segmen Hongkong-Taiwan dan segmen Hongkong-Korea. Gempa besar telah menyebabkan tsunami dengan gelombang laut yang merusak kabel serta landing station yang ada di Taiwan. "Semua traffik internet STIX ke Amerika sekarang hanya melalui Jepang sehingga mengakibatkan kepadatan pada jalur tersebut. STIX sendiri masih menunggu pernyataan resmi dari konsorsium kabel. Estimasi perbaikan menurut SingTel adalah 12 jam." Sedangkan jalur trafik Internet TMHK adalah Indonesia-Malaysia-Hongkong-Taiwan-Amerika. Kejadian yang sama menyebabkan kerusakan jalur kabel yang dilewati TMHK yang meliputi jalur APCN, SMW3, Flag, ChinaUS dan APCN2. Saat ini hanya APCN2 yang masih dalam kondisi baik. Upaya-upaya yang telah dilakukan TMHK adalah melakukan re-route trafik ke Eropa, namun dengan kapasitas yang sangat terbatas. "Gangguan trafik Internet ini benar-benar di luar dugaan dan tentunya sangat tidak kita inginkan. Kami berharap perbaikan jalur trafik akan berlangsung cepat sehingga koneksi ke situs-situs di luar negeri kembali normal," kata Awaluddin. Gangguan telekomunikasiini ternyata tidak berimbas pada perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). "Sampai saat ini perdagangan di BEJ normal belum ada keluhan dari investor," ungkap Direktur Perdagangan BEJ MS Sembiring. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar investor asing sudah mengambil liburan akhir tahun. Sementara untuk perdagangan lokal, BEJ memakai sistem internal untuk fiber optiknya. " Fiber optic dari sistem tersebut langsung terhubung dari BEJ ke Anggota Bursa (AB). Karena itu berjalan normal." Pakar telematika Roy Suryo menjelaskan, jaringan internet sejak dibangun pada 1999 memiliki bentuk menyerupai jaring laba-laba dengan garis tipis dan tebal. "Jaringan tebal dan besar itulah (backbone, Red) yang terkena gempa di Taiwan," katanya. Akibatnya, rute dari Indonesia ke mancanegara terganggu. Karena jaringan terbuat dari fiber optic dan berada di kedalaman laut, memperbaikinya tentu tidak mudah. "Saya tidak bisa memperkirakan, tapi bisa jadi minimal akan memakan waktu lima bulan," ujarnya. Sebab, jaringan kabel laut itu sudah robek akibat gempa dan tsunami di Taiwan. Padahal, jaringan tersebut melingkupi kawasan Asia. Menurut dia, alternatif yang bisa dilakukan adalah melakukan back up satelit dengan meningkatkan kapasitas rute. "Tapi, dampaknya, orang berinternet akan membayar lebih mahal," jelasnya. Alternatif lain adalah membuat sambungan jaringan bawah laut baru melalui Hongkong, Amerika Serikat, atau Australia. "Ini juga rentan terjadi peristiwa serupa," tambahnya. Apalagi, pemindahan sambungan via satelit -baik ke Hongkong maupun Singapura- juga tidak mudah karena melalui fiber optic yang berada di pusat gempa. Roy berpendapat, peristiwa yang menghebohkan dunia maya itu bisa menjadi pelajaran berharga agar kita tidak terlalu bergantung pada pihak luar dalam hal infrastruktur. "Kita sudah terbiasa dengan gratisan, ya begini risikonya," jelasnya. Dengan kejadian itu, seharusnya server nasional bisa terlecut untuk memberdayakan diri. "Terbukti kan yang pakai server nasional (.id, Red) seperti saya, komunikasi internet tidak terganggu," katanya. (kia/(aan/ap)